Wednesday, April 23, 2014

The Handmaid’s Tale



 

The Handmaid’s Tale

Vintage, 1996
324 hal.

Republik Gilead dikuasai oleh sebuah rezim militer yang ‘mengaku’ religius. Dalam rezim ini, mereka mengambil hak para perempuan dalam segala hal. Misalnya saja, membekukan tabungan mereka. Televisi, buku-buku, majalah dan segala bentuk keriaan dilarang. Banyak pekerja dari berbagai profesi dihukum. Sekolah, toko-toko, bioskop ditutup.

Di Republik Gilead, kedudukan perempuan itu ada ‘tingkatannya’. Ada kelompok Istri, Martha (semacam pengurus rumah tangga), Aunt (pengawas para Handmaid) dan Handmaid sendiri. Tugas Handmaid sehari-hari adalah berbelanja, memenuhi kebutuhan dapur. Pakaian para Handmaid ini baju panjang dan tertutup warna merah, kepala mereka ditutupi topi, dengan tudung berwarna putih, mereka berjalan harus menunduk, tidak boleh ada yang melihat wajah mereka. Kalau mau keluar rumah, ada jadwalnya, dan tak boleh sendiri, gak boleh bicara sama siapa pun. Untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, mereka melewati sebuah tembok tinggi, yang membatasi dunia mereka dengan dunia luar. Tembok itu juga sebuah tembok yang 'mengerikan', di mana hukuman gantung dilakukan. Mayat para terhukum akan dibiarkan di sana berhari-hari, sebagai peringatan bagi yang lain biar gak macem-macem.

Tugas mereka yang lain adalah ‘berkembang biak’. Para Istri, ingin punya anak, tapi, karena sebagian dari mereka sudah ‘steril’ maka tugas Handmaid-lah untuk menyediakan ‘anak’. Secara rutin, mereka berhubungan dengan suami-suami dengan cara yang ‘konyol’ banget menurut gue. Waktu baca bagian ini, gue bengong dan pengen ketawa. Gue pengen banget menertawakan si Istri-istri yang akting tapi jadi tampak bodoh. Makanan para Handmaid sangat dijaga, karena ya itu, biar kondisi mereka tetap prima. Tiap bulan kontrol ke dokter, kalo masih belum  menunjukkan hasil, ada aja dokter yang nakal, ‘menawarkan’ jasa mereka untuk membuahi si Handmaid. Itu baru proses untuk hamil, pada saat mau melahirkan, juga tingkah laku Istri-Istri gak kalah konyol. Ceritain di sini gak ya?? Gak usah deh, ntar spoiler lagi.

Intinya, Handmaid ini berkewajiban ‘menyediakan’ keturunan. Kalau gak, mereka akan dibuang ke tempat lain – di mana perlahan-lahan mereka akan meninggal, atau malah langsung dihukum gantung.

Offred adalah menjadi Handmaid sebagai hukuman karena berusaha melarikan diri, dan buku ini semacam ‘biografi’ dirinya, yang bercerita tentang masa-masa aneh di Republik Gilead. Offred bukanlah nama aslinya. Dulu ia punya kehidupan yang nyaman, dengan suaminya, Luke dan anak perempuannya yang diketahui hilang. Offred ditempatkan di rumah Serena Joy, dan ‘ditugaskan’ untuk melayani suaminya, sang Commander. Offred sendiri merupakan generasi awal dari para Handmaid, sehingga ia tahu dunia sebelum dan sesudahnya. Meskipun berusaha tunduk dan patuh, ada jiwa ‘pemberontak’ dalam dirinya.

Dalam buku ini, para perempuan di’doktrin’ untuk tidak percaya dengan yang namanya cinta. Bahwa keadaan seperti inilah yang terbaik, dan menjadi yang pertama memang sulit, tapi lama-lama semua akan terbiasa dan berjalan dengan normal. Adakalanya di dalam rumah, para Handmaid ditunjukkan sebuah film yang menggambarkan betapa brutalnya perlakukan kaum pria terhadap perempuan. Sehingga, mereka ini mau tidak mau bersyukur bahwa mereka hanya harus ‘melayani’ satu laki-laki.

Seorang turis yang berkunjung ke Republik Gilead sempat bertanya apakah Offred bahagia dengan keadaan ini? Dan itu hanya bisa ia jawab dalam hati, karena kan mereka gak boleh bicara dengan orang asing atau siapa pun. Banyak mata-mata di sekitar mereka dan ketahuan melanggar, siap-siap menerima hukuman.

Mungkin bakal banyak pertanyaan ketika membaca buku ini, misalnya, apa yang terjadi sama Luke, siapa nama asli Offred. Dan, di dalam cerita seperti ini, ada orang-orang yang mulai bergerak secara rahasia untuk melakukan pemberontakan.

Kalau abis baca buku-buku dystopian begini, rasanya ngilu dan ngeri. Sebuah dunia yang dari luar tampak teratur, tapi penuh dengan peraturan yang membatasi. Sebuah pelanggaran akan berakibat sangat fatal. 

Salah satu penghargaan yang diraih novel ini adalah Arthur C. Clarke Award tahun 1987, sebagai novel science-fiction terbaik. Dan ternyata, The Handmaid's Tale ini juga sudah pernah difilmkan, pemerannya adalah Natasha Richardson sebagai Offred dan Faye Dunaway sebagai Serena Joy.


Submitted for:

- 2014 TBRR Pile – Reading Challenge (Book Award Winner)
- New Author Reading Challenge 2014
- Books in English Reading Challenge 2014

1 comments:

Azia Azmi said...

Punyaku kmrn kena banjir, belum dibaca lagi. >.<

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang