The Golem and The Jinni (Sang Golem dan Sang
Jin)
Helena
Wecker
Lulu Fitri Rahman (Terj.)
GPU - 2015
664 hal.
Ini adalah sebuah kisah persabahatan
yang unik, yang bermula dari hal-hal yang tak terduga.
Seorang pria kesepian, mencari
seorang istri. Tapi karena penampilan yang tertalu menarik, padahal ia banyak
uang, ia agak kesulitan mendekati wanita. Maka, ia pun menempuh cara yang
sangat ekstrim dan ajaib. Ia datang kepada seorang Rabi bernama Yehudah
Schaalman, dan minta dibuatkan sebuah golem dalam wujud perempuan untuk ia
jadikan istri. Meskipun ini adalah permintaan yang tak biasa, toh Rabi
menyanggupinya. Ketika golem itu selesai, sejumlah petunjuk diberikan kepada
pria itu, sebelum ia ‘menghidupkan’ golem tersebut.
Berlayarlah golem dan pria itu menuju
New York. Karena tak sabar, golem itu segera ‘dihidupkan’. Golem yang diberi
nama Chava itu akan mengikuti apa pun perintah tuannya – yang sayangnya dalam
perjalanan itu meninggal dunia karena sakit. Golem perempuan itu dipandang
sebagai janda yang berduka, meskipun menimbulkan banyak pertanyaan dari
penumpang lain.
Tak tahu harus berbuat apa, maka
Chava tiba di Amerika. Chava sangat lugu dan polos, tapi ia juga punya rasa
takut ketika nyaris ditangkap polisi. Untung ada Rabi Meyer yang menyelamatkannya.
Sang Rabi tahu bahwa Chava adalah sosok yang berbeda. Sejak saat itu, Rabi
Meyer mengajak Chava tinggal bersama, mencarikan pekerjaan dan membimbing Chava
agar bisa berbaur. Sulit bagi Chava untuk menahan diri, karena ia bisa
‘mendengar’ apa yang ada di benak orang-orang.
Sementara itu, ada jin yang tanpa
sengaja dibebaskan dari guci yang hendak diperbaiki di sebuah bengkel pandai
besi. Arbeely, pemilik bengkel itu, tentu saja kaget ada makhluk berwujud
laki-laki muncul begitu saja. Jin itu diberi nama Ahmad. Terkurung 1000 tahun
dalam guci, membuat Ahmad sedikit bingung karena menemukan dirinya ‘terdampar’
jauh dari tempat asalnya. Ternyata kedatangan Ahmad membuat bengkel Arbeely
tambah maju, karena Ahmad ini juga terampil mengolah logam.
Ketika Chava dan Ahmad bertemu,
mereka berdua langsung tahu kalau mereka berbeda. Chava sempat ketakutan, tapi
lama-lama menantikan pertemuan mereka, di mana mereka mengenal satu sama lain
dan pelan-pelan saling memahami. Ahmad mengajak Chava melihat hal-hal baru,
Chava yang pemalu pun mulai membuka dirinya. Hingga akhirnya, mereka berdua
sampai pada satu titik yang membuat mereka sama.
Sulit membayangkan bahwa Chava,
sosok perempuan, berbadan ‘besar’ dan ‘kekar’, tapi punya sisi yang lembut.
Tapi juga harus hati-hati, jika ada yang mengganggunya, maka sifat asli sebagai
‘penghancur’ akan timbul. Sementara, Ahmad, jin yang tentu saja berasal dari
api, membawa kehangatan dan rasa nyaman. Ahmad sosok yang misterius, yang terus
mencari apa yang membawanya sampai ia bisa terperangkap dalam guci. Chava dan
Ahmad, sama-sama mencari kebebasan, sama-sama sendiri .
Termasuk kategori novel ‘bantal’
tapi rasanya menyenangkan membaca kisah mereka berdua. Pergantian bab dengan
sudut pandang yang berbeda, berpindah secara ‘mulus’. Ada banyak detail yang
berbeda di dalam buku ini. Pertama, tentu saja sosok Chava dan Ahmad. Lalu
latar budaya, misalnya lingkungan tempat Chava tinggal, mayoritas adalah umat
Yahudi, sementara Ahmad berada di lingkungan yang mayoritas Muslim.
Berbagai karakter manusia juga ada
di dalam buku ini, Yehudah Schaalman yang menurut gue sih rada tamak dan mau
menguasai segalanya, Rabi Meyer yang sabar, Maryam Faddoul yang ramah, tapi
juga ‘rumpi’, Sophia – mewakili kalangan kelas atas di New York, putri keluarga
terpandang yang tentu saja segala aib menyangkut dirinya harus disembunyikan
rapat-rapat.
Membaca novel tebal ini jadi gak
terasa membosankan, malah semakin ke belakang, semakin menarik dengan berbagai
detail yang bikin penasaran.
Submitted for:
Lucky No. 15 Reading Challenge –
kategori: Chunky Brick
New Author Reading Challenge 2015
Project Baca Buku Cetak 2015