Ada giveaway di Splash of Our Worlds. Mumpung terbuka juga untuk yang tinggal di Indonesia, ikutan yuk...
Monday, October 25, 2010
Thursday, October 21, 2010
The Naked Traveler
The Naked Traveler 2
Membaca The Naked Traveler, pembaca gak akan banyak diceritain tentang betapa indahnya suatu tempat atau bangunan, atau tentang makanan-makanan yang enak dan bikin ngiler. Karena ini adalah cerita pengalaman pribadi, bukan cerita untuk dimuat di majalah – yang pastinya harus bagus dan menampilkan gambar indah, justru yang disajikan kadang gak ada indah-indahnya. Tapi, menariknya di sini, kita bakalan dibuat ketawa, senyam-senyum sendiri membaca pengalaman menarik dan konyol selama perjalanan keliling dunia seorang Trinity. Yup, Trinity bukan seorang traveler yang pergi melanglang buana dengan kenyaman first class, tapi dia lebih memilih jalan-jalan a la backpacker, di mana segala keterbatasan, banyak hal unik yang ditemuinya selama perjalanan.
Selama ini gue mikir, waduh, kalo mau keluar negeri harus ‘kaya’ dulu. Tapi ternyata yang penting niat dan nabung! Dan tentu saja, jatah cuti yang banyak. Pinter-pinter ngatur waktu sama kerjaan di kantor. Banyak tips yang tentunya berguna banget, terutama untuk yang pengen ber-backpacking ria. Mungkin emang rada gak cocok sih, kalo yang masih punya anak kecil. Jadi, buat yang masih single, marilah jalan-jalan. Sendiri ok, sama teman ok. Gak punya temen.. bisa cari temen di perjalanan.
Banyak joke-joke dan pengalaman lucu. Misalnya kehebohan nyari toilet, begitu ketemu malah tempat pipis untuk anjing. Atau, serunya berburu hiu. Trinity ini termasuk salah satu penggila kegiatan yang memacu adrenalin, baca aja gimana serunya terjun dari gedung tertinggi.
Baca buku kaya’ begini, selalu bikin gue ngiri. Satu-satunya ‘persamaan’ gue dan Trinity adalah sama-sama pernah makan indomie termahal di airport Denpasar.
Buat yang selalu baca blog-nya, mungkin cerita di sini udah gak asing. Untungnya gaya bercerita Trinity yang kocak membuat baca bukunya jadi tetap menarik. Hanya mungkin kurang foto kali ya. Kalau pun ada gak berwarna. Tapi emang, foto yang ditampilkan pun yang unik, seperti tempat pipis anjing itu.
Semoga di buku-buku selanjutnya, akan ada cerita yang lebih seru, lebih kocak dan mungkin yang gak ada di blog (biar orang lebih penasaran dan pengen baca bukunya).
Trinity
B-First (Bentang Pustaka) 2010
348 Hal.
B-First (Bentang Pustaka) 2010
348 Hal.
Gue ‘mengenal’ Trinity lewat blog-nya The Naked Traveler. Membaca sekilas beberapa ceritanya, wah, koq asyik banget ya. Dan ternyata, gue mendapatkan buku The Naked Traveler yang pertama, gratis waktu ada acaranya KuBuGil. Wah… udah lama banget, tapi baru sempet baca sekarang bukunya. Cerita di buku pertama ini, sebagian besar udah gue baca di blog-nya. Dan, sekalian aja lah, gue ‘review’ buku The Naked Traveler yang kedua.
Membaca The Naked Traveler, pembaca gak akan banyak diceritain tentang betapa indahnya suatu tempat atau bangunan, atau tentang makanan-makanan yang enak dan bikin ngiler. Karena ini adalah cerita pengalaman pribadi, bukan cerita untuk dimuat di majalah – yang pastinya harus bagus dan menampilkan gambar indah, justru yang disajikan kadang gak ada indah-indahnya. Tapi, menariknya di sini, kita bakalan dibuat ketawa, senyam-senyum sendiri membaca pengalaman menarik dan konyol selama perjalanan keliling dunia seorang Trinity. Yup, Trinity bukan seorang traveler yang pergi melanglang buana dengan kenyaman first class, tapi dia lebih memilih jalan-jalan a la backpacker, di mana segala keterbatasan, banyak hal unik yang ditemuinya selama perjalanan.
Selama ini gue mikir, waduh, kalo mau keluar negeri harus ‘kaya’ dulu. Tapi ternyata yang penting niat dan nabung! Dan tentu saja, jatah cuti yang banyak. Pinter-pinter ngatur waktu sama kerjaan di kantor. Banyak tips yang tentunya berguna banget, terutama untuk yang pengen ber-backpacking ria. Mungkin emang rada gak cocok sih, kalo yang masih punya anak kecil. Jadi, buat yang masih single, marilah jalan-jalan. Sendiri ok, sama teman ok. Gak punya temen.. bisa cari temen di perjalanan.
Banyak joke-joke dan pengalaman lucu. Misalnya kehebohan nyari toilet, begitu ketemu malah tempat pipis untuk anjing. Atau, serunya berburu hiu. Trinity ini termasuk salah satu penggila kegiatan yang memacu adrenalin, baca aja gimana serunya terjun dari gedung tertinggi.
Baca buku kaya’ begini, selalu bikin gue ngiri. Satu-satunya ‘persamaan’ gue dan Trinity adalah sama-sama pernah makan indomie termahal di airport Denpasar.
Buat yang selalu baca blog-nya, mungkin cerita di sini udah gak asing. Untungnya gaya bercerita Trinity yang kocak membuat baca bukunya jadi tetap menarik. Hanya mungkin kurang foto kali ya. Kalau pun ada gak berwarna. Tapi emang, foto yang ditampilkan pun yang unik, seperti tempat pipis anjing itu.
Semoga di buku-buku selanjutnya, akan ada cerita yang lebih seru, lebih kocak dan mungkin yang gak ada di blog (biar orang lebih penasaran dan pengen baca bukunya).
Labels:
non-fiction,
traveling,
Trinity
Thursday, October 07, 2010
Ini Rahasia
Ini Rahasia
Netty Virgiantini @ 2010
Gagas Media - 2010
184 hal.
Tari dikenal sebagai cewek pemberani, cewek penggila bola. Oleh teman-teman sekelasnya, ia diangkat sebagai manajer tim sepak bola kelasnya. Tari bertanggung jawab dalam masalah pengaturan jadwal pertandingan, urusan kostum, dan lain-lainnya. Tapi, ini bukan pertandingan biasa. Pertandingan antar kelas ini sifatnya illegal, karena ‘melibatkan’ uang taruhan. Jadi, semua dilakukan di luar jam sekolah. Uang hasil taruhan ini dipergunakan untuk ‘operasional’ tim mereka dan untuk membantu beberapa teman mereka yang kesulitan membayar uang sekolah. Inilah rahasia besar yang harus mereka jaga.
Tiba-tiba saja, Tari yang dikenal tomboy itu didekati oleh Rudi, kakak kelasnya yang juga anggota OSIS, salah satu pemain sepak bola handal di sekolah mereka. Teman-temannya sudah memberi peringatan, agar berhati-hati dengan Rudi. Karena rahasia mereka ini juga tidak boleh sampai diketahui oleh anak OSIS. Tapi, Tari yang sejak kelas satu sudah ‘jatuh cinta’ dengan kakak kelasnya itu, meyakinkan teman-temannya bahwa ia akan menjaga rahasia ini rapat-rapat.
Duh.. duh.. duh, ini cerita tentang anak SMA (hehehe… rasanya udah rada gak cocok sama gue :D). Ternyata yang nulis buku ini sama dengan Mama Comblang. Dibanding yang pertama gue baca, cerita di buku ini gak terlalu banyak yang ‘lebay’ kaya’ di Mama Comblang. Mungkin karena tokohnya anak-anak SMA, jadi pas aja kalo banyak becandanya. Tapi, kalo dari segi tema, gue sih lebih cocok baca Mama Comblang. Satu lagi yang rada gak pas, kaya’nya covernya, deh. Kalo ngeliat cover, gue membayangkan cerita yang romantis.
Netty Virgiantini @ 2010
Gagas Media - 2010
184 hal.
Tari dikenal sebagai cewek pemberani, cewek penggila bola. Oleh teman-teman sekelasnya, ia diangkat sebagai manajer tim sepak bola kelasnya. Tari bertanggung jawab dalam masalah pengaturan jadwal pertandingan, urusan kostum, dan lain-lainnya. Tapi, ini bukan pertandingan biasa. Pertandingan antar kelas ini sifatnya illegal, karena ‘melibatkan’ uang taruhan. Jadi, semua dilakukan di luar jam sekolah. Uang hasil taruhan ini dipergunakan untuk ‘operasional’ tim mereka dan untuk membantu beberapa teman mereka yang kesulitan membayar uang sekolah. Inilah rahasia besar yang harus mereka jaga.
Tiba-tiba saja, Tari yang dikenal tomboy itu didekati oleh Rudi, kakak kelasnya yang juga anggota OSIS, salah satu pemain sepak bola handal di sekolah mereka. Teman-temannya sudah memberi peringatan, agar berhati-hati dengan Rudi. Karena rahasia mereka ini juga tidak boleh sampai diketahui oleh anak OSIS. Tapi, Tari yang sejak kelas satu sudah ‘jatuh cinta’ dengan kakak kelasnya itu, meyakinkan teman-temannya bahwa ia akan menjaga rahasia ini rapat-rapat.
Duh.. duh.. duh, ini cerita tentang anak SMA (hehehe… rasanya udah rada gak cocok sama gue :D). Ternyata yang nulis buku ini sama dengan Mama Comblang. Dibanding yang pertama gue baca, cerita di buku ini gak terlalu banyak yang ‘lebay’ kaya’ di Mama Comblang. Mungkin karena tokohnya anak-anak SMA, jadi pas aja kalo banyak becandanya. Tapi, kalo dari segi tema, gue sih lebih cocok baca Mama Comblang. Satu lagi yang rada gak pas, kaya’nya covernya, deh. Kalo ngeliat cover, gue membayangkan cerita yang romantis.
Labels:
fiction,
Netty Virgiantini,
romance,
teens
Monday, October 04, 2010
Janda-Janda Kosmopolitan
Janda-Janda Kosmopolitan
Andrei Aksana
GPU – Januari 2010
464 hal.
Jadi janda bukan hal yang mudah. Banyak yang masih memandang negative terhadap status itu. Yang perempuan akan berbisik-bisik agar hati-hati nanti suaminya, pacarnya digoda janda. Yang laki-laki akan tersenyum nakal, ada juga yang memandang rendah, hanya mau pada gadis, tapi tidak dengan janda. Ah… susah jadi perempuan…
Rossa, perempuan pengusaha butik. Punya anak satu. Terpaksa menikah karena terlanjur hamil. Suaminya bilang, Rossa adalah penyebab hilangnya kebebasan dia. Akhirnya, pernikahan hanya seumur jagung. Di kehidupan yang sekarang, Rossa sudah mapan. Berteman dengan sesama janda. Sampai akhirnya punya pembantu bernama Nunung yang janda juga.
Drama kehidupan Nunung lain lagi. Ia menikah karena cinta. Terpaksa jadi TKW demi memperoleh kehidupan yang lebih baik. Setiap bulan uang gaji ia kirim ke kampung, ehhh… suaminya malah nikah lagi.
Sakit dan tak percaya pada laki-laki, tapi toh tidak malah membuat mereka jadi tidak butuh lagi-lagi. Menjalin hubungan baru memang tidak mudah. Ketika dekat dengan seorang pengusaha bernama Marco, Rossa tak berani menungkapkan jati dirinya yang sebenarnya, apalagi berkata kalau ia sudah memiliki anak. Marco pergi, datang Virlo, pemuda yang gemar clubbing. Bahkan anak SMA pun tertarik pada Rossa, dan tahu kalau Rossa kesepian.
Sementara Nunung, pembantu yang sangat modern dan berpikiran maju. Di sekolah anak Rossa, ia berhasil menebar pengaruh yang cukup besar sampai-sampai para nyonya protes dan minta Rossa memecat Nunung.
Nunung juga kembali gagal, karena calon suaminya ternyata sudah beristri. Meskipun istri pertamanya rela dimadu, Nunung tidak mau menyakiti sesama perempuan.
Duh, duh, duh.. drama ini penuh air mata, tapi juga penuh canda. Hidup mewah a la Rossa dan teman-temannya berdampingan dengan kesederhanaan dan keluguan Nunung. Clubbing vs joged dangdutannya Nunung. Menyindir sikap nyonya rumah yang takut kalah 'pamor' sama pembantu. Gak rela ngeliat pembantu yang tiba-tiba jadi lebih apik, lebih canggih dan lebih pintar.
Ending cerita dibuat menggantung dengan kemunculan tokoh yang sejak awal dianggap ‘hilang’. Membuat penasaran, karena tiba-tiba Rossa berada di persimpangan.
Andrei Aksana
GPU – Januari 2010
464 hal.
Jadi janda bukan hal yang mudah. Banyak yang masih memandang negative terhadap status itu. Yang perempuan akan berbisik-bisik agar hati-hati nanti suaminya, pacarnya digoda janda. Yang laki-laki akan tersenyum nakal, ada juga yang memandang rendah, hanya mau pada gadis, tapi tidak dengan janda. Ah… susah jadi perempuan…
Rossa, perempuan pengusaha butik. Punya anak satu. Terpaksa menikah karena terlanjur hamil. Suaminya bilang, Rossa adalah penyebab hilangnya kebebasan dia. Akhirnya, pernikahan hanya seumur jagung. Di kehidupan yang sekarang, Rossa sudah mapan. Berteman dengan sesama janda. Sampai akhirnya punya pembantu bernama Nunung yang janda juga.
Drama kehidupan Nunung lain lagi. Ia menikah karena cinta. Terpaksa jadi TKW demi memperoleh kehidupan yang lebih baik. Setiap bulan uang gaji ia kirim ke kampung, ehhh… suaminya malah nikah lagi.
Sakit dan tak percaya pada laki-laki, tapi toh tidak malah membuat mereka jadi tidak butuh lagi-lagi. Menjalin hubungan baru memang tidak mudah. Ketika dekat dengan seorang pengusaha bernama Marco, Rossa tak berani menungkapkan jati dirinya yang sebenarnya, apalagi berkata kalau ia sudah memiliki anak. Marco pergi, datang Virlo, pemuda yang gemar clubbing. Bahkan anak SMA pun tertarik pada Rossa, dan tahu kalau Rossa kesepian.
Sementara Nunung, pembantu yang sangat modern dan berpikiran maju. Di sekolah anak Rossa, ia berhasil menebar pengaruh yang cukup besar sampai-sampai para nyonya protes dan minta Rossa memecat Nunung.
Nunung juga kembali gagal, karena calon suaminya ternyata sudah beristri. Meskipun istri pertamanya rela dimadu, Nunung tidak mau menyakiti sesama perempuan.
Duh, duh, duh.. drama ini penuh air mata, tapi juga penuh canda. Hidup mewah a la Rossa dan teman-temannya berdampingan dengan kesederhanaan dan keluguan Nunung. Clubbing vs joged dangdutannya Nunung. Menyindir sikap nyonya rumah yang takut kalah 'pamor' sama pembantu. Gak rela ngeliat pembantu yang tiba-tiba jadi lebih apik, lebih canggih dan lebih pintar.
Ending cerita dibuat menggantung dengan kemunculan tokoh yang sejak awal dianggap ‘hilang’. Membuat penasaran, karena tiba-tiba Rossa berada di persimpangan.
Labels:
Andrei Aksana,
fiction,
metropop,
romance
Mama Comblang
Mama Comblang
Netty Virgiantini
Gagas Media – 2010
206 hal.
Buat Neyna dan Dida, menjadi pasangan suami istri, mungkin tidak pernah terlintas dalam benak mereka. Mereka berdua tumbuh bersama. Meskipun Dida beda usia 9 tahun, tapi kedekatan mereka sejak kecil tidak lantas berubah jadi hubungan yang lebih jauh dari persahabatan. Mereka lebih seperti kakak-adik.
Permintaan Mama Neyna untuk menjodohkan Neyna dan Dida ditentang habis-habisan oleh Neyna. Tapi, Mama Neyna yang sakit jantungnya tiba-tiba kumat, membuat Neyna tidak berbisa berbuat banyak. Neyna takut tidak bisa memenuhi permintaan terakhir mamanya.
Masalah lain, Neyna dan Dida sudah memiliki pasangan masing-masing. Mereka berdua harus mencari cara yang pas dan kata-kata yang pas untuk menjelaskan masalah ini pada mereka.
Kehidupan pernikahan di hari-hari awal, penuh dengan ‘pelajaran’ dari kedua mama. Mereka mengajarkan bagaimana seharusnya pengantin baru bersikap, Neyna yang seenaknya harus ingat melayani suami. Dida yang cuek juga harus ingat untuk bersikap lembut dan mesra.
Terpaksa bersikap mesra di depan mama mereka, tidak mengurangi kemesraan terhadap pasangan masing-masing, paling tidak itu berlaku untuk Neyna. Neyna tetap dengan cuek pergi dengan Indra, pacarnya. Dida pun terpaksa menutupi perbuatan Neyna. Tapi, tampaknya pacar-pacar mereka juga mulai gerah dengan ‘pernikahan pura-pura’ ini. Mereka mulai menuntut ‘kejelasan’ status.
Buku ini lumayan menghibur, ada beberapa bagian yang berhasil membuat gue senyam-senyum sendiri karena kocak. Tapi, ada juga bagian yang tadinya lucu, jadi basi. Seperti misalnya kelakuan mama-mama yang lagi ngasih ‘pelajaran’. Sekali dua sih gpp… tapi koq makin lama, makin ‘norak’. Tiap malem nguping di pintu, maksa Neyna dan Dida nonton telenovela plus praktek langsung depan para mama… owww.. tak ketinggalan ‘soundtrack’-nya!
Meskipun nih, hanya dengan membaca cover belakang buku ini, gue paling gak bisa menebak, ending cerita ini…
Netty Virgiantini
Gagas Media – 2010
206 hal.
Buat Neyna dan Dida, menjadi pasangan suami istri, mungkin tidak pernah terlintas dalam benak mereka. Mereka berdua tumbuh bersama. Meskipun Dida beda usia 9 tahun, tapi kedekatan mereka sejak kecil tidak lantas berubah jadi hubungan yang lebih jauh dari persahabatan. Mereka lebih seperti kakak-adik.
Permintaan Mama Neyna untuk menjodohkan Neyna dan Dida ditentang habis-habisan oleh Neyna. Tapi, Mama Neyna yang sakit jantungnya tiba-tiba kumat, membuat Neyna tidak berbisa berbuat banyak. Neyna takut tidak bisa memenuhi permintaan terakhir mamanya.
Masalah lain, Neyna dan Dida sudah memiliki pasangan masing-masing. Mereka berdua harus mencari cara yang pas dan kata-kata yang pas untuk menjelaskan masalah ini pada mereka.
Kehidupan pernikahan di hari-hari awal, penuh dengan ‘pelajaran’ dari kedua mama. Mereka mengajarkan bagaimana seharusnya pengantin baru bersikap, Neyna yang seenaknya harus ingat melayani suami. Dida yang cuek juga harus ingat untuk bersikap lembut dan mesra.
Terpaksa bersikap mesra di depan mama mereka, tidak mengurangi kemesraan terhadap pasangan masing-masing, paling tidak itu berlaku untuk Neyna. Neyna tetap dengan cuek pergi dengan Indra, pacarnya. Dida pun terpaksa menutupi perbuatan Neyna. Tapi, tampaknya pacar-pacar mereka juga mulai gerah dengan ‘pernikahan pura-pura’ ini. Mereka mulai menuntut ‘kejelasan’ status.
Buku ini lumayan menghibur, ada beberapa bagian yang berhasil membuat gue senyam-senyum sendiri karena kocak. Tapi, ada juga bagian yang tadinya lucu, jadi basi. Seperti misalnya kelakuan mama-mama yang lagi ngasih ‘pelajaran’. Sekali dua sih gpp… tapi koq makin lama, makin ‘norak’. Tiap malem nguping di pintu, maksa Neyna dan Dida nonton telenovela plus praktek langsung depan para mama… owww.. tak ketinggalan ‘soundtrack’-nya!
Meskipun nih, hanya dengan membaca cover belakang buku ini, gue paling gak bisa menebak, ending cerita ini…
Labels:
comedy,
fiction,
Netty Virgiantini,
romance
Subscribe to:
Posts (Atom)