Tuesday, April 30, 2013

Harry Potter and the Goblet of Fire




Harry Potter and the Goblet of Fire
(Harry Potter dan Piala Api)
JK Rowling @ 2000
Listiana Srisanti (Terj.)
GPU – Cet. V, Oktober 2011
896 hal.
Untuk anak 12 tahun ke atas

*Spoiler Allert*

Buku Harry Potter ke 4 ini, diawali dengan peristiwa yang menggembirakan (ya, terlepas dari Harry yang tiba-tiba saja merasakan nyeri di lukanya). Bersama keluarga Weasley, Harry menyaksikan secara langsung Piala Dunia Quidditich. Di lapangan yang luas, semua penyihir dari segala penjuru dunia berkumpul. Para penyihir panitia sibuk mengelilingi stadion itu dengan sihir, agar para muggle tidak curiga.  Di Piala Dunia Quidditich ini, pemain dari Bulgaria – Viktor Krum – menjadi idola.

Tapi, di balik keriaan Piala Dunia Quidditich, mereka dikejutkan dengan munculnya Tanda Kegelapan. Para Pelahap Maut – abdi setia Voldemort – kembali berkumpul.

Keseruan lain di buku ini adalah diselenggarakannya Turnamen Triwizard yang berhadiah 1000 Galeon. Kali ini Hogwarts menjadi tuan rumah. Sekolah ini kedatangan tamu dari sekolah sihir lain yaitu Beauxbatons dan Durmstrang.

Karena Turnamen Triwizard ini sangat berat, maka persyaratannya juga berat, siswa yang mendaftarkan diri harus berusia minimal 17 tahun. Ada saja yang berusaha mengelabui persyaratan ini, contohnya si kembar Fred dan George Weasley.

Di hari yang telah ditentukan, nama-nama pemenang dari masing-masing sekolah pun keluar dari Piala Api – mereka adalah Cedric Diggory dari Hogwarts, Fleur Delacour dari Beauxbatons dan … Viktor Krum dari Durmstrang. Tapi, tentu saja ada kejutan lain… sebuah kertas bertuliskan nama Harry Potter melayang keluar dari Piala Api.

Meskipun penuh pro dan kontra, keputusan itu tak bisa dibatalkan. Harry Potter harus tetap mengikuti Turnamen Triwizard. Banyak yang mencibir dan mencela Harry Potter. Mereka pikir Harry hanya cari sensasi. Bahkan Ron pun menjauhinya.

3 tugas berat menanti mereka – berhadapan dengan naga, menyelam ke danau yang dalam, dingin dan penuh makhluk bawah air yang menyeramkan dan menyelamatkan orang-orang yang terdekat – dan yang terakhir mencari Piala Triwizard di tengah-tengah labirin yang juga penuh bahaya.

Harry Potter ke 4 ini adalah seri yang paling gue suka. Bagi gue ini adalah buku yang paling emosional – yang pertama di dalam seri Harry Potter. Awal ‘kebangkitan’, buku yang mengawali saat-saat kegelapan di Hogwarts. Pertama kalinya ada kematian dan Voldemort pun ‘mendapatkan’ kembali wujudnya.

Harry Potter #4 ini juga berhasil membuat gue tegang selama membacanya – terutama saat Harry dan para peserta turnamen Triwizard ada di dalam labirin. Kalau biasanya, gue menutup Harry Potter dengan ceria, kali ini ada rasa kehilangan.

Ehem… ada yang main mata di sini… yang bakalan married di buku ke 7. Ada yang cemburu… ada yang naksir diam-diam…

Pendatang baru di dalam buku ini adalah Mad-Eye Moody – mantan Auror – yang menjadi guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam.

Dan, satu momen yang paling membuat gue ‘merinding’ adalah saat Harry Potter duel dengan Voldemort, ketika tongkat sihir mereka ‘beradu’, muncullah arwah dari korban-korban Voldemort – mulai dari Cedric, korban terakhir sampai ayah dan ibu Harry Potter. Mereka melindungi Harry dari serangan Voldemort, sehingga Harry bisa kembali lagi ke Hogwarts.


Posting ini dibuat untuk diikutsertakan dalam:

Event Fun Year With Children’s Literature yang dihost oleh B’zee



Event Hotter Potter yang dihost oleh Surga Buku


0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang