Friday, February 19, 2010

The Marriage Bureau for Rich People

The Marriage Bureau for Rich People
(Biro Jodoh Khusus Kaum Elite)

Farahad Zama @ 2008
Rinurbad (Terj.)
M-Pop (Matahati), Cet. I - Januari 2010
455 Hal.

Setelah memasuki masa pensiun, untuk mengisi hari-harinya, Mr. Ali membuka sebuah biro jodoh. Dengan bayaran 500 rupee untuk setiap keanggotaan, ia akan membantu para pencari jodoh untuk menemukan pasangan bagi mereka dengan membuka iklan di koran. Ternyata, usaha itu menarik banyak peminat – tidak hanya dari kalangan masyarakat India yang beragama Hindu, tapi juga yang beragama Islam dan Kristen. Mr. Ali sendiri adalah warga India yang beragama Islam.

Karena kesibukan yang bertambah, Mr. Ali memutuskan untuk mencari seorang asisten. Ia membuka lowongan kerja di koran. Tapi, ternyata susah juga mendapatkan asisten yang cocok. Tak disangka-sangka, calon potensial justru adalah seorang gadis berkasta Brahmana yang tinggal tak jauh dari rumah Mr. Ali sendiri. Gadis itu bernama Aruna, anak pensiunan seorang guru dengan perekononomian keluarga yang tidak terlalu baik. Ia akhirnya melepas pekerjaannya sebagai pegawai di sebuah toserba karena lebih menyukai pekerjaannya di biro jodoh Mr. Ali.

Beragam orang datang ke biro jodoh Mr. Ali, dengan beragam karakter, beragam permintaan dan beragam permasalahan. Tak jarang Mr. Ali melakukan pendekatatan personal dengan memberikan nasihat demi kesuksesan klien-nya dalam menemukan jodohnya.

Tapi sayang, kadang orang-orang itu kerap lupa akan jasa Mr. Ali dan biro jodohnya. Hanya segelintir yang mengucapkan terima kasih dan mengundang Mr. Ali ke pesta pernikahan mereka ketika sudah berhasil mendapatkan jodohnya.

Kegembiraan orang-orang yang berhasil dalam perjodohan ternyata justru tak berpihak pada Aruna. Kemiskinan membuat Aruna susah dalam mencari pasangan hidupnya. Padahal, sebagai pihak perempuan, ia harus menyerahkan mas kawin untuk mempelai pria dan menyelanggarakan pesta pernikahan. Tapi, tak banyak pilihan untuk Aruna.

Seorang klien bernama Ramanujam datang bersama keluarganya untuk mencari jodoh. Kriterianya adalah gadis cantik, tinggi, putih dan tentu saja dari golongan yang sama. Ramanujam datang dari keluarga kaya, berprofesi sebagai dokter. Tapi, siapa sangka, justru ia jatuh cinta pada asisten Mr. Ali yang sederhana itu. Untuk menikah dengan Aruna, banyak tantangan dari luar, misalnya, Aruna yang akan dianggap bukan anak baik-baik karena menemukan jodohnya sendiri (bukan dari perjodohan yang diatur keluarga), lalu keluarga Ramanujam yang mungkin nantinya akan ‘menyiksa’ Aruna secara lahir dan batin karena dianggap tidak sederajat meskipun sama-sama berasal dari kasta Brahmana. Kisah cinta yang singkat ini ibarat kisah cinta Cinderella rasa India.

Mr. Ali berusaha membuka mata Ramanujam bahwa tak semuanya harus berdasarkan uang. Dan, bagian Mrs. Ali yang mendekati Aruna agar mau mengesampingkan masalah ekonominya.

Mr. Ali sendiri juga kurang beruntung dalam perjodohan anak laki-laki semata wayangnya. Rahmen, anaknya sibuk berdemonstrasi membela kaum petani yang tanahnya diambil pemerintah untuk membangun sebuah pabrik

Rumitnya soal perjodohan di India. Karena jangankan nyari pacar sendiri, kalau sepasang perempuan dan laki-laki ketahuan berduaan, bisa menimbulan gosip-gosip. Ribetnya juga urusan kasta. Ternyata, kasta yang selama ini gue tahu hanya Brahman, Ksatria, Wesya dan Sudra, masih dibagi-bagi lagi. Seperti Brahmana yang masih terbagi jadi Brahmana Niyogi atau Brahmana Waidika.

Belum lagi masalah perekonomian, kalau dari kasta yang sama tapi tingkat perekonomian beda, belum menjamin keberhasilan sebuah perjodohan. Pokoknya, cinta itu datang belakangan, yang penting keluarga, kasta, dan keuangan.

Selama ini, gue sering mendengar kalau umat Islam dan Hindu di India sering berselisih. Tapi, di dalam buku ini, kedua umat beragama itu hidup berdampingan secara damai. Malah saling membantu.

Lokasi buku ini ada di kota Vizag, India – sebuah kota pantai. Makanya seringkali Mr. Ali kepanasan, dan dibawakan minuman segar atau buah-buah segar sama Mrs. Ali. Kalau Mr. Ali udah minum, gue jadi ikutan segar.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang