Tuesday, January 31, 2017

The Circle


The Circle
Dave Eggers @ 2013
Marcalais Fransisca (Terj.)
Bentang – Agustus 2016
594 Hal.

Menjadi bagian dari The Circle adalah sebuah kebanggaan. Perusahaan internet dan teknologi yang paling berkuasa saat ini. Bekerja di The Circle menjadi sebuah gengsi tersendiri. Beruntung bagi Mae Holland untuk bisa bekerja di sana berkat bantuan Annie, sahabatnya. The Circle dibangun oleh 3 orang yang ahli di bidangnya, yang disebut ‘Wise Men’. Para pekerja di The Circle memuja mereka – Ty, yang misterius, Tom Stenton dan Eamon Bailey – para jenius di balik The Circle. Tujuan The Circle adalah ‘transparansi’ – artinya tidak ada lagi yang perlu dirahasiakan, semua orang berhak untuk tahu apa yang menjadi minat orang lain, semua orang harus berbagi. Mungkin ada tujuan baiknya , misalnya masalah keamanan – para orang tua tidak keberatan jika suatu saat di dalam tubuh anak mereka ada sebuah chip, yang tujuannya adalah mengontrol keberadaan anak mereka, hal ini dimaksudkan untuk mencegah penculikan atau tindak kejahatan lain terhadap anak. Atau misalnya, mencari buronon, dengan aplikasi SoulSearch, hanya dalam waktu 20 menit, dijamin, buronan itu akan segera ditemukan.

Penemuan mereka yang paling mutakhir adalah SeeChange, sebuah kamera kecil yang dipasang di setiap sudut, di mana saja – agar semua orang bisa mengetahui apa yang sedang terjadi. Semua tentu saja bertujuan mulia.

Tapi, sampai titik manakah seseorang akan rela untuk menjadi ‘transparan’, ketika mereka pada akhirnya gak punya lagi kehidupan untuk pribadi mereka sendiri, gak punya rahasia lagi sekecil apa pun – karena bagi The Circle – Rahasia adalah sebuah kejahatan dan  berbagi adalah salah satu bentuk kepedulian – apa pun itu.

Mae Holland yang awalnya ditugaskan di bagian Customer Experience, perlahan mulai menarik perhatian. The Circle penuh dengan segala komunitas, dan setiap pekerja secara halus diwajibkan untuk ambil bagian. Hidup Mae jadi dipenuhi angka-angka, statistik, follower. Setiap saat wajib memberi tanggapan atas segala berita, wajib kasih tanda ‘senyum’, atau emoticon-emoticon lain. Mae jadi ambisius mengejar peringkat, sampai akhirnya ia jadi menjauh dari orang tuanya. Apa yang tadinya menjadi minat Mae sebelum masuk The Circle, menjadi hal yang biasa-biasa saja.

Mengerikan ya … apalagi kalau diliat, sekarang ini media sosial menjadi saran untuk eksis. Banyak selebriti dadakan gara-gara media sosial. Teknologi yang katanya mendekatkan yang jauh, tapi juga menjauhkan yang dekat. Liat aja orang tua Mae yang akhirnya milih bersembunyi, dan bahkan Mae juga semakin jarang menghubungi orang tuanya.

Latar belakang cerita ini menarik – memberi peringatan pada kita nih, bahwa bisa jadi apa yang ada di buku ini benar-benar kejadian, semua mau di-sharing, mau dibagi-bagi, nyaris tanpa saringan. Segala macem di-publish, di-posting.

Tapi, koq gue kurang mendapat kesan tentang Mae. Mae, memang jadi tokoh penting dalam buku ini, tapi, apa yang dia lakukan terasa kurang ‘greget’ gitu, berasa datar aja. Lalu, tokoh yang gue pikir akan muncul sebagai ‘pendobrak’ atau yang melawan, justru menghilang dengan cepat dan kurang menonjol. Pengennya Annie juga lebih banyak gitu peranny, gak hanya muncul, terus ilang, padahal dia kan sahabat dekatnya Mae. Atau, tentang Ty yang misterius .. Terus gue juga merasa, kadang-kadang penjelasan terlalu panjang dan muter-muter gitu. Dan yang gue kurang suka adalah novel ini terasa tanpa ‘jeda’, gak ada pergantian bab, nyambung aja gitu. Terus.. kenapa ending-nya menggantung begitu …. Jadi, apa dong .. gimana??

Tapi eniwei…. Terima kasih untuk memilihkan buku ini ya… tuntas sudah rasa penasaran gue ….

Hmmm… tebakan gue, si secret giver ini – tak lain adalah ‘speakercoret’ alias mute …
Dari awal banget , even baca paragraf pertamanya aja, gue langsung nebak beliau ini. Hihihi… ternyata kita pernah ngubek-ngubek tempat yang sama …


Terima kasih buku-bukunya, dan tentu saja ma kasih loh, indomie-nya … J

Submitted for:



Kategori: Brick Books


0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang