Monday, April 21, 2008

The Penderwicks

The Penderwicks: A Summer Tale of Four Sisters, Two Rabbits, and a Very Interesting Boy (Keluarga Penderwick: Kisah Musim Panas Empat Kakak-beradik Perempuan, Dua Kelinci, dan Seoran Anak Laki-Laki yang Sangat Menarik)
Jeanne Birdsall @ 2005
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, Maret 2008
292 Hal.

Sudah lama berlalu sejak musim panas yang istimewa di Arundel, tapi, Rosalind, Jane, Skye, dan Batty masih mengingat dengan baik liburan musim panas mereka kala itu. Untung saja, rumah liburan mereka di Cape Cod tiba-tiba dijual oleh pemiliknya, kalau tidak, mungkin mereka tidak akan mengalami bagaimana seru, romantis dan heboh liburan di Arundel. Dan, yang pasti, mereka tidak akan bertemu dengan anak laki-laki yang sangat menarik.

Hampir saja, liburan musim panas kali ini akan dihabiskan oleh Keluarga Penderwick hanya di rumah mereka di Cameron, Massachusetts, jika saja Mr. Pendewick tidak mendengar cerita dari temannya tentang sebuah vila di Berkshire Mountain. Tanpa berpikir panjang, Mr. Penderwick langsung menelepon pemiliknya dan menyewa vila itu tanpa melihat keadaan vila itu.

Yang mereka lihat setibanya di Arundel bukanlah jenis vila biasa, tapi sebuah vila besar – nyaris seperti mansion – berkamar banyak, hingga Penderwick Bersaudara bisa memilih kamar yang mereka sukai.

Petualangan menarik mereka lewati, pengalaman tak terlupakan yang dimulai ketika Skye yang tomboy tanpa sengaja menabrak anak pemilik rumah, Jeffery Tifton. Pertemuan pertama yang tak mengenakan membuat Rosalind, sebagai kakak tertua yang bijaksana, memutuskan untuk mengutus Jane sebagai perantara untuk minta ma’af dan menunjukkan bahwa Keluarga Penderwick bukanlah keluarga yang buruk.

Jeffrey ternyata senang sekali dengan kedatangan kakak-beradik itu, mereka pun langsung berteman akrab. Sebagai anak tunggal, tentunya ia kesepian. Bahkan kakak-beradik Penderwick pun mengangkat Jeffrey sebagai anggota kehormatan Keluarga Penderwick.

Vila Arundel yang luas, dikelilingi taman yang indah, menjadi tempat bermain yang tak habis-habisnya dijelajahi mereka berlima. Tapi, Mrs. Tifton tidak terlalu menyukai Keluarga Penderwick yang dianggap memberi pengaruh buruk pada Jeffrey dan bisa jadi membuat tamannya yang indah hancur.

Bukan hanya bermain-main di kebun dan menjelajah, tapi, Rosalind juga mengalami cinta monyetnya dengan si tukang kebun Cagney. Semakin dekat dengan akhir liburan, rasanya semakin berat untuk meninggalkan Arundel.

Asyiknya buku ini, karena karakter setiap anak-anak Penderwick berbeda-beda. Rosalind, yang bijak, berusaha mengurus semuanya setelah ibu mereka meninggal, Jane si penulis, Skye yang tomboy dan galak, lalu Batty yang selalu memakai sayap kupu-kupunya. Tapi, yang pasti, kakak-beradik Penderwick gak akan tinggal diam kalo ada yang menyinggung kehormatan dan martabat keluarga mereka.

Buku ini mengingatkan gue sama buku-bukunya Astrid Lindgren atau Enid Blyton. Petualangan yang seru, lucu… yang membuat pengen balik lagi ke masa kanak-kanak, dan gak ketinggalan tentunya masakan-masakan yang lezat… Hmmmm….

Petualangan Tintin: Cerutu Sang Firaun

Petualangan Tintin: Cerutu Sang Firaun (Les Cigares du Pharaoh)
Hergè @ 1955
Donna Widjajanto (Terj.)
GPU, April 2008
64 Hal.

Maksud hati pengen liburan, tapi apa daya malah terlibat satu petualangan seru lagi. Begitulah nasib Tintin, yang rencananya akan berlibur bersama Milo, anjingnya, ke Mesir. Di kapal laut, ia bertemu dengan Philemone Siclone, seorang professor linglung yang sedang mengejar-ngejar selembar kertas yang tertiup angin. Perkenalan mereka terjadi ketika Tintin hendak membantu si professor itu. Philemone Siclone pun menceritakan isi kertas yang dikejarnya itu dan mengajak Tintin untuk mencari kuburan Firaun Kih-Oskh.

Tapi, anehnya, belum lagi tiba di Cairo, Tintin dijebak. Ia ditangkap oleh pasangan detektif kembar, Dupond dan Dupont (a.k.a Thomson dan Thompson) dengan tuduhan terlibat dalam penyelundupan narkotika.

Sekali lagi Tintin dijebak, dan tentu saja, banyak akal Tintin untuk lolos dari masalah. Ia pun mencari cara agar bisa keluar dari kapal laut itu. Setibanya di darat, Tintin kembali bertemu dengan Philemone Siclone yang segera mengajaknya ke lokasi tempat kuburan Firaun Kih-Oskh berada. Tapi, di sana Tintin terjebak dalam ruang bawah tanah dan Philemone Siclone menghilang secara misterius. Di dalam ruang bawah tanah itu, Tintin menemukan Sarcofagus atau peti mati yang bertuliskan namanya dan Milo.

Lolos dari kuburan itu, Tintin masih harus berurusan dengan duo detektif kembar yang masih terus mengejarnya. Tuduhan bertambah, yaitu penyelundupan senjata api. Tintin juga harus menghadapi hukuman tembak karena dianggap mata-mata.

Masalah narkotika ini ternyata melibatkan sebuah kelompok rahasia yang punya tujuan melenyapkan Maharaja Gaipajama.

Dari empat buku yang udah gue baca, petualangan kali ini lebih seru dibanding yang lain (gak tau deh, dengan petualagan di buku-buku berikutnya… lupa soalnya…), dulu gue pernah baca buku ini, kalo gak salah judulnya ‘Cerutu Sang Pharaoh’. Meskipun, tetap aja, Tintin ini kaya’ kucing. Nyawanya ada sembilan kali ya… (atau lebih…), biar udah ketabrak kereta, mobil, jatoh dari pesawat… tetap… selamat, sehat wal’afiat… dan segar bugar…

Petualangan Tintin: Tintin di Amerika

Petualangan Tintin: Tintin di Amerika (Tintin en Amèrique)
Hergè @ 1945
Donna Widjajanto (Terj.)
GPU, April 2008
64 Hal.

Kedatangan Tintin di Amerika membuat para kelompok gangster ketar-ketir. Pasalnya, tujuan Tintin ke Amerika memang untuk memberantas kelompok yang selalu membuat resah itu. Bahkan, pemimpin gangster paling terkenal, Al Capone, ikut resah karena kedatangan Tintin. Lolosnya Tintin di Congo dari anak buahnya membuat Al Capone tidak memandang sebelah mata si wartawan berjambul ini.

Setibanya di Amerika, Tintin langsung ‘disambut’ dengan berbagai upaya untuk melenyapkanya. Tapi, Tintin tak gentar. Satu per satu kelompok gangster mulai bertekuk lutut. Namun, ada satu kelompok gangster pimpinan Bobby Smiles berusaha mengajak Tintin bekerja sama, tapi, Tintin menolaknya dan membuat Bobby Smiles mengatur berbagai cara untuk menjebak Tintin.

Terjadilah kejar-mengejar antara Tintin dan Bobby Smiles. Tintin ‘terjebak’ di kawasan pemukiman suku Indian. Bobby Smiles yang lebih dulu, menghasut suku Indian untuk menangkap Tintin.

Tapi, bukanlah Tintin namanya kalo gak berhasil lolos dari berbagai jebakan. Akal yang banyak meskipun terkadang sederhana, mampu membuat Tintin keluar dari kesulitan.

Tintin jadi pahlawan karena usahanya memberantas kelompok gangster.

Children of the Lamp: The Akhenaten Adventure

Children of the Lamp: The Akhenaten Adventure
P. B. Kerr @ 2004
Utti Setiawati (Terj.)
Penerbit Matahati, Cet. I – Maret 2008
416 Hal.

Tumbuh gigi susu seharus menjadi hal yang wajar. Tapi tidak di keluarga Gaunt… Begitu mengetahui kalau kedua anak kembar mereka, John dan Phillipa tumbuh gigi susu, Mrs. Gaunt langsung merencanakan untuk segera di operasi, meskipun si kembar tidak suka akan hal itu.

Tapi, kalau saja John dan Phillipa tidak mengalami operasi pencabutan gigi bungsu, mereka tidak akan pernah tahu kalo mereka bukanlah anak kembar yang biasa-biasa saja. Mereka ternyata punya keistimewaan yang tidak pernah mereka sadari dan memang dirahasiakan oleh orang tua mereka, terutama Mrs. Gaunt.

Ketika mereka sedang menjalani operasi gigi, dalam keadaan terbius, John dan Phillipa mendapatkan ‘mimpi’ yang sama, mereka berdua bertemu dengan Paman Nimrod, adik ibu mereka yang sudah lama sekali tidak mereka jumpai. Dalam mimpi itu, Paman Nimrod memberi petunjuk agar mereka berdua bisa membujuk orang tua mereka supaya diijinkan pergi ke London bukan menghabiskan liburan di perkemahan tempat anak-anak berbakat. Dan anehnya… tanpa banyak pertanyaan, Mr. dan Mrs. Gaunt menyetujui hal itu.

Bukan itu saja yang aneh. Setelah operasi gigi, muka John yang kata Phillipa seperti gunung berapi, tiba-tiba menjadi mulussssss…. Dan Phillipa secara tidak sadar ternyata bisa mengabulkan permintaan Mrs. Trump.

Di London, barulah semuanya jadi jelas dan sangat mengejutkan… bahwa mereka bukanlah anak kembar biasa, melainkan anak-anak lampu…alias keturunan Jin!!! Wahhh… cool…. Mereka pun belajar mengendalikan kekuatan mereka bersama Paman Nimrod.

Liburan mereka tidak hanya di London, melainkan lebih seru lagi. Bersama Paman Nimrod, John dan Phillipa berangkat ke Mesir untuk menyelidiki makam Akhenaten – Firaun dinasti ke-18 – yang konon memiliki 70 jin yang ikut dikubur bersamanya. Ternyata, bukan hanya mereka yang mengincar makam itu, tapi juga Iblis – Jin Jahat juga mencari makam itu agar bisa memperbesar kekuatan dan kekuasaannya.

Buku yang asyik… Ternyata… peristiwa meletusnya Gunung Krakatau juga dipicu oleh kekuatan Jin… juga tenggelamnya kapal Titanic… Hehehe…

Untungnya, John dan Phillipa bukan tipe anak sok tau, tapi memang mereka anak-anak pintar, jadinya petualangan mereka jadi seru banget dengan akal-akal mereka dan gimana awalnya mereka belajar hidup dalam botol.

Jadi pengen nunggu petualangan si Anak-Anak Lampu ini selanjutnya…

Beauty for Killing

Beauty for Killing
Fradhyt Fahrenheit
FoUmediapublisher, Januari 2008
364 Hal.

5 sahabat – Vennita, Chantika, Debby, Kiyara dan Brando – masih berduka karena kematian sahabat mereka, Mae. Ditambah lagi, hubungan mereka kini merenggang gara-gara masalah percintaan. Mereka mencintai laki-laki yang sama, yang ternyata lebih memilih Kiyara untuk dijadikan pasangan hidupnya (Cerita ini ada di buku sebelumnya dengan judul 'Beauty for Sale').

Jadilah mereka berlima untuk sementara waktu menjalani ‘gencatan senjata’ untuk menjernihkan suasana. Mereka menyebar ke seluruh pelosok dunia, mulai dari Barcelona, Singapura, Bali, New York. Mereka yang masih lajang ini berkutat dengan masalah masing-masing – masalah kesendirian kesepian dan juga masalah pribadi mereka.

Vennita misalnya, rela mengeluarkan uang milyaran rupiah demi ‘mempermak’ eks pembantu di kantornya untuk jadi wanita berkelas dengan tujuan menjebak ayahnya yang gemar main perempuan.

Lalu, Brando, yang seorang gay, dikejar-kejar seorang pria yang terobsesi pada dirinya. Hingga nyari membuat karirnya hancur.

Mereka disatukan kembali ketika Vennita menghilang. Vennita diduga diculik oleh orang-orang yang ingin menghancurkan keluarganya. Misteri hilangnya Vennita menjadi bumbu yang membuat novel ini punya sedikit sentuhan (atau hanya sebagai ‘bumbu’?). Bukan apa-apa… karena tanpa hal itu, novel ini hanya jadi novel metropop, chicklit atau roman biasa yang menunjukkan gaya hidup kelas atas para perempuan dan laki-laki single.

Sejak halaman pertama sampai akhir, pembaca ‘dibombardir’ dengan berbagai macam merk ternama, mulai dari produk fashion, handphone, club-club dan restoran. Waduh… kalo gak pernah baca majalah fashion atau gak gaul, dijamin bakal terbengong-bengong dengan sederetan nama-nama kaya’ Prada, LV, Vera Wang, lalu café dan club di segala penjuru dunia. Belum lagi, handphone Vertu (or whatever) yang bertahtahkan berlian dan berlapis kulit domba muda (Hah.. silahkan bayangin sendiri!)

Di novel ini, setiap tokohnya digambarkan hari itu dia pakai baju apa, sepatu apa, parfumnya, tas dan segala macam aksesoris lainnya, belum lagi hari itu dia ada di mana, makan di resto apa dan apa yang dia makan and minum juga ditulis sedetail-detailnya. Silahkan sebut gue norak or sinis… tapi, itulah yang digambarkan, bisa bikin mulut ternganga dengan segala macam kemewahan, keekslusifan dan ‘ke-jor-jor-an’ para tokoh.

Yang paling heboh lagi, ‘penggambaran’ adegan-adegan yang amat sangat 17 tahun ke atas dengan kata-kata yang cukup vulgar. Bikin novel ini hanya sekedar pamer pengetahuan fashion dan ‘sex’.

Dan, ending cerita bener-bener menggambarkan, betapa kekayaan bisa bikin orang depresi sampai akhirnya nyari cara yang ajaib untuk menghabiskan uang dan menghibur diri sendiri.

Minus lainnya, selain cerita yang buat gue rada berlebihan adalah tulisan-tulisan yang sering tumpang-tindih.

Petualangan Tintin: Tintin di Congo

Petualangan Tintin: Tintin di Congo (Tintin au Congo)
Hergè @ 1946
Donna Widjajanto (Terj.)
GPU, April 2008
64 Hal.

Tintin jalan-jalan ke Afrika, atau tepatnya ke Congo. Tintin mendapatkan tugas untuk memberi liputan ekslusif mengenai kehidupan di Congo. Meskipun banyak yang menawarkan harga yang tinggi untuk hasil liputan Tintin itu, tapi, Tintin tidak tergiur.

Dalam perjalanan dengan kapal laut, sudah ada musuh yang mengintai. Semua diawali ketika Milo, anjing Tintin, berkelahi dengan seekor burung beo bawel yang menyebabkan Milo jatuh ke gudang barang dan bertemu dengan seorang penumpang gelap.

Rupanya, penumpang gelap ini mengintai Tintin untuk alasan tertentu yang sempat bikin kita bertanya-tanya, “Apa sih maunya ini orang?” Karena dari awal gak ketauan tuh, siapa pesuruh orang ini.

Setibanya di Congo, perjalanan Tintin juga gak luput dari ‘kecelakaan’ konyol. Mobil yang ditumpangi Tintin bertabrakan dengan kereta api, tapi Tintin selamat, justru kereta apinya yang hancur-lebur! Tintin sempat dituntut karena hal ini, tapi, kemudian semua penduduk desa menyambut Tintin dengan suka cita.

Di Congo, kegiatan Tintin adalah berburu, selain meliput keadaan di sana. Dan tentu saja, musuh Tintin juga tetap mengikuti ke mana Tintin pergi. Bahkan, akhirnya, si musuh itu bekerja sama dengan dukun desa setempat yang merasa tersaingi oleh keberadaan Tintin. Bahaya bukan hanya itu, tapi juga dari binatang-binatang buas yang ditemui Tintin selama kegiatan berburunya.

Mmmm… sepertinya, cerita di petualangan Tintin kali ini udah rada gak cocok dengan kondisi sekarang yang ramai dengan kampanye menyelamatkan satwa-satwa liar. Soalnya, cara berburu Tintin rada ‘sembrono’, karena gak ahli-ahli amat. Contohnya: waktu berburu rusa, rusa incaran Tintin gak berhasil ditembak, jadinya Tintin bolak-balik nembak itu rusa, pas dilihat, ternyata, udah banyak rusa yang mati gara-gara tembakan Tintin yang asal-asalan. Atau, Tintin yang dengan seenaknya membunuh monyet dan memakai kulit monyet itu, untuk nyamar jadi monyet dan menyelamatkan Milo.

Gambar di buku ini udah bagus dan berwarna. Jadi lebih lucu dan menyegarkan.

Tintin di Sovyet

Petualangan Tintin – Wartawan “Le Petit Vingtième” – di Tanah Sovyet (Les Aventures de Tintin – reporter du “Petit Vingtième” – Au Pays des Soviets)
Hergè @ 1946
Donna Widjajanto (Terj.)
GPU, April 2008
142 Hal.

Tintin is Back! Kaya’nya selama ini susah banget nyari komik Tintin baru di toko buku. Kalo pun ada harganya rada mahal. Jadilah berburu beberapa judul komik Tintin di penjual buku second. Dan, seneng banget pas tau GPU bakal menerbitkan kembali serial komik Tintin (baca: Teng-Teng – ini yang gue denger di Radio FeMale waktu Tintin ultah). Bentuk komik Tintin jadi lebih mini dengan kertas yang bagus.

Di kisah petualangan di Tanah Sovyet kali ini, Tintin, si wartawan berjambul diberi tugas untuk meliput aksi propaganda kaum komunis di Sovyet. Ditemani anjing setianya, Milo (a.k.a Snowy), Tintin berangkat dari Brussels menuju Sovyet dengan kereta api. Tapi, sepertinya ada sekelompok orang tertentu yang berusaha menghalangi Tintin untuk sampai ke Sovyet. Belum apa-apa, kereta api itu sudah dibom.

Akibat pengeboman itu, Tintin dibawa ke kantor polisi di Jerman. Di sana, polisi gak peduli kalo ia adalah seorang wartawan. Tintin pun kabur.

Tintin bolak-balik harus masuk kantor polisi, dikejar-kejar mata-mata dan tentu saja nyaris terbunuh. Tapi, bukanlah Tintin kalo gak banyak akal. Dalam berbagai aksi yang nyaris mencelakakan Tintin, ia berhasil selamat berkat improvisasi, ide-ide hingga bisa lolos dari kejaran para musuh.

Peran Milo juga gak kecil. Berkali-kali Milo juga melakukan trik-trik yang menyelamatkan dirinya sendiri dan tuannya.

Buku ini disajikan dalam gambar hitam-putih. Gambar-gambarnya juga belum terlalu bagus. Malah nyaris membosankan. Apalagi Tintin terkesan gampang banget lolos dari musuh dengan cara yang sederhana. Entah Tintin-nya yang cerdik, atau, musuh-musuh Tintin yang kurang cerdas. Di sini, teman-teman Tintin yang lain, seperti Kapten Haddock, Profesor Calculus, dan lain-lainnya belum muncul.

Senangnya bisa bernostalgia lagi… Semoga aja, Gramedia punya niat buat menerbitkan Asterix, Smurf atau Johan dan Pirlouit dalam bentuk baru seperti komik Tintin ini.

Dragon Keeper (Book 1)

Dragon Keeper (Book 1)
Carole Wilkinson @ 2003
Claudia (Terj.)
Penerbit Matahati, Cet. I – Februari 2008
388 Hal.

Awalnya, Ping, hanyalah seorang budak. Bahkan ia tidak pernah tahu siapa namanya, siapa orang tua dan tidak punya teman. Ia bekerja sebagai pelayan untuk seorang Pengurus Naga bernama Master Lan di sebuah istana di Gunung Huangling. Konon, Kaisar membangun istana di daerah terpencil itu untuk menunjukkan kepada dunia betapa luas wilayah kekuasaannya. Tugas Ping selain melayani berbagai kebutuhan Master Lan yang kerap bersikap kasar padanya, adalah memberi makan binatang- piaraan yang ada di istana itu, yang bukan sembarang binatang, melainkan dua ekor naga milik kaisar. Harusnya, Master Lan-lah yang bertugas merawat naga-naga itu, tapi, karena sangat pemalas, akhirnya, menjadi tugas Ping untuk memberinya makan dan membersihkan kandang naga itu.

Karena tidak mendapatkan perlakukan yang pantas dari Master Lan, Ping kerap harus mencuri sedikit makanan. Entah itu, makanan Master Lan, atau bahkan makanan naga. Ping juga gemar berpetualang ke penjuru istana ketika hari sudah malam dengan mencuri sedikit minyak untuk menyalakan lampu. Satu-satunya teman Ping adalah Hua, seekor tikus kecil.

Suatu hari, Ping merasa bersalah mengambil jatah makanan naga, hingga menyebabkan salah satu naga mati. Ia merasa tibalah suatu saat akan mendapatkan hukuman dari Langit. Kekacauan terjadi ketika rombongan Kaisar datang. Ketika itu, Ping sedang berada di dalam istana. Ia lalu bersembunyi di dalam lemari dan mendengar percakapan Kaisar dan rombongannya. Tiba-tiba Hua menggigit Ping dan membuat Ping berteriak. Dan hebohlah keadaan ketika itu.

Ping melarikan diri ke kandang naga. Salah satu tamu Kaisar adalah Diao, Pemburu Naga, yang nyaris menangkap Danzi, satu-satunya naga yang masih hidup. Ping membantu Danzi melarikan diri dari kejaran pengawal kaisar.

Sejak itu, hidup Ping tidak lagi tenang dan damai. Bersama Danzi, ia memulai petualangan panjang menuju Samudera untuk menyelamatkan sebuah batu misterius yang dilindungi mati-matian oleh Danzi.

Banyak hal-hal yang baru diketahui Ping sejak ia bersahabat dengan Danzi. Ping pun bukan lagi gadis budak yang tidak ada harganya, ia memiliki sebuah kemampuan yang tidak terduga-duga yang membawanya menjadi sahabat Kaisar baru.

Ping tidak hanya menempuh perjalanan yang menegangkan tapi, juga menyenangkan. Dunia Ping, mata Ping jadi lebih terbuka karena Danzi mengajarkan banyak hal baru buat Ping.

Ceritanya bikin terharu dan juga lucu. Masih ada lanjutan kisah petualangan Ping bersama ‘si batu misterius’ itu. Satu lagi, cerita tentang persahabatan….

The Inheritance of Loss (Senja di Himalaya)

The Inheritance of Loss (Senja di Himalaya)
Kiran Desai @ 2006
Rika Iffati Farihah (Terj.)
Penerbit Hikmah, Cet. I – Desember 2007
543 Hal.

Di kaki Gunung Kanchenjunga, Himalaya, tinggal seorang hakim tua bernama Jemubhai Patel. Bertahun-tahun ia hanya hidup sendiri, ditemani anjing kesayangannya, Mutt, dan seorang juru masak. Kegelapan dan kesuraman seolah menyelimuti rumah sang hakim. Sampai akhirnya, cucunya, Sai terpaksa tinggal di rumah kakek yang tidak pernah dikenalnya.

Kehadiran Sai mengingatkan Jemubhai pada dirinya sendiri. Seorang pemuda India yang datang ke Inggris untuk menuntut ilmu, sampai akhirnya ia berusaha ‘menjelma’ menjadi orang Inggris. Sementara itu, Sai sendiri, jatuh cinta pada guru Matematikanya, Gyan, yang sering memandang sinis pada sikap Sai yang ‘ke-ingris-ingris-an’.

Tak kalah rumit kehidupan sang juru masak, yang terpaksa berpisah jauh dari putranya, Biju, yang mencari peruntungan di Amerika. Merupakan kebanggan sendiri ketika seseorang berhasil menembus Amerika. Padahal kehidupan Biju di Amerika tidaklah semewah dan seberhasil yang dibayangkan ayahnya.

Pemberontakan yang terjadi memporak-porandakan kehidupan mereka yang sudah suram, jadi semakin suram, tapi membuat mereka pelan-pelan menyadari sikap mereka yang salah. Buku ini menyindir perilaku orang-orang yang menganggap diri mereka modern.

Banyak yang bilang cerita di buku ini bagus dan penuh kalimat-kalimat indah, tapi, koq gue gak bisa ‘menangkap’ semua itu? Bagi gue buku ini membosankan. Rasanya semua suram, semua tokoh di buku ini ‘keningnya berkerut’, muram, berkutat dengan masalah sendiri dan gak pernah puas sama diri sendiri. Tapi, gue memang rada susah payah menyelesaikan buku ini. Hihihi... 'otak'nya rada gak nyampe, nih...

Tapi, satu bagian yang lucu, yaitu ketika lagi ada pemberontakan, polisi malah sembunyi di rumah Noni dan Lola karena kantor polisinya dikunci sama polisi lain yang takut sama pemberontak.

Monday, March 24, 2008

Kick Andy: Kumpulan Kisah Inspiratif

Kick Andy: Kumpulan Kisah Inspiratif
Gantyo Koespradono @ 2008
Penerbit Bentang, Cet. I – Maret 2008
274 Hal.

Buku ini bukan merupakan biografi seorang Andy F. Noya tentang perjalanan karirnya sebagai seorang wartawan. Juga bukan rahasia dapur Kick Andy, salah satu acara talk show di Metro TV di mana Andy F. Noya bertindak sebagai host-nya. Kisah di balik layar Kick Andy hanya diceritakan sedikit saja di bagian awal buku ini. Buku ini memang merupakan beberapa kisah yang pernah tampil di acara Kick Andy yang disiarkan setiap hari Kamis malam.

Kick Andy pada awalnya diciptakan karena pimpinan Metro TV ingin memaksimalkan kemampuan Andy Noya, yang meskipun punya suara biasa-biasa saja, tapi mampu menggali informasi yang ‘disembunyikan’ narasumber. Maka diputuskan untuk membuat sebuah acara talk show dengan format menggabungkan bentuk talk show model Oprah Winfrey dan Larry King. Tapi, sempat ada kekhawatiran, siapa yang akan menonton acara ini?

Tapi, ternyata Kick Andy mampu merebut hati pemirsa televisi di tengah-tengah banyaknya acara sejenis yang lebih menghibur. Karena, coba aja liat, Kick Andy mungkin bisa dibilang ‘garing’ jika dibanding sama Dorce Show, Ceriwis atau Lepas Malam. Tapi, toh, Kick Andy menawarkan sesuatu yang berbeda. Andy Noya bisa juga membuat penontonnya tertawa dengan pertanyaan-pertanyaan simple tapi mampu membangkitkan emosi tamu Kick Andy.

Kick Andy menampilkan tamu-tamu yang berbeda dari talk show lain yang kebanyakan mengundang selebritis. Kick Andy tak hanya mengundang para seleb, tokoh politik, tapi juga orang-orang ‘biasa’ yang mungkin tak pernah kita kenal sebelumnya, seperti Ibu Rabiah – sang Suster Apung, Kiyati, yang mencari ibu kandungnya setelah terpisah selama 30 tahun.

Kick Andy juga mengundang tamu-tamu yang kontroversial, seperti Hercules – preman Tanah Abang, Xanana Gusmao atau Mayor Alfredo.

Kisah-kisah lain dalam buku ini antara lain adalah tentang Anggun C. Sasmi yang memilih jadi warga negara Perancis, Sri Sultan Hamengkubuwono X yang menolak dicalonkan jadi gubernur, pasangan gay yang menikah, anak-anak yang berada dalam LP Anak Tangerang dan masih banyak lagi.

Sesuai motonya, Kick Andy mengajak pemirsa untuk menonton dengan hati, bukan untuk cari gossip terbaru.

Buat gue, gak terlalu istimewa membaca buku ini dibanding menonton langsung acara Kick Andy di televisi. Kesannya datar aja. Banyak kalimat-kalimat yang ditulis berulang kali. Misalnya, tentang Ibu Rubiah yang terpaksa memakai cairan infus yang kadaluarsa (ditulis di hal. 252 dan 254). Bahkan cerita tentang Tiara Lestari yang terpaksa tiduran di atas batu karang selama satu jam, ditulis 2 kali di halaman yang sama (hal. 233)

Friday, March 21, 2008

The Spellman Files (Berkas-Berkas Keluarga Spellman)

The Spellman Files (Berkas-Berkas Keluarga Spellman)
Lisa Lutz @ 2007
Berliani M. Nugrahani (Terj.)
Penerbit Atria, Cet. I – Maret 2008
550 Hal.

Ini adalah kisah keluarga yang kocak banget (at least menurut gue, lho…). Tokoh utamanya adalah Isabel Spellman, akrab dipanggil Izzy, berusia 28 tahun. Saat ini bekerja dengan orang tuanya sendiri di Spellman Investigations, sebagai detektif swasta. Tak hanya Izzy, Paman Ray yang gemar mabuk-mabukan dan abang Izzy, David, juga bekerja di perusahaan ini. Tapi, David, akhirnya memutuskan untuk menggunakan akal sehatnya dan keluar dari Spellman Investigations untuk kemudian menjadi seorang pengacara. Lalu, terakhir, adik Izzy, Rae, pun turut bergabung sebagai anggota termuda.

Hidup dikelilingi para detektif swasta (dan juga sebagai seorang detektif swasta) ternyata tidak mudah. Terbiasa menyelidiki kehidupan pribadi orang lain, membuat keluarga ini pun tak bisa melepaskan kebiasaan itu di dalam kehidupan pribadi mereka. Tiada hari tanpa interogasi dan negosiasi. Kamar yang dilengkapi gembok pintu pun tak luput dari ‘aksi pembobolan’ yang dilakukan anggota keluarga sendiri.

Kehidupan pribadi pun ikut jadi korban. Ketika Izzy berkencan dengan seorang dokter gigi, Daniel Castillo, orang tua Izzy mengutus Rae untuk melakukan penyelidikan. Sampai akhirnya, Daniel gak kuat menghadapi keluarga Spellman yang aneh itu.

Izzy memutuskan untuk keluar karena merasa tidak punya privasi lagi. Tapi, sebelum ia benar-benar keluar, orang tuanya memberikan kasus terakhir, kasus yang sudah berusia 12 tahun tapi belum terbongkar juga. Izzy pun serius mengerjakan kasus itu – dengan diikuti berbagai ancaman dan ‘penguntitan’ yang dilakukan orang tuanya. Ini adalah satu-satunya kasus serius yang ada di dalam buku ini.

Keluarga Spellman nyaris terpecah. Lalu, tiba-tiba, Rae menghilang. Izzy merasa ikut bertanggung jawab dan mengerahkan kemampuannya untuk mencari Rae. Setelah kasus menghilangnya Rae, ditambah lagi dengan Paman Ray yang mengalami ‘Akhir Pekan yang Hilang #27’. Hehehe.. layaknya berkas-berkas, setiap kejadian diberi nomer-nomer. Bahkan Izzy punya daftar mantan pacarnya sendiri, lengkap dengan analisanya.

Gue menikmati membaca buku ini. Segala kekonyolan dan kekocakan di keluarga Spellman. Tokoh cerita emang perempuan dewasa, tapi terkadang pola pikirnya rada gak dewasa. Tapi, rasanya, agak hati-hati ya, menempatkan buku ini di kategori buku anak-anak, atau paling gak remaja, karena banyak hal-hal yang rasanya cukup dewasa di dalam buku ini.

Tuesday, March 11, 2008

Ayat-Ayat Cinta

Ayat-Ayat Cinta
Habiburrahman El Shirazy @ 2004
Penerbit Repulika - Cet. 30, Pebruari 2008
419 Hal.

Fahri, adalah mahasiswa asal Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar. Sosok pemuda yang halus budi pekertinya, pokoknya nyaris tanpa cela. Ia mengisi waktunya untuk menambah uang saku dengan menterjemahkan buku-buku bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Tinggal di sebuah flat bersama beberapa mahasiswa asal Indonesia lainnya, bersahabat baik dengan salah satu keluarga yang tinggal di flat itu. Salah satu anaknya bernama Maria. Gadis beragama Kristen Koptik, tapi hafal salah satu surat di Al-Qur’an, yaitu surat Maryam.

Suatu hari, Fahri tanpa sengaja berkenalan dengan seorang gadis bercadar di metro yang dihina oleh orang Mesir karena menolong turis bule yang dianggap orang kafir. Fahri membela gadis bernama Aisha itu.

Dibanding dengan teman-teman satu flat-nya, Fahri memang bisa dibilang yang paling kalem dan paling ‘lurus’. Tutur katanya halus, tapi tegas. Sering ia mengutip ayat-ayat di Al-Qur’an atau hadits. Menjaga pandangannya terhadap perempuan, bahkan sering menangis jika melihat atau mendengar ada yang bertindak buruk pada perempuan.

Sikapnya ini sering membuat para perempuan jatuh cinta dan tidak segan-segan menyatakan ingin menjadi istrinya. Di antaranya adalah Noura, gadis Mesir yang dianiaya oleh keluarga sendiri, yang kemudian ditolong oleh Fahri. Tapi, cinta Noura bertepuk sebelah tangan, dan membuatnya malah menfitnah Fahri. Lalu, ada Nurul, rekan mahasiswi Indonesia, dan tentu saja, Maria dan Aisha… tapi, siapa yang dipilih sama Fahri?

Tapi, sikap Fahri yang selalu lurus itu mampu membuatnya melewati saat-saat terberat ketika harus berpisah dengan istrinya. Ah… apa benar ada laki-laki seperti Fahri?

Mmmm… agak ketinggalan mungkin gue baca buku ini. Sebenernya dulu, kira-kira setahun yang lalu, pernah punya buku ini, baca hanya beberapa lembar, tapi ‘gak kuat… bukan apa-apa, koq isinya ‘lurus’ banget… masih belum ‘kena’ di hati. Tergerak lagi baca buku ini karena ngeliat trailer film-nya yang sepertinya ‘seru’. Gue gak mau nonton filmnya dulu, takut terpengaruh dengan para tokohnya.

Sebelum memutuskan membaca buku ini (lagi), gue sempet baca buku ‘Ketika Cinta Bertasbih’ – ada dua jilid. Dan karena gak ada ‘feel’-nya, gue gak bisa nulis ‘review’ buku tersebut.

Ceritanya gak jauh beda dengan Ayat-Ayat Cinta, masih bertema pemuda baik-baik di perantauan Mesir, yang harus berjuang menyelesaikan kuliah yang udah dibiayai dengan menjual tanah di kampung. Lalu, ending-nya juga mirip, menemukan cinta sejati-nya, lalu menikah. Koq jadi seperti pengulangan tema, aja.

Mungkin ini sama aja dengan ‘Cinderella Story’ yang berakhir bahagia setelah melewati berbagai penderitaan. Tapi, emang sih, kalo mau dibaca dengan amat sangat mendalam, banyak hal-hal yang positif yang bisa diambil.

Banyak yang bilang buku ini amat sangat menyentuh… sangat bagus… tapi, entahlah, buku ini ‘gak gue banget… ya… mungkin ‘iman’ gue masih kurang tebal untuk mengerti dan menangkap intisari novel ini… tapi… satu kalimat di akhir cerita, cukup ‘menyentil’ gue…

“Aku masih mencium bau surga. Wanginya merasuk ke dalam sukma. Aku ingin masuk ke dalamnya. Di sana aku berjanji akan mempersiapkan segalanya dan menunggumu untuk bercinta. Memadu kasih dalam cahaya kesucian dan kerelaan Tuhan selama-lamanya.” (hal. 402)

Sunday, March 02, 2008

The Food of Love

The Food of Love (Santapan Cinta)
Anthony Capella @ 2004
Andang H. Sutopo (Terj.)
GPU, Februari 2008
502 Hal.

Laura Patterson, datang ke Roma untuk belajar seni. Tapi, tentu saja rentang waktu satu tahun di Roma tidak mungkin dilewatkan tanpa berkencan dengan cowok-cowok Italia. Lelah dengan cowok Italia yang payah, membuat Laura membuat janji pada dirinya sendiri untuk hanya berkencan dengan cowok yang jago masak. Itulah yang dikatakan Laura pada Carlotta, sahabatnya, via telepon di suatu pagi di sebuah kedai kopi.

Pernyataan itu terdengar oleh Tommaso Masso yang kebetulan juga ada di kedai kopi itu. Tommaso adalah cowok Italia yang gemar berkencan dengan turis-turis. Dinding lemarinya penuh dengan foto perempuan yang pernah berkencan dengannya, yang sebagian besar berambut pirang. Pada kesempatan pertama, Tommaso tidak sempat berkenalan dengan Laura yang menganggapnya hanya cowok iseng. Perjumpaan kedua di sebuah supermarket tidak disia-siakan oleh Tommaso yang secara halus ‘memamerkan’ keahliannya dalam bidang memasak.

Selanjutnya… ajakan kencan tidak dapat ditolak oleh Laura. Tommaso menjanjikan masakan yang paling lezat yang pernah dirasakan oleh Laura. Tapi, masalahnya, Tommaso bukanlah chef. Ia hanya seorang pelayan biasa yang kedudukannya sangat rendah sampai-sampai ia bisa disuruh melakukan pekerjaan ‘kasar’ apa pun. Untuk membuat Laura terpesona, Tommaso minta bantuan sahabatnya, Bruno, yang memang seorang chef.

Bruno, juga tengah jatuh cinta pada seorang gadis yang ditemuinya di pasar sayur. Ia membayangkan sosok gadis itu ketika berkreasi membuat masakan pesanan Tommaso. Dan, memang betul, Laura langsung bertekuk lutut setelah mencicipi masakan yang super duper yummy itu!

Tapi, kejutan gak hanya sampai di situ. Bruno kaget ketika tahu ternyata gadis Tommaso adalah gadis yang sama dengan yang ditemuinya di pasar sayur, gadis yang diam-diam selalu ada dalam pikirannya.

Masalah lain pun timbul. Laura makin tergila-gila pada Tommaso… atau lebih tepatnya ‘masakan’ Tommaso. Tapi, Tommaso mulai kembali pada ‘hobi’nya berkencan dengan para turis. Laura kecewa dan marah. Bruno pun kena getahnya. Laura tak hanya benci pada Tommaso, tapi juga pada Bruno. Padahal Bruno belum sempat mengutarakan perasaannya pada Laura.

Ceritanya lumayan kocak. Mengingatkan gue pada film Rattouille. Selain diajak jalan-jalan ke pelosok-pelosok Italia, pembaca bakalan dibuat ‘lapar’ dengan menu-menu aneh tapi tampaknya enak banget… bener-bener Mamma Mia…. Makanan bukan hanya sekedar makanan untuk memuaskan rasa lapar, tapi dengan bumbu-bumbu tertentu, akan banyak kejutan tak terduga!

Blue Jasmine

Blue Jasmine
Kashmira Sheth @ 2004
Hyperion - 2006
186 Hal.

Seema Trivedi, gadis berusia 12 tahun, mengalami banyak pengalaman baru ketika ia harus pindah ke Iowa, Amerika. Ayah Seema adalah seorang peneliti yang mendapat tawaran untuk bekerja di Iowa. Karena itu, mereka sekeluarga harus pindah. Seema harus meninggalkan semua yang dicintainya di India.

Awalnya memang terasa berat bagi Seema. Ia merasa aneh dan merasa tidak akan bisa menyesuaikan diri di Amerika. Apalagi India selalu terbayang-bayang di benaknya. Belun lagi, Seema selalu merasa aneh berada di tengah-tengah orang yang berbeda, suasana yang berbeda.

Tapi, lambat laun, ketika Seema mulai masuk ke sekolah barunya, Seema mendapat sahabat baru yang dengan senang hati membantu Seema menyesuaikan diri. Seema mulai menikmat hari-hari barunya. Logatnya yang aneh dan penampilannya yang berbeda memang sempat membuatnya jadi baha ejekan dan hampir membuat Seema down.

Semakin lama, India tampak semakin jauh. Hal itu pula yang dirasakan Raju, sepupu Seema, ketika Seema pulang ke India saat neneknya sakit. Raju seolah menjauh dan menganggap Seema tidak lagi merasa India sebagai rumahnya.

Seema memang belajar banyak dengan kepindahannya ke Amerika. Seema jadi belajar lebih menghargai arti sebuah persahabatan dan perbedaan.

Novel sederhana tentang persahabatan dan keluarga.

Monday, February 18, 2008

A Thousand Splendid Suns

A Thousand Splendid Suns
Khaled Hosseini @ 2007
Berliani M. Nugrahani (Terj.)
Qanita, Cet. I – November 2007
516 Hal.

A Thousand Splendid Suns berkisah tentang dua perempuan yang mengalami penderitaan akibat peperangan dan pernikahan yang dipaksakan. Sama seperti The Kite Runner, novel kedua Khaled Hosseini ini masih mengambil latar belakang peperangan yang terjadi di Afghanistan.

Tokoh pertama, bernama Mariam. Ia adalah seorang harami – hasil dari hubungan gelap Nana dan Jalil. Jalil, adalah seorang pengusaha dan sudah mempunyai tiga istri. Sedangkan Nana, adalah pelayan di rumah Jalil. Untuk menyembunyikan aib ini, Jalil ‘memindahkan’ Nana ke sebuah rumah yang terpencil dan jauh dari kota. Bertahun-tahun, secara teratur Jalil mengunjungi kolba Nana dan Mariam setiap hari Kamis. Di hari Kamis itu, Mariam akan mendengar cerita-cerita indah ayahnya, dan setelah itu pula, Nana akan memutarbalikkan semua kata-kata Jalil, dan selalu berkata bahwa Jalil tidak akan pernah mengakui Mariam sebagai anaknya.

Menjelang ulang tahunnya yang ketiga belas, Mariam meminta hadiah istimewa dari Jalil, tapi ternyata di hari yang dinanti itu, Jalil tidak kunjung datang, dan membuat Mariam nekat pergi ke Herat, ke rumah mewah Jalil, di mana ia sama sekali tidak diterima. Kepergian Mariam ke rumah Jalil justru membawa petaka. Nana bunuh diri dan meninggalkan Mariam seorang diri.

Jalil terpaksa membawa Mariam ke rumahnya. Buntutnya, Mariam dipaksa menikah dengan pria yang usianya jauh lebih tua, Rasheed dan dibawa pindah ke kota Kabul. Pernikahan membawa penderitaan baru bagi Mariam, terlebih ketika ia mengalami keguguran dan membuat Rasheed mulai kasar padanya.

Lalu, tokoh kedua adalah Laila. Ia tinggal bertetangga dengan Mariam dan Rasheed di Kabul. Anak seorang guru bernama Hakim dan ibu bernama Fariba. Kedua abang Laila pergi berjihad dan membuat Fariba hidup dalam kegelapan menanti kepulangan kedua anaknya. Untung Laila memiliki Babbi yang kuat dan sahabat yang baik bernama Tariq. Tariq selalu melindungi Laila dari gangguan anak-anak laki-laki yang jahil. Persahabatan yang membawa mereka pada hubungan yang lebih jauh.

Peperangan membuat banyak warga yang mengungsi ke Pakistan, termasuk keluarga Tariq. Keluarga Laila pun bersiap mengungsi ketika petaka lain datang. Membuat Laila sebatang kara.

Pasangan Mariam dan Rasheed mengurus Laila. Rasheed-lah yang menyelamatkan Laila saat musibah itu datang. Tapi, ternyata, semua itu bukanlah hal yang tulus. Rasheed bermaksud menikahi Laila yang usianya ketika itu hampir sama dengan Mariam ketika Rasheed menikahinya.

Laila setuju, tapi, malah membuat Mariam mengambil sikap bermusuhan. Laila menjadi malika dalam rumah itu dan selalu dilindungi oleh Rasheed. Tapi, sikap manis itu juga hanya sementara, yang langsung berubah ketika Laila melahirkan seorang anak perempuan.

Inilah awal mula persahabatan Laila dan Mariam. Mereka berdua saling membela dan melindungi menghadapi kekasaran Rasheed.

Situasi karena perang semakin tidak menentu. Keadaan dalam rumah tangga juga tidak kunjung membaik.

Di tengah-tengah penderitaan, Laila dan Mariam berusaha mencari seribu mentari surga yang akan memberikan sinar dalam gelapnya dunia mereka.


Khaled Hosseini kembali mencoba ‘mengobrak-abrik’ perasaan pembacanya, mencoba membuat pembaca bercucuran air mata lewat emosi yang ditampilkan dalam sosok Laila dan Mariam. Tapi, kaya’nya masih lebih ‘nendang’ The Kita Runner, deh… Novel ini lebih ‘mendayu-dayu’, mungkin karena tokoh utamanya perempuan, jadi masalah ‘cinta-cintaan’, cemburu jadi lebih mendominasi dalam buku ini.

Friday, February 15, 2008

My Sister Keeper (Penyelamat Kakakku)

My Sister Keeper (Penyelamat Kakakku)
Jodi Picoult @ 2004
Hetih Rusli (Terj.)
GPU, Januari 2008
528 Hal.

Anna Fitzgerald, gadis berusia 13 tahun, mengajukan gugatan hokum terhadap orang tuanya – Sara dan Brian – menuntut kebebasan medis atas dirinya. Sejak lahir, Anna sudah menyumbangkan sel darah tali pusatnya untuk kakaknya, Kate, yang menderita leukemia. Tidak ada donor yang coco untuk Kate, entah itu orang tuanya sendiri atau kakak laki-lakinya, Jesse.

Oleh karena itu, kehamilan Sara atas Anna seolah ‘dirancang’ untuk melahirkan anak yang akan cocok menjadi donor yang bisa memperpanjang hidup Kate.

Suntikan, transfusi darah dan operasi menjadi hal yang biasa dijalani Anna demi Kate – paling tidak itu yang diyakini oleh Sara dan Brian. Bukan Anna tidak menyayangi Kate, tapi ketika pada puncaknya, Sara meminta Anna untuk mendonorkan satu ginjalnya untuk Kate, hati Anna mulai berontak. “Bagaimana jika aku mengalami gagal ginjal saat umurku misalnya, tujuh puluh tahun? Di mana aku mendapat ginjal cadanganku?” (Hal. 467).

Karena itulah, Anna memberanikan diri untuk ‘menyewa’ Campbell Alexander untuk menjadi pengacaranya. Kasus ini menjadi rumit, karena Anna harus berhadapan dengan orang tuanya sendiri. Anna sendiri masih terbilang labil, awalnya sempat maju-mundur, apakah mau melanjutkan kasus ini atau tidak. Karena baginya, menang atau kalah, akan ada hati yang terluka atau bahkan ada yang akan dikorbankan.

Dari pihak orang tua Anna, diwakili sendiri oleh Sara yang pernah sekolah hukum. Membuat kasus ini melibatkan terlalu banyak ‘perasaan’ yang mungkin bisa membuat Anna semakin goyah.

Semua tokoh dalam cerita ini mendapat ‘porsi’ untuk mencurahkan pikiran mereka – kecuali Kate - termasuk Jesse, kakak laki-laki Anna yang gemar ‘membakar’ dan memiliki jiwa pemberontak. Pelan-pelan akan kelihatan kedewasaan setiap tokoh dalam melewati hari-hari mereka, termasuk Anna dan Jesse. Cukup detail penggambaran ‘jeritan hati’ setiap orang, gimana Brian yang ingin mendukung Anna, tapi juga kepikiran sama ‘nasib’ Kate, atau mungkin pembaca akan berpikir kalo Sara adalah ibu yang ‘egois’, ‘mengorbankan’ Anna demi Kate. Tapi, tokoh favorit gue adalah Jesse – nyentrik, tapi care sama adik-adiknya.

Gue sebenernya penasaran sejak awal, apakah Kate akan meninggal atau Anna yang akan nyerah. Tapi, gue berhasil bertahan dan sabar untuk gak buru-buru ngeliat ending cerita.

Penyelesaian akhir cerita ini rada mirip sinetron, meskipun secara keseluruhan cerita dalam buku ini bagus. Tapi, penting gak ya, membahas sejarah masa lalu Campbell Alexander dan Julia Romano – wali ad litem untuk Anna?

Tuesday, January 15, 2008

The Space Between Us (Jarak di Antara Kita)

The Space Between Us (Jarak di Antara Kita)
Thrity Umrigar @ 2005
Femmy Syahrani (Terj.)
GPU, Desember 2007
432 Hal.

Bhima, bisa dibilang perempuan sebatang kara yang hanya tinggal bersama cucunya, Maya, di sebuah pemukiman kumuh di sudut kota India. Ia sudah bekerja bertahun-tahun sebagai seorang pembantu di rumah kediaman Sera Danubash.

Status sosial yang berbeda, menjadikan hubungan majikan dan pembantu itu seperti langit dan bumi. Meskipun perhatian Sera melebih perhatian yang biasa diberikan seorang majikan pada pembantu, tapi tetap saja ada jarak yang membentang di antara mereka.

Tapi, pada dasarnya, tanpa melihat status sosial, mereka berdua memiliki pengalaman yang sama. Sama-sama menderita dalam kehidupan pernikahan mereka, sama-sama sering merasakan kesepian dalam hidup mereka.

Sera, adalah seorang istri pengusaha kaya, Feroz Dubash, yang seperti pada umumnya, dijanjikan sebuah pernikahan yang akan menjadikannya bagai ratu. Tapi, ternyata, Feroz bukanlah orang yang lembut, ia suka berlaku kasar pada istrinya. Belum lagi, perlakuan ibu mertuanya yang selalu saja merendahkan dirinya. Sera memilik putri tunggal, bernama Dhinaz yang akan segera memberikan cucu pertama bagi dirinya. Sama seperti Sera, Dhinaz juga sangat menyayangi Bhima, meskipun Dhinaz lebih luwes dalam menunjukkan perhatian itu dibanding Sera.

Sementara Bhima, meskipun mungkin memiliki suami yang lebih baik dari Sera, yang bernama Gopal. Toh, pada akhirnya, harus mengalami kegagalan dalam berumah tangga karena suaminya kecanduan minuman keras. Sebuah kecelakaan menyebabkan suaminya dipecat dari pekerjaannya dan jadi pengangguran. Memutarbalikkan kehidupan Bhima dan anak-anaknya sampai akhirnya mereka harus berakhir di sebuah pemukiman kumuh. Gopal meninggalkannya, membawa serta anak laki-laki mereka. Sementara Pooja, anak perempuannya, juga pada akhirnya pergi dengan cara yang tragis. Meninggalkan Bhima dan Maya. Namun, Maya juga akhirnya mengecewakan Bhima dengan hamil di luar nikah dan tidak diketahui siapa ayah bayi itu.

Bhima selalu menganggap keluarga Dubash adalah pelindung, penyelamat mereka. Seolah ia bersedia mengorbankan dirinya demi keluarga itu. Tapi, pada satu titik, ia dihadapkan pada persoalan di mana ia harus menerima kenyataan bahwa ai justru dicampakkan oleh mereka. Yang miskin, selalu jadi yang lemah dan akhirnya kalah.

Cerita dengan setting budaya India yang cukup modern tapi masih dikelilingi oleh tradisi-tradisi yang terkadang tidak masuk akal. Potret perjuangan keluarga kelas bawah di India yang dilecehkan, dibodoh-bodohi oleh kalangan yang merasa diri mereka lebih tinggi atau lebih pintar. Maka itu, Bhima bertekad agar anak-anaknya, cucunya jadi orang berpendidikan agar tidak selalu dipermalukan dan dianggap rendah seperti dirinya.

Jalan ceritanya lambat tapi mengalir. Cerita kehidupan Sera dan Bhima masa kini, diselingi oleh kisah masa lalu mereka berdua, tapi tidak membuat cerita jadi tumpang-tindih. Cerita kehamilan Maya mungkin dianggap ‘bumbu’ dari keseluruhan cerita, karena sedikit-sedikit sepanjang cerita. Tapi, justru karena bagian inilah, kesimpulan cerita ini ada.

O ya... gak ketinggalan... khas film-film India: lagu-lagu, tari-tarian dan... tentu saja... tiang... hehehe

Saturday, January 05, 2008

Un Homme et Une Femme

Un Homme et Une Femme
Stanley Dirgapradja
GPU, Desember 2007
304 Hal.

Kadang manusia tuh suka bikin masalah sendiri, ketika semua berjalan lancar, semua baik-baik aja, malah cari masalah yang bikin ribet sendiri. Contoh aja, tuh, Lara. Perempuan satu ini, sebenarnya punya hubungan yang cukup meyakinkan dengan Khrisna. Krishna memang cowok yang sedikit cuek, mahasiswa tahun terakhir yang gak lulus-lulus karena skripsi yang ditinggalin karena asyik nge-band. Tapi bukan berarti Khrisna gak bertanggung jawab. Meskipun suka ngaret, Khrisna tetap cowok yang perhatian sama Lara. Tapi, Lara, malah minta ‘time out’, ‘time break’ or istilahnya, “pengen sendiri dulu.” Alasannya, biar Khrisna berubah, lebih memikirkan masa depan, dan biar Lara sendiri yakin kalo Khrisna is the one for her.

Buntutnya, permintaan Lara gak hanya bikin susah Khrisna, tapi juga Lara sendiri yang takut Khrisna bakal direbut sama ‘cewek Jimmy Choo’.

Dan, gak hanya Lara serta Khrisna yang mengalami ini sendiri yang kelimpungan, tapi, juga Bayu, adik Khrisna yang di awal mengenalkan Lara sama Khrisna. Bayu sempat merasa bersalah. Tapi, toh, Bayu sendiri punya masalah yang gak kalah rumit. Masalah yang gak ngerti apakah dia berani mengungkapkannya ke ‘dunia luar’, atau hanya disimpannya sendiri.

Bayu punya masalah dengan orientasi seksualnya. Lara memang mendukung Bayu untuk berani mengambil keputusan dan berani menghadapi ketika seorang Rio datang dan mendekatinya. Tapi, apa dia berani untuk berkata jujur terhadap keluarganya atau tidak.

Bayu, cowok kreatif yang sangat care sama sahabat dan juga kakaknya. Tapi, justru pada saat ia mengharapkan dukungan dari Khrisna, ia malah mendapatkan sebuah fakta yang nyaris bikin dia hancur.

Di dalam novel ini, pembaca disuguhkan suasana kota Yogyakarta yang lebih gaul, lebih modern, bukan Yogya yang tradisional. Karena Lara dan Bayu sering banget jalan-jalan ke kafe, bahkan Bayu adalah anak yang doyan ‘dugem’, akrab dengan dunia malam, dunia ‘ajep… ajep…’.

Dan, kalo membayangkan Bayu, entah kenapa gue gak bisa gak inget sama sosok seorang Ivan Gunawan.

Tuesday, January 01, 2008

I was a Rat! (Dulu Aku Tikus!)

I was a Rat! (Dulu Aku Tikus!)
Philip Pullman
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, Desember 2007
256 Hal.

“Dulu aku tikus!,” begitulah kata seorang anak laki-laki yang tiba-tiba saja datang ke rumah pasangan Bob dan Joan di suatu malam. Tentu saja, pasangan tua itu terkejut. Mereka mengira anak laki-laki itu anak hilang yang tidak waras. Tapi, rasa kasihan membuat Bob dan Joan menerima anak aneh itu.

Bob dan Joan, pasangan yang sudah 32 tahun menikah, tapi belum dikaruniai seorang anak. Bob, berprofesi sebagai tukang pembuat sepatu dan Joan bekerja sebagai tukang cuci, dua pekerjaan yang sudah dijalani secara turun-temurun di keluarga mereka.

Mereka memberi nama Roger kepada anak lelaki itu. Tingkah laku anak lelaki itu memang mirip tikus. Ia tidak bisa makan dengan sendok, mampu makan apa saja – apakah itu pensil, kayu-kayu di tempat tidur… apa pun. Bob dan Joan mengajarkan cara makan yang benar, cara mengucapkan terima kasih dan cara menjadi anak yang baik serta sopan pada Roger. Tapi, ya, tetap saja, Roger yang polos itu, masih bertingkah aneh, meskipun ia menyerap semua pelajaran dari Bob dan Joan.

Bob dan Joan membawa Roger ke tempat pelaporan anak hilang, ke kantor polisi dan ke rumah sakit, tapi tidak ada yang merasa kehilangan Roger. Roger pun akhirnya dibawa kembali ke rumah Bob dan Joan. Ia disekolahkan, tapi malah membuat heboh seisi sekolah.

Kelakukan aneh Roger ternyata menyebar dan menarik perhatian berbagai pihak. Sebut saja, Filsuf Royal, seorang filsuf kerajaan yang gemar menganalisa semua tingkah laku manusia. Baginya kasus Roger akan meningkatkan pamornya. Lalu, ada pemilik sirkus yang suka memamerkan makhluk aneh bernama Mr. Tapscrew, yang memaksa Roger untuk bertingkah sebagai binatang pengerat yang mengerikan, dan, ada pula seorang anak bernama Billy, yang meminta Roger membantunya dalam pencurian di sebuah rumah.

Lama-lama, Roger semakin merasa ia bukanlah anak manusia seperti yang ditanamkan Bob dan Joan, tapi sekali tikus tetap menjadi tikus, maka Roger kembali ke gorong-gorong gelap dan menyebabkan kehebohan karena berita di Daily Scourge yang menyebutkan dirinya sebagai monster mengerikan yang bergentayangan di gorong-gorong.

Roger ditangkap, dan berbagai analisa serta kesimpulan bermunculan. Semua ahli ribut mengatakan bahwa Roger itu mirip manusia, harus dibasmi. Hanya satu orang yang mengetahui siapa Roger sebenarnya, dan hanya dia yang bisa menyelamatkan Roger dari eksekusi.

Wow…. Cerita yang menarik banget… menegangkan tapi seru. Seperti membaca dongeng Cinderella dari sisi yang berbeda. Gue lebih suka cerita ini daripada Clock Wound Up yang mengerikan itu.

The Lunch Gossip

The Lunch Gossip
Tria Barnawi
GPU, Desember 2007
264 Hal.

Xylana, Kynthia, Keisha, Vinka dan Arimbi – lima sahabat yang bekerja sebagai konsultan IT di perusahaan yang sama, BeIT Consultant. Sebagai layaknya teman dekat, di antara mereka hampir tidak ada rahasia. Bahkan, terkadang sifat setia kawan mereka, nyaris mengorbankan profesionalisme kerja mereka. Sifat mereka yang bertolak belakang tidak membuat mereka merasa berbeda, malah saling mengisi dan menambah bumbu-bumbu seru dalam hubungan mereka.

Acara makan siang tentu saja jadi tempat mereka untuk curhat dan bergosip. Soal pekerjaan, hubungan asmara, bahkan ‘musuh’ mereka.

Tapi, ternyata, di kehidupan pribadi mereka, gak seceria seperti hubungan persahabatan mereka. Xylana yang perfeksionis sulit mencari pacar karena sifatnya itu, ada aja yang membuat dia batal mendapatkan pacar, Kynthia terlibat hubungan dengan pria beristri yang celakanya adalah suami dari ‘musuh’ mereka di kantor, lalu, Keisha, yang bermulut tajam – mendapatkan peringatan dari pihak manajemen karena dianggap menghasut karyawan untuk berontak, Vinka, ibu peri yang ramah tamah – menyembunyikan masalah besar yang terjadi dalam rumah tangganya dan Arimbi, yang super lembut dan rapuh, ternyata bukanlah si anak emas yang jenius.

Rahasia di antara mereka seharusnya tidak jadi konsumsi publik di kantor, tapi kenapa tiba-tiba, Arimbi dipecat? Lalu, Keisha dalam surat peringatan? Dan, siapa yang membocorkan ‘panggilan sayang’ pacar Kynthia kepada istri sahnya?

Ternyata, persahabatan yang super lengket, super heboh gak membuat mereka jadi benar-benar bisa percaya satu sama lain. Ada ‘musuh dalam selimut’ di antara mereka. Mereka nyaris mencurigai satu sama lain. Persahabatan yang dibina sejak lama juga nyaris hancur.

Gue beli buku ini karena tertarik sama covernya yang candy color itu. Eye-catching , gitu lho… Lumayanlah.. meskipun cerita begini mungkin gak pertama kalinya. Tinggal menebak siapa yang jadi ‘bitch’ di antara mereka.

Sunday, December 30, 2007

Buku Favorit tahun 2007

Buku-buku di bawah ini disusun berdasarkan ingatan aja, mana yang sepertinya berkesan buat gue selama tahun 2007. Kalo berdasarkan tulisan di blog ini, emang kaya’nya gak terlalu banyak buku yang gue baca, mungkin gak sampe 100, karena memang gue bukan termasuk pembaca buku yang cepat. Ini dia daftarnya:

1. Bartimaeus Trilogy (terutama buku ketiga)
2. Harry Potter ke 7 (meskipun gak terlalu istimewa, tapi, ‘perpisahan’ dengan Harry Potter tetap meninggalkan kesan).
3. 168 Jam dalam Sandera
4. The Boy in the Stripped Pyjamas
5. Out (Bebas)
6. Neverwhere (Negeri Antah-Berantah)
7. The Namesake
8. Chocolat
9. 130 Solusi Kehamilan dan Persalinan (Hehehe… pas banget untuk calon ibu yang baru pertama hamil)
10. The Bookaholic Club (sebuah teen-lit yang beda…)

Ya, itu ajalah, gak usah dibedain mana yang fiksi mana non-fiksi.

Chocolat

Chocolat
Joanne Harris
Bentang – Cet. I, Oktober 2007
374 Hal.

Vianne Rocher dan Anouk Rocher – anaknya, adalah seorang pendatang di sebuah kota kecil yang bersuasana muram bernama Lansquenet. Vianne yang misterius, membuat pastur di kota itu curiga pada dirinya. Francis Reynaud, si pastor itu, menganggap Vianne adalah seorang penggoda yang akan merusak kehidupan di Lansquenet.

Kedatangan Vianne dan Anouk bertepatan dengan diadakannya sebuah karnaval di hari Selasa sebelum Rabu Abu. Selama ini, Vianne selalu tinggal di kota-kota yang berbeda. Setiap kepindahan membawa cerita kelabu dari masa lalu Vianne bersama ibunya. Kali ini Vianne berjanji pada Anouk bahwa mereka akan menetap.

Vianne membeli sebuah rumah bekas toko roti. Banyak orang menduga, bahwa Vianne akan kembali membuka sebuah toko roti, tapi ternyata Vianne membuka toko yang mengejutkan banyak orang, yaitu sebuah toko cokelat yang diberi nama La Céleste Praline, toko yang pada awalnya sulit untuk diterima penduduk. Apalagi di lingkungan di mana, gereja adalah tempat yang sakral, sementara Vianne sendiri tidak pernah pergi ke gereja setiap hari Minggu. Hal yang dijadikan Pastor Reynaud sebagai alasan untuk menyerang Vianne dan toko cokelatnya.

Tapi, ternyata, toko cokelat itu mulai menarik perhatian penduduk di sana. Awalnya mereka datang dengan takut-takut, malu kalau perbuatan mengunjungi toko cokelat adalah hal yang dosa, sampai akhirnya mereka harus membuat pengakuan dosa di setiap kedatangan mereka di gereja.

Armade Voizin - seorang nenek tua yang nyentrik, Josephine Muscat - perempuan yang takut pada suaminya, Guillaume - yang selalu datang bersama anjingnya, dan beberapa penduduk lain, menjadi pelanggan tetap Vianne. Belum lagi anak-anak kecil, teman-teman Anouk di sekolah.

Masalah muncul ketika orang-orang Gipsi berdatangan, sebagian besara penduduk kota kecil itu yang tentu saja ‘diarahkan’ oleh Pastor Reynaud menentang kedatangan para Gipsi. Tapi, Vianne malah dengan tangan terbuka mengundang mereka untuk datang ke toko cokelatnya.

Puncak kebencian Pastor Reynaud semakin menjadi ketika Vianne berencana mengadakan Festival Cokelat menyambut Paskah. Menurut Pastor Reynaud, hal itu benar-benar penghinaan terhadapa gereja dan perayaan paskah itu sendiri. Tapi, Vianne pantang mundur.

ALambat laun, kehadiran Vianne yang lembut tapi tegas dan berani menimbulkan keberanian juga di hati para pengunjung setia toko cokelatnya. Vianne dengan cokelatnya yang lezat mampu membangkitkan berbagai hal yang tersembunyi, membangkitkan kejujuran.

Benar-benar buku yang ‘yummy’! Alur cerita memang terkesan lambat, tapi, seperti sedang menikmat cokelat, sedikit demi sedikit, biarkan mencair, lumer di mulut, maka akan terasa lezat dan nikmatnya… Mmmm…..

Gerhana Kembar

Gerhana Kembar
Clara Ng
GPU, Desember 2007
368 Hal.

Lendy adalah seorang editor di sebuah penerbitan terbesar di Indonesia. Pengalaman bertahun-tahun sebagai editor membuat matanya sangat awas membedakan mana naskah sebuah cerita yang bagus, mana yang masih kurang sempurna.

Karena itu, ketika ia menemukan sebuah naskah tua di lemari neneknya, ia yakin naskah itu adalah sebuah naskah yang bagus. Tapi, bagian dari diri Lendy mengatakan naskah itu seolah merupakan bagian dari masa lalu neneknya, Diana, yang kini sedang terbaring di rumah sakit.

Naskah itu bercerita tentang kisah cinta antara dua orang perempuan, bernama Fola dan Henrietta. Kisah itu ditulis pada tahun 1982 dengan setting tahun 1960-an, di mana ketika itu hubungan antar sesama jenis masih sangat tabu untuk diungkapkan. Fola diceritakan sebagai guru di sebuah taman kanak-kanak dan Henrietta adalah seorang pramugari. Mereka berkenalan ketika Henrietta hendak menjemput keponakannya yang merupakan salah satu murid Fola.

Mulailah Fola dan Henrietta merasakan ada getar-getar aneh dalam diri mereka. Perasaan yang malu untuk diungkapkan Fola, namun berbeda dengan Henrietta yang lebih berani. Karena sesuatu hal, mereka berpisah, tak sengaja kembali bertemu tapi keadaan sudah jauh berbeda. Fola sudah menikah dan sedang hamil, sementara Henrietta masih jadi pramugari dan melajang. Hubungan yang sempat terputus terjalin kembali.

Namun banyak halangan yang merintangi mereka untuk bersatu seutuhnya.

Lendy selalu penasaran dengan ending dari cerita itu. Semakin jauh ia membaca naskah itu, semakin ia yakin bahwa kisah itu merupakan bagian dari masa lalu keluarganya. Melalui kisah itu juga, Lendy dan Eliza, ibunya mencoba merajut kembali hubungan antara ibu dan anak yang selalu kaku dan dingin.

Yang gue suka dari Clara Ng, buku-bukunya selalu tampil dengan kisah yang berbeda, dan buku Gerhana Kembar ini, termasuk yang paling ‘serius’ di antara buku-buku lainnya.

Tapi, menurut gue, coba konflik antara Lendy dan Sari Beri, penulis gay yang naskahnya ditolak Lendy, dikembangin. Mungkin bakalan jadi lebih seru, tuh. Soalnya, Lendy sempat menolak naskah Sari Beri, karena pertama emang tulisannya terlalu ‘sastra’, sampe-sampe bakal bikin pembaca bingung, dan kedua, karena penerbit tempat Lendy bekerja, belum pernah menerbitkan naskah tentang hubungan sesama jenis.

Sunday, December 16, 2007

Clockwork or All Wound Up

Clokcwork or All Wound Up (Si Pembuat Jam)
Philip Pullman
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, November 2007
112 Hal.

Sudah menjadi tradisi bahwa jika setiap murid pembuat jam di Glockenheim yang sudah menyelesaikan masa belajarnya harus membuat patung baru untuk jam raksasa di kota itu. Di Glockenheim terdapat sebuah jam yang di menaranya terdapat ratusan patung, yang untuk melihatnya secara keseluruhan, seseorang harus menatap jam itu selama setahun penuh!

Tugas untuk membuat patung baru kali ini harus diemban oleh Karl, seorang murid yang baru lulus. Ia jadi stress berat karena ini memang tugas yang berat. Penduduk kota Glockenheim sangat menantikan patung ciptaan Karl ini. Tapi, menjelang saatnya tiba, Karl sama sekali belum membuat patung itu.

Lalu, muncullah, Fritz, seorang penulis muda yang selalu menyajikan kisah-kisah menyeramkan tapi tetap dinantikan oleh penduduk Glockenheim. Malam itu, malam sebelum Karl harus memamerkan patungnya, Fritz datang ke sebuah bar. Di tempat itu juga, Karl sedang minum-minum dengan gurunya, Herr Ringelmann. Berbeda dengan Karl yang pesimis, Fritz adalah orang optimis. Malam itu, Fritz tetap berusaha menyajikan sebuah cerita, meskipun ia sendiri belum tahu seperti apa akhir cerita itu. Maka, bergulirlah sebuah kisah yang berjudul 'Jam Mekanis'.


Malam itu ternyata menjadi malam yang sangat mengerikan, karena tokoh di dalam cerita Fritz, tiba-tiba saja muncul, menjadi nyata. Semua orang - termasuk Fritz - langsung lari dari bar itu, karena ketakutan, kecuali Karl yang masih saja bermuram durja. Dr. Kalmenius, itulah nama tokoh dalam cerita Fritz, mendekati Karl dan menawarkan sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah Karl.
Karl, tentu saja ingin menyelamatkan mukanya dengan menampilkan patung jam terbaik, meskipun harus dengan cara yang licik.

Waduh, meskipun ini buku anak-anak, tapi ternyata lumayan menegangkan juga. Buat gue, buku ini terlalu 'stress' buat anak-anak. Banyak kematian dengan cara yang sangat aneh, meskipun happy ending.

(Fiuuuhhhh.. akhirnya muncul juga di sini... padahal selesai bacanya udah lama banget...)

Monday, November 19, 2007

New Moon

New Moon
Stephenie Meyer
Little, Brown - September 2006
563 Hal.

Setelah Bella hampir saja jadi mangsa vampire, keluarga Cullen, terutama tentunya Edward, makin protektif terhadap Bella. Tapi, ketika mereka harus berhadapan dengan Bella yang sedang terluka, mereka pun harus berusaha keras untuk menahan diri mereka ketika mereka melihat 'darah' di depan mereka.

Secara gak sengaja, waktu Bella sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 18 di rumah keluarga Cullen, jari Bella tergores kertas dan terluka. Langsung semua vampire itu tertegun dan menatap Bella dengan 'lapar'. Hanya Carlisle yang dokter, yang tetap brsikap tenang. Pesta pun jadi kacau dan berantakan.

Puncaknya, Edward memutuskan untuk meninggalkan Bella, dengan alasan, karena keluarga Cullen tidak bisa lagi lebih lama tinggal di Forks karena mereka akan terlihat tidak semakin tua dan mereka akan pindah ke LA.

Sejak Edward pergi, hidup Bella jadi seperti robot, statis, 'hidup segan, mati tak mau'. Sampai-sampai, ayahnya, Charlie pun gerah melihatnya. Teman-teman sekolah Bella juga menjauhinya karena sikapnya yang aneh.

Akhirnya, Bella memutuskan untuk berubah. Ia menemui Jacob Black, teman lama yang pernah ia temui di La Push. Tapi, ternyata, Jacob menyimpan rahasia yang gak kalah misterius.

Gara-gara jati diri Jacob yang baru, Bella harus memilih apakah tetap berteman dengan para vampire atau berteman dengan Jacob. Karena berteman dengan keduanya, mungkin malah menimbulkan masalah baru yang bakal membuat mereka saling bertentangan.

Masalah lainnya, adalah Victoria, teman James - vampire yang hampir saja membunuh Bella, ternyata masih berkeliaran untuk balas dendam atas kematian James. Belum lagi, Bella yang kembali harus berhadapan dengan keluarga vampire lain yang gak nyaris gak bisa menahan diri untuk tidak menghisap darah Bella.

Sebenernya, rada cape' juga baca buku ini. Untungnya, di buku kedua ini, masalah gak hanya berputar-putar sama Bella dan Edward. Justru, Edward muncul hanya di awal dan menjelang akhir buku. Kaya'nya si Jacob lebih cool and macho deh, daripada Edward yang katanya berwajah 'beautiful' itu.

Istirahat dulu alias baca buku yang lain sebelum lanjut ke buku ketiganya and terakhir, Eclipse.

Tuesday, November 06, 2007

The Firework-Maker’s Daughter

The Firework-Maker’s Daughter (Putri si Pembuat Kembang Api)
Philip Pullman
Poppy Damayanti Chusfani (Terj).
GPU, Oktober 2007
144 Hal.

Lila tinggal di negeri sebelah timur hutan belantara dan selatan pegunungan bersama ayahnya, Lalchand. Ibu Lila meninggal ketika Lila masih kecil. Karena Lila susah diatur, maka Lalchand selalu mengajak Lila ke tempatnya bekerja. Lalchand bekerja sebagai pembuat kembang api. Suara desis dan letupan bubuk mesiu, percikan api sudah tidak asing lagi bagi Lila.

Beranjak dewasa, Lalchand mengajari Lila cara-cara membuat kembang api. Maka, sudah bisa dimaklumi apabila Lila pun mempunyai cita-cita mengikuti jejak ayahnya. Tapi, Lalchand lebih suka untuk segera mencarikan suami bagi Lila daripada menyetujui cita-cita Lila itu.

Salah satu syarat untuk menjadi pembuat kembang api adalah melakukan perjalanan berbahaya ke perut Gunung Merapi untuk menghadapi Angkara Api. Inilah yang membuat Lalchand khawatir. Tapi, Lila tak peduli. Lila nekad pergi ke Gunung Merapi untuk menunjukkan pada ayahnya bahwa ia mampu.

Lalchand kalang-kabut, karena tidak dengan begitu saja Lila bisa pergi ke Gunung Merapi dan menghadapi Angkara Api. Ada syarat lain yang harus ia penuhi untuk menghindari panasnya Angkara Api, yaitu dengan membawa seguci air ajaib dari Dewi Danau Zambrud.

Karena merasa bersalah membocorkan rahasia yang diceritakan Lalchand, Chulak, teman Lila yang menjadi pelayan pribadi Gajah Putih milik Raja, bersedia menempuh perjalanan mencari Lila. Sekaligus ia ingin membawa kabur si Gajah Putih yang sedang kasmaran dan bosan dengan kemewahan yang ia dapat selama ini.

Tapi, perjalanan itu ternyata juga tidak mudah. Buntutnya, malah Lalchand nyaris dijatuhi hukuman mati karena dianggap membantu melepaskan Gajah Putih. Dan, agar Lalchand terhindar dari hukuman itu, Lalchand dan Lila harus ikut serta dalam Festival Kembang Api, dan bertarung dengan para pembuat kembang api lainnya. Apabila Lalchand dan Lila mendapatkan tepuk tangan paling keras, paling lama, makan mereka akan terhindar dari hukuman.

Buku ini bener-bener buat anak-anak. Tulisannya gede-gede dan bukunya tipis. Isinya juga ringan banget, gampang dicerna dan happy ending.

Tuesday, October 30, 2007

Twilight

Twilight
Stephenie Meyer
Little Brown, September 2006
498 Hal.

Isabella Swan harus pindah dari Phoniex ke kota kecil bernama Forks untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie Swan, karena ibunya Renee memutuskan untuk mengikuti Phil kekasih barunya dalam meniti karir di dunia persepakbolaan. Bella harus kembali ke kota tempat ibunya dulu meninggalkan ayahnya.

Di kota kecil ini, semua seolah sudah saling mengenal. Anak-anak saling berteman, orang tua saling berteman, bahkan mungkin kakek-nenek-buyut mereka juga saling mengenal. Bella sempat merasa kesepian.

Di sekolah yang baru segera saja Bella jadi pusat perhatian. Karena, jarang ada ada baru di tempat mereka, dan begitu anak baru datang, segera jadi bahan pembicaraan. Pribadi Bella kaya’nya cenderung tertutup. Meskipun ia gak menolak diajak berteman dan mudah bergaul tapi tetap saja ada bagian-bagian dari diri Bella yang menjaga jarak. Sampai akhirnya, ketika Mike, salah seorang temannya mengajak ke acara pesta dansa, Bella menolak dengan alasan ada acara lain yang mengharuskannya pergi keluar kota.

Di Forks High School, ada sekelompok remaja yang berpenampilan aneh dan selalu menyendiri bersama kelompok mereka, yaitu anak-anak keluarga Cullen – Emmet, Rosalie, Edward, Alice dan Jasper. Mereka sangat aneh, wajah mereka selalu tampak dingin, meskipun mereka termasuk berwajah tampan dan cantik. Di kantin, meskipun makanan terhidang di depan mereka, tapi, tampaknya mereka tidak pernah menyentuh makanan itu. Mobil yang mereka pakai ke sekolah juga mobil yang tergolong mewah, berbeda dengan anak-anak Forks lainnya. Menurut cerita yang didengar Bella dari teman-temannya, mereka semua adalah anak-anak angkat Dr. Carlisle dan Esme Cullen.

Di dalam pelajaran biologi, kebetulan Bella duduk bersebelahan dengan Edward Cullen. Perkenalan pertama tidak meninggalkan kesan yang baik di mata Bella. Malah Bella mengira ada sesuatu yang salah dengan bau badannya sampai-sampai Edward duduk sejauh mungkin dari Bella.

Tapi, suatu hari, Edward menyelamatkan Bella dari sebuah kecelakaan. Bella sempat bertanya-tanya pada dirinya sendiri, karena ada sesuatu yang janggal ketika kecelakaan itu terjadi. Mulailah Bella mencari tahu tentang diri Edward Cullen. Dan, Bella mendengar sebuah legenda dari Jacob, anak Billy teman ayah Bella. Katanya, keluarga Cullen berbeda dari manusia biasa. Mereka adalah pemburu dengan kata lain adalah sekelompok vampire. Beruntung mereka tidak memburu manusia, tapi mencari darah segar hewan.

Buntutnya, Edward dan Bella semakin dekat, bahkan sampai akhirnya membuat Bella berada dalam bahaya. Karena, keberadaan Bella di sekitar keluarga Cullen tercium oleh kelompok vampire lain yang lebih berbahaya daripada keluarga Cullen.

Sampai kapan Edward bakal bertahan untuk menjaga Bella dari vampire lain, maupun dari dirinya sendiri? Bisa dibaca dibuku-buku selanjutnya, yaitu New Moon dan Eclipse.

Sebenernya, mungkin ini adalah cerita romance biasa, tapi yang bikin gue tertarik, adalah tokohnya yang manusia biasa plus para vampire. Yang bikin seru ada di bagian-bagian akhir, yaitu bagian ‘perburuan’ James, si vampire jahat yang mengincar Bella.

Tapi yang kadang-kadang ‘membosankan’ adalah bagian ‘telenovela’-nya Bella dan Edward, yang selalu bilang, “I won’t leave you.” Tapi, tiba-tiba berbalik, “You have to leave me.” Ihhh… cape deh… Tapi, tetap… buku ini membuat gue penasaran sampai akhir…

Buku ini bakal dibuat film-nya. Yang jadi Edward… hmmm… cukup cocok…

Wednesday, October 17, 2007

The Bookaholic Club

The Bookaholic Club
Poppy D. Chusfani
GPU, Oktober 2007
192 Hal.

Empat orang remaja tidak sengaja berkenalan dan jadi sahabat karena kesukaan mereka terhadap buku. Remaja berusia 16 tahun ini, sama-sama tinggal di sebuah kompleks elit, sama-sama bersekolah di sekolah yang elit, sama-sama ‘dikucilkan’ dari pergaulan karena dianggap aneh, kecuali Erin, si murid baru yang cantik, yang segera ‘digaet’ Luana, cewek cantik yang merasa paling top dan ok sesekolah.

Tapi, ternyata, Erin gak merasa nyaman berada di kelompok popular di sekolahnya, ia merasa gak menjadi dirinya sendiri, dan merasa harus berpura-pura jadi berdandan dan bersikap ala Barbie demi menyenangkan orang tuanya.

Satu-satunya yang membuatnya tertarik dengan sekolah barunya, adalah perpustakaan yang besar dan lengkap banget. Itu juga yang membuatnya tertarik untuk pergi ke pesta yang diadakan di rumah Des. Konon kabarnya, di rumah Des ada perpustakaannya. Dengan beribu cara, Erin berusaha melarikan diri dari Luana dan teman-temannya.

Des, anak tuan rumah yang harusnya juga beredar di pesta itu, ternyata malah ngumpet di perpustakaannya. Toh, menurutnya, ini pesta orang tuanya, bukan pestanya meskipun banyak teman-teman satu sekolahnya yang datang. Tadinya, Erin yang tiba-tiba saja muncul di perpustakaan pribadinya dianggap sebagai mata-mata gank Luana, agar mereka punya bahan ejekan lain untuk dirinya. Tapi, dengan kemampuannya membaca pikiran orang, Des pun yakin, Erin tidak bermaksud jahat. Yup… Selain punya kemampuan membaca pikiran orang, Des adalah seorang penyihir… Menurut garis keturunannya, Des punya nenek moyan penyihir, dan hanya perempuan lah yang bisa jadi penyihir. Sebuah rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh Des dan keluarganya kalau gak mau semakin dijauhi dari pergaulan

Tapi, ternyata, tidak hanya Des dan Erin yang bosan dengan yang pamer kemewahan itu. Muncul Tori yang gagap, si penyuka buku-buku arkeologi dan Chiara, yang bisa melihat hantu dan melihat aura seseorang. Kejadian ini membuat mereka mulai dekat dan mencairkan sikap kaku mereka.

Suatu hari mereka berempat berkunjung ke sebuah toko buku langka di kawasan Pecinan milik Kakek Lim. Misteri dimulai ketika Kakek Lim memberikan sebuah buku bersampul hitam kepada Des. Kata Kakek Lim, buku itu peninggalan nenek moyang Des, seorang penyihir bernama Katrina, yang berbuat kesalahan dengan menyerahkan jiwanya kepada setan demi mendapatkan kekuatan yang lebih besar. Katrina sudah membuka jalan bagi setan. Sudah terlambat bagi Katrina untuk mengembalikan Bayangan gelap itu ke dunianya, sehingga akhirnya Katrina meninggal. Setiap seratus tahun sekali sebuah portal akan terbuka, dan Bayangan akan meminta darah keturunan Katrina.

Tugas Des-lah, untuk mengembalikan Bayangan ke dunia gelap tempatnya berasal. Des seolah dituntut untuk menjadi superhero. Dibutuhkan darah tiga orang lainnya untuk menghancurkan kekuatan Bayangan itu.

Menarik juga tema teenlit yang satu ini. Beda banget dari yang lain-lainnya. Kecintaan pada buku, dikombinasikan dengan sebuah cerita fantasi. Cerita fantasi ternyata gak harus bertokoh atau berpenampilan kuno. Tebak-menebak siapa yang jadi media si Bayangan Gelap asyik juga. Gue pikir si tokoh pasti deh, orang yang cukup akrab di antara anak-anak tersebut.

Akhir cerita yang menampilkan Spunk, kucing milik Des, seolah-olah membuat cerita ini bakal ada lanjutannya. Betulkah?
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang