Friday, November 12, 2010

Water for Elephants

Water for Elephants (Air untuk Gajah)
Sara Gruen @ 2006
Andang H. Sutopo (Terj.)
GPU - September 2010
512 hal.

Jacob Jankowski – menghabiskan hari tuanya di Panti Jompo karena tidak ada anak-anaknya yang mau menampungnya. Ketika suatu hari, di depan panti jompo itu datang rombongan sirkus, kenangan akan periswtiwa 70 tahun silam muncul di benak Jacob.

Jacob hampir dipastikan memiliki masa depan yang cemerlang. Kuliah di kedokteran hewan, tinggal mengikuti ujian akhir, kemudian akan membuka praktek dokter hewan bersama ayahnya. Tapi kecelakan mobil merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kecelakaan karena kesalahan seorang tetangga yang sudah rabun. Harta yang tersisa disita oleh bank. Pikiran Jacob kacau.

Ketika sedang mengikuti ujian akhir, Jacob tiba-tiba meninggalkan ruang ujian. Berjalan tak tentu arah, hingga akhirnya ‘terdampar’ di sebuah gerbong kereta. Gerbong kereta itu ternyata adalah salah satu dari rangkaian gerbong sirkus Benzini Bersaudara, yang pemiliknya, Paman Al ingin menjadikan sirkusnya sebagai salah satu sirkus paling hebat seperti Ringling Circus. Ringling Circus adalah salah satu kelompok sirkus yang terkenal di jamannya.

Mulailah sebuah pengalaman baru dalam hidup Jacob. Kehidupan di sirkus ternyata begitu keras. Jika orang tersebut tidak memberi keuntungan atau berguna bagi kelompok sirkus itu, maka orang itu akan ‘dilampumerahkan’. Beruntung dengan latar belakang sekolah kedokteran hewannya, Jacob diterima bergabung di sirkus itu, untuk diperbantukan merawat hewan-hewan yang sakit.

Bintang utama di sirkus itu adalah Marlena. Ia tampil dengan kuda-kudanya, bersama sang suami, August. Jacob jatuh cinta dengan Marlena. Dan ia tahu, August adalah seorang lelaki ‘berkepribadian ganda’.

Hubungan mereka bertiga semakin dekat, ditambah dengan kehadiran seekor gajah betina bernama Rossie. Rossie dianggap bodoh oleh August karena tidak bisa menjalankan perintah yang sederhana sekali pun, hingga akhirnya Jacob menemukan sebuah rahasia.

Sampai hari tuanya, Jacob merahasiakan sebuah kejadian, ketika binatang-binatang sirkus itu tiba-tiba mengamuk dan membuat kekacauan.

Sejak pertama gue liat Water for Elephants dan ditambah rekomendasi orang-orang, gue udah pengen banget baca buku ini. Dan begitu ada terjemahannya, segera aja gue beli. Sekali lagi, gue merasa kehidupan di rombongan sirkus begitu ‘kejam’. Gak seglamour, atau seindah ketika mereka tampil di arena. Kaya’nya keras banget dan gak ada belas kasihan. Makanya waktu gue sempet nonton sirkus baru-baru ini, gue bertanya-tanya apakah yang selama gue baca di buku-buku yang berlatar sirkus itu bener atau gak. Karena kalo gue liat, misalnya di Russian Circus, para performer memang antara lain adalah pesenam dan professional, bukan seseorang yang sekedar ‘ditemukan’ begitu aja karena keunikannya.

Rossie di sini – menurut gue – bukanlah bintang utama, tapi dia punya peran penting bagi tokoh-tokoh utama di buku ini. Gue juga jadi inget sama gajah-gajah di sirkus. Mimik wajahnya murung banget… bikin gue jadi sedih ngeliatnya. Hahaha.. gue kembali terbawa-bawa sama cerita nih….

6 comments:

Astrid said...

gue suka banget nih fer buku ini...keren yah,trus bisa banget ngegambarin suasana sirkus dan jaman depresinya...=) btw gw jd pengen ntn sirkus nih baca cerita loe, haha

ferina said...

wahh..harusnya loe nonton Russian Circus kemarin tuh... keren... favorit gue selalu pas bagian trapezze :)

Anonymous said...

hai... aku jg pengen baca buku ini... krn semua temenku yg udah baca jg bilang baguus... tnyata emg recommended ya :)

ferina said...

buruan baca, mbak.. biar gak penasaran.. :)

Anonymous said...

Hai, salam kenal. Jumpa sesama pecinta buku nih disini. Ijin follow blognya yah..
Btw, ini buku yg udah aku incar dari kapan hari, tp pas blm ada budget, akhirnya kelupaan. Buat buku bulan depan deh! Thanks reviewnya...

ferina said...

hi, ma kasih udah follow aku ya.. moga2 berguna :)

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang