Jane Eyre
Charlotte Brontë
Lulu Wijaya (Terj.)
GPU – Oktober 2010
668 Hal.
Jane Eyre, adalah seorang gadis yatim piatu. Ia dititipkan pada paman dan bibinya. Sejak awal, Mrs. Reed tidak menyukainya. Tapi ia terpaksa merawat Jane Eyre karena janjinya pada almarhum suaminya. Hidup di tengah-tengah orang yang tidak menyukainya, sungguh membuat Jane menderita. Ia dikucilkan, dianggap nakal dan tidak sopan, padahal ia jauh lebih baik daripada ketiga sepupunya, anak-anak Mrs. Reed.
Akhirnya, ada kesempatan untuk Jane keluar dari rumah itu. Ia dikirim ke sebuah sekolah asrama di Lowood. Di sana, meskipun semuanya serba ketat, Jane merasa lebih beruntung karena keluar dari rumah Mrs. Reed
Sampai usia 18 tahun, Jane tinggal di sana. Hingga pada suatu titik, ia merasa ia harus melihat dunia luar. Ia pun menulis surat lamaran pekerjaan untuk menjadi guru pribadi di rumah orang-orang kaya. Surat itu mendapat sambutan baik dari seorang wanita bernama Mrs. Fairfax yang ternyata adalah kepala rumah tangga di rumah Mr. Rochester, bangsawan Inggris yang mempunyai anak asuh bernama Adelle.
Di sinilah cerita Jane Eyre lebih berkembang lagi. Ia berkenalan dengan Mr. Rochester, bahkan diam-diam jatuh cinta pada tuannya yang kadang angkuh, dingin dan misterius. Ternyata, Mr. Rochester pun menyukai Jane yang kadang dianggapnya terlalu berani. Mereka nyaris menikah, tapi sebuah kenyataan, yang selama ini dirahasiakan Mr. Rochester membuat pernikahan itu batal.
Jane pun pergi jauh, berusaha menghindar dari kehidupan Mr. Rochester. Kejutan-kejutan, kecil atau pun besar, menanti Jane di kemudian hari. Membuat hidup Jane jadi lebih baik dari sekedar seorang gadis yatim piatu miskin.
Awal melihat buku ini, gue agak sangsi, apa gue gak keburu bosen baca buku yang tebel banget ini. Tapi, karena gue pengen banget baca cerita Jane Eyre ini sejak lama, gue ‘teguhkan’ niat gue. Punya sih yang bahasa Inggris, tapi karena ‘kriting’ banget, gue gak sanggup nyelesainnya.
Tapi ternyata.... Ahhhh… betapa melelahkan membaca buku ini. Emang dasar gue gak terlalu suka sama cerita klasik, malah sok-sokan baca buku ini. Banyak kata-kata yang terlalu ‘berbunga-bunga’, membuat gue jadi gak sabar. Banyak yang gue lompat, hanya biar gue bisa lebih cepet sampai di bab berikutnya.Seandainya kalimat-kalimat dalam buku ini lebih simple, gue pasti lebih bisa suka sama cerita di buku ini.
Jane Eyre mirip sama Anne of Green Gables. Tapi menurut gue, gaya Anne lebih ceria, meskipun mereka berdua sama-sama ‘pemimpi. Mungkin karena lingkungan pergaulan yang beda, jadi gaya mereka berbeda. Kalau Anne, tinggal di pedesaan yang gak terlalu ‘kaku’. Sementara Jane Eyre dikelilingi oleh para bangsawan yang semua serba ada aturan dan kaku.
Charlotte Brontë
Lulu Wijaya (Terj.)
GPU – Oktober 2010
668 Hal.
Jane Eyre, adalah seorang gadis yatim piatu. Ia dititipkan pada paman dan bibinya. Sejak awal, Mrs. Reed tidak menyukainya. Tapi ia terpaksa merawat Jane Eyre karena janjinya pada almarhum suaminya. Hidup di tengah-tengah orang yang tidak menyukainya, sungguh membuat Jane menderita. Ia dikucilkan, dianggap nakal dan tidak sopan, padahal ia jauh lebih baik daripada ketiga sepupunya, anak-anak Mrs. Reed.
Akhirnya, ada kesempatan untuk Jane keluar dari rumah itu. Ia dikirim ke sebuah sekolah asrama di Lowood. Di sana, meskipun semuanya serba ketat, Jane merasa lebih beruntung karena keluar dari rumah Mrs. Reed
Sampai usia 18 tahun, Jane tinggal di sana. Hingga pada suatu titik, ia merasa ia harus melihat dunia luar. Ia pun menulis surat lamaran pekerjaan untuk menjadi guru pribadi di rumah orang-orang kaya. Surat itu mendapat sambutan baik dari seorang wanita bernama Mrs. Fairfax yang ternyata adalah kepala rumah tangga di rumah Mr. Rochester, bangsawan Inggris yang mempunyai anak asuh bernama Adelle.
Di sinilah cerita Jane Eyre lebih berkembang lagi. Ia berkenalan dengan Mr. Rochester, bahkan diam-diam jatuh cinta pada tuannya yang kadang angkuh, dingin dan misterius. Ternyata, Mr. Rochester pun menyukai Jane yang kadang dianggapnya terlalu berani. Mereka nyaris menikah, tapi sebuah kenyataan, yang selama ini dirahasiakan Mr. Rochester membuat pernikahan itu batal.
Jane pun pergi jauh, berusaha menghindar dari kehidupan Mr. Rochester. Kejutan-kejutan, kecil atau pun besar, menanti Jane di kemudian hari. Membuat hidup Jane jadi lebih baik dari sekedar seorang gadis yatim piatu miskin.
Awal melihat buku ini, gue agak sangsi, apa gue gak keburu bosen baca buku yang tebel banget ini. Tapi, karena gue pengen banget baca cerita Jane Eyre ini sejak lama, gue ‘teguhkan’ niat gue. Punya sih yang bahasa Inggris, tapi karena ‘kriting’ banget, gue gak sanggup nyelesainnya.
Tapi ternyata.... Ahhhh… betapa melelahkan membaca buku ini. Emang dasar gue gak terlalu suka sama cerita klasik, malah sok-sokan baca buku ini. Banyak kata-kata yang terlalu ‘berbunga-bunga’, membuat gue jadi gak sabar. Banyak yang gue lompat, hanya biar gue bisa lebih cepet sampai di bab berikutnya.Seandainya kalimat-kalimat dalam buku ini lebih simple, gue pasti lebih bisa suka sama cerita di buku ini.
Jane Eyre mirip sama Anne of Green Gables. Tapi menurut gue, gaya Anne lebih ceria, meskipun mereka berdua sama-sama ‘pemimpi. Mungkin karena lingkungan pergaulan yang beda, jadi gaya mereka berbeda. Kalau Anne, tinggal di pedesaan yang gak terlalu ‘kaku’. Sementara Jane Eyre dikelilingi oleh para bangsawan yang semua serba ada aturan dan kaku.
0 comments:
Post a Comment