Ghostgirl
Tonya Hurley @ 2008
Berlian M. Nugrahani (Terj.)
Penerbit Atria, Cet. IV - Januari 2010
402 Hal.
Memasuki tahun ajaran baru, Charlotte Usher datang dengan semangat tinggi dan rasa percaya diri yang baru. Ia sudah mempersiapkan berbagai rencana untuk menjadi seseorang yang lebih diperhatikan, terutama untuk memikat Damen, cowok pujaannya di Hawthorne High. Sebagai seorang cewek yang amat sangat biasa, mimpi jadi cewek populer memang terasa jauh. Charlotte malah lebih seperti seorang ‘pecundang’. Charlotte seperti ‘hantu’, dicuekin, diacuhkan, bahkan dianggap tidak ada. Apalagi oleh seorang cewek paling populer di sekolah bernama Petula, plus dua anggota gank-nya yang bernama The Wendys. Charlotte pengen banget jadi salah satu di antara mereka, dan demi mencapai tujuan akhirnya – yaitu agar bisa dekat dengan Damen yang ternyata adalah pacar Petula. Charlotte nekad daftar jadi anggota pemandu sorak, meskipun harus dihujani dengan cibiran dan ejekan.
Keberuntungan berpihak pada Charlotte, ketika di kelas fisika, setiap murid diharuskan berpasang-pasangan. Damen yang datang terlambat, terpaksa harus berpasangan dengan Charlotte yang tentu saja dengan suka cita menerimanya. Tapi, ternyata, kesenangan Charlotte hanya sesaat. Charlotte yang gemar makan permen kenyal, meninggal dunia gara-gara permen kesukaannya itu. Gara-gara terlalu heboh, Charlotte jadi tersedak.
Merasa masih punya urusan yang belum terselesaikan di Alam Kehidupan, Charlotte pun tidak bisa menerima bahwa dia sekarang berada di Alam Kematian – bersama-sama dengan Anak-anak Alam Kematian lainnya. Charlotte adalah ‘penumpang’ terakhir, dan setelah itu ‘rombongan’ Anak-anak Alam Kematian siap untuk ‘pindah’ ke Alam Keabadian. Gak hanya di Alam Kehidupan, di Alam Kematian pun, Charlotte masih harus bersekolah, belajar Pendidikan Kematian, bahkan ada Deadtiquette dan harus rajin mengisi DIEary.
Tapi, Charlotte masih punya ‘agenda’, Charlotte masih ingin jadi bagian dari gank populer dan dekat dengan Damen. Untuk itu, Charlotte memanfaatkan tubuh Scarlet, adik Petula yang kebetulan bisa melihat wujud Charlotte yang sekarang. Charlotte dan Scarlet bertukar tempat. Dengan menggunakan tubuh Scarlet, Charlotte bisa bebas berdekatan dengan Damen. Di luar kemauan Charlotte, rencana itu tidaklah mulus. Adakalanya Scarlet tidak rela Charlotte dengan seenaknya bertindak di luar kepribadian Scarlet yang sebenarnya.
Di Alam Kehidupan, rencana kerap berantakan. Di Alam Kematian, Charlotte juga harus berurusan dengan Prue, hantu yang galak dan selalu jutek dengan kehadiran Charlotte. Tempat para hantu bergentayangan adalah sebuah rumah bernama Hawthorne Manor. Para hantu yang kebanyakan meninggal saat remaja itu, harus berjuang keras agar rumah itu tidak dijual dan dihancurkan. Prue dan hantu lainnya marah karena sikap Charlotte yang cuek dan masih terus berurusan dengan para manusia.
Sementara Charlotte berjuang demi menuntaskan urusannya di Alam Kehidupan (hehehe.. biar gak jadi arwah penasaran kali ya), teman-temannya di Alam Kematian berjuang untuk menyelamatkan Hawthorne Manor.
Menurut gue, buku ini termasuk buku yang kocak dan tragis. Gue sih lucu aja membayangkan Charlotte yang mati-matian biar diterima di gank populer. Meskipun dicuekin tapi maju terus pantang mundur. Bercerita tentang kematian, tapi gak spooky. Ternyata meskipun udah meninggal, gak mudah untuk menerima takdir dan kenyataan itu. Mungkin gitu kali ya, gambaran yang namanya ‘arwah penasaran’ ? (kalo itu emang ada). Ketika nyaris mencapai tujuan… ehhhh… semua berubah drastis… poor Charlotte…
Tonya Hurley @ 2008
Berlian M. Nugrahani (Terj.)
Penerbit Atria, Cet. IV - Januari 2010
402 Hal.
Memasuki tahun ajaran baru, Charlotte Usher datang dengan semangat tinggi dan rasa percaya diri yang baru. Ia sudah mempersiapkan berbagai rencana untuk menjadi seseorang yang lebih diperhatikan, terutama untuk memikat Damen, cowok pujaannya di Hawthorne High. Sebagai seorang cewek yang amat sangat biasa, mimpi jadi cewek populer memang terasa jauh. Charlotte malah lebih seperti seorang ‘pecundang’. Charlotte seperti ‘hantu’, dicuekin, diacuhkan, bahkan dianggap tidak ada. Apalagi oleh seorang cewek paling populer di sekolah bernama Petula, plus dua anggota gank-nya yang bernama The Wendys. Charlotte pengen banget jadi salah satu di antara mereka, dan demi mencapai tujuan akhirnya – yaitu agar bisa dekat dengan Damen yang ternyata adalah pacar Petula. Charlotte nekad daftar jadi anggota pemandu sorak, meskipun harus dihujani dengan cibiran dan ejekan.
Keberuntungan berpihak pada Charlotte, ketika di kelas fisika, setiap murid diharuskan berpasang-pasangan. Damen yang datang terlambat, terpaksa harus berpasangan dengan Charlotte yang tentu saja dengan suka cita menerimanya. Tapi, ternyata, kesenangan Charlotte hanya sesaat. Charlotte yang gemar makan permen kenyal, meninggal dunia gara-gara permen kesukaannya itu. Gara-gara terlalu heboh, Charlotte jadi tersedak.
Merasa masih punya urusan yang belum terselesaikan di Alam Kehidupan, Charlotte pun tidak bisa menerima bahwa dia sekarang berada di Alam Kematian – bersama-sama dengan Anak-anak Alam Kematian lainnya. Charlotte adalah ‘penumpang’ terakhir, dan setelah itu ‘rombongan’ Anak-anak Alam Kematian siap untuk ‘pindah’ ke Alam Keabadian. Gak hanya di Alam Kehidupan, di Alam Kematian pun, Charlotte masih harus bersekolah, belajar Pendidikan Kematian, bahkan ada Deadtiquette dan harus rajin mengisi DIEary.
Tapi, Charlotte masih punya ‘agenda’, Charlotte masih ingin jadi bagian dari gank populer dan dekat dengan Damen. Untuk itu, Charlotte memanfaatkan tubuh Scarlet, adik Petula yang kebetulan bisa melihat wujud Charlotte yang sekarang. Charlotte dan Scarlet bertukar tempat. Dengan menggunakan tubuh Scarlet, Charlotte bisa bebas berdekatan dengan Damen. Di luar kemauan Charlotte, rencana itu tidaklah mulus. Adakalanya Scarlet tidak rela Charlotte dengan seenaknya bertindak di luar kepribadian Scarlet yang sebenarnya.
Di Alam Kehidupan, rencana kerap berantakan. Di Alam Kematian, Charlotte juga harus berurusan dengan Prue, hantu yang galak dan selalu jutek dengan kehadiran Charlotte. Tempat para hantu bergentayangan adalah sebuah rumah bernama Hawthorne Manor. Para hantu yang kebanyakan meninggal saat remaja itu, harus berjuang keras agar rumah itu tidak dijual dan dihancurkan. Prue dan hantu lainnya marah karena sikap Charlotte yang cuek dan masih terus berurusan dengan para manusia.
Sementara Charlotte berjuang demi menuntaskan urusannya di Alam Kehidupan (hehehe.. biar gak jadi arwah penasaran kali ya), teman-temannya di Alam Kematian berjuang untuk menyelamatkan Hawthorne Manor.
Menurut gue, buku ini termasuk buku yang kocak dan tragis. Gue sih lucu aja membayangkan Charlotte yang mati-matian biar diterima di gank populer. Meskipun dicuekin tapi maju terus pantang mundur. Bercerita tentang kematian, tapi gak spooky. Ternyata meskipun udah meninggal, gak mudah untuk menerima takdir dan kenyataan itu. Mungkin gitu kali ya, gambaran yang namanya ‘arwah penasaran’ ? (kalo itu emang ada). Ketika nyaris mencapai tujuan… ehhhh… semua berubah drastis… poor Charlotte…
3 comments:
wiii. Saya sudah baca Ghostgirl. Kapan ya terjemahan buku keduany terbit?
hi hannah...
iya nih.. aku juga nungguin buku keduanya terbit.
semoga gak perlu nunggu terlalu lama ya :)
wah, dulu saya sempat ngebet pengen buku ini, malah habis di toko buku. Covernya eye catchy dan ringkasannya menarik.
Post a Comment