Showing posts with label David Levithan. Show all posts
Showing posts with label David Levithan. Show all posts

Tuesday, October 28, 2014

Every Day





Every Day
Knopf – August 2012
324 pages


"Tomorrow is tomorrow. Let's end today on a nice note."




Setiap hari, A terbangun di dalam tubuh yang berbeda-beda. A mengalami hal yang berbeda setiap harinya. Setiap hari, A juga belajar mengendalikan perasaan dan emosinya, tidak terlibat dalam kehidupan pribadi dengan tubuh yang ia ‘pinjam’. Sampai satu hari, ketika ia terbangun dalam tubuh Justin dan bertemu dengan kekasih Justin, Rhiannon, A pun jatuh cinta dan berusaha menjalan sebuah hubungan dengan normal.

Tapi, gimana bisa? Kehidupan pribadi yang sebenarnya saja A gak punya. Dan sebagai seorang perempuan, Rhiannon juga pengen dong punya cowok yang ‘nyata’. Yang dia tau selalu aja dalam wujud yang sama, yang bisa ia temui setiap hari. Yang bisa diajak bergaul dengan teman-temannya, yang bisa menjalani hari-hari mereka bersama dengan normal. Tapi, ya gak mungkin lah, pribadi A aja udah gak normal kan ...

Tak selamanya perjalanan A ini mulus, suatu hari, seorang remaja bernama Nathan menuntut untuk bertemu dengan A. A pernah berada dalam tubuh Nathan dan sayangnya meninggalkan memori yang tak terlalu bagus. Hingga Nathan beranggapan itu semua adalah kerjaan ‘setan’ atau aliran sesat.

Yang gue suka dari buku ini adalah, tokoh A – setiap hari, kita akan ‘bertemu’ A dengan karakter yang berbeda – baik laki-laki atau perempuan, bahkan transgender – mulai dari remaja normal, cowok metal, remaja broken home, remaja obesitas, cewek populer di sekolah, remaja dengan keluarga yang sangat harmonis bahkan dengan orang tua yang otoriter, atau bahkan jadi seorang pelayan keturunan Portugis. Kejadian sehari-hari mereka pun beragam – ada yang mau liburan ke Hawaii, atau bahkan menghadiri pemakaman kakeknya. Tapi untungnya, A selalu berada di dalam tubuh yang sesuai dengan usia yang sebenarnya. Bayangin  kalo tiba-tiba terbangun di dalam tubuh orang yang lanjut usia atau bayi … sementara dia sebenarnya adalah seorang remaja?

Sementara karakter Rhiannon, gue beranggapan dia adalah cewek yang kesepian. Pacarnya Justin, terkadan menganggap dia gak ada. Mungkin perhatian dan usaha A yang akhirnya membuat Rhiannon pun luluh … tapi untuk berkomitmen lebih jauh rasanya sangat sulit. Ada saatnya gue merasa A itu egois, memaksakan diri untuk memiliki hubungan, bahkan jadi rada ‘posesif’ dengan setiap hari berusaha bertemu dengan Rhiannon, dan kalo gue jadi Rhiannon, gue bakal parno banget. Dan sangat mengerti Rhianon yang pengen banget menjalani hubungan yang normal. Dan rasanya ikutan sakitttt bareng A dan Rhiannon ….

Gue sama sekali gak bisa ngebayangin apa yang sebenarnya terjadi pada diri A. Apakah ada penjelasan ilmiah dalam kehidupan nyata? Apakah ini hanya fantasi? Tapi yang jelas, buku ini bikin gue ‘sesak napas’. Antara kasihan sama A, ikutan depresi. Siapa sebenarnya A? Siapakah keluarga A? Apa mereka gak merasa kehilangan? Dan saat ia remaja, A bisa mengendalikan perasaannya, tapi ketika masih anak-anak, bingung gak sih tiap hari bangun dengan identitas diri yang berbeda? Di akhir cerita, gue masih pengen tau seberapa jauh usaha A untuk berusaha kembali normal. Tapi… aduh.. gue bahkan menghela napas ketika menutup buku ini… sedih aku .. huhuhu ..

Submitted for:

-          Young Adult Reading Challenge 2014
-          Books in English Reading Challenge 2014

Wednesday, January 29, 2014

Will Grayson, Will Grayson



Will Grayson, Will Grayson

Speak, 2011
310 hal.

Will Grayson: berteman dengan Tiny Cooper – cowok yang tidak malu-malu ‘memplokamirkan’ dirinya sebagai gay, sempat membuat Will dijauhi oleh teman-teman satu sekolahnya yang lain gara-gara hal ini. Tapi, Will sendiri cowok normal, beda dengan Tiny – yang meskipun namanya Tiny, postur tubuhnya tidaklah ‘seimut’ namanya. Tiny Cooper adalah remaja yang ceria dan super pe-de, rasanya dunia Tiny selalu berwarna.

will grayson: cowok gay, tidak terlalu populer di sekolah, punya teman di dunia maya bernama Isaac. Suatu hari, mereka berencana ‘kopi darat’.

Dalam sesi yang seharusnya jadi kopi darat itulah, kedua Will Grayson bertemu di sebuah porn stor.  Will Grayson ada di sana karena gak tau mau ke mana lagi sembari menunggu Tiny dan Jane nonton sebuah konser, sementara will grayson, ada di sana karena di tempat itulah Isaac berjanji akan menemuinya. Well.. malam itu jadi malam yang sangat menyebalkan untuk mereka berdua.

Tiny Cooper membuat hidup kedua Will Grayson berubah. Sebagai seorang sahabat  bagi Will Grayson dan juga seorang ‘kekasih’ bagi will grayson.

Unik… itu menurut gue ketika gue selesai membaca buku ini. 3 tokoh utama dengan karakter yang berbeda, tapi mempunyai inti yang sama  - yaitu pencarian jati diri seorang remaja, yang menuntut pengakuan dan penghargaan dari dunia luar. Dua penulis yang berkolaborasi, dengan gayanya masing-masing, tapi berhasil membuat suatu novel yang utuh.

Cara penulisan Will Grayson bagian John Green dengan bagian David Levithan juga dibedakan. Bagian John Green, nama ditulis dengan huruf besar – Will Grayson, penulisan juga normal. Sementara bagian David Levithan, ditulis dengan huruf kecil – will grayson, menurut gue, semakin menunjukkan karakter dari will grayson, yang agak kurang pe-de, lebih suka ‘bersembunyi’ di dunia maya, dan juga rada tertutup.

Awalnya, gue sempat nyaris putus asa baca buku ini, sedikit flat di bagian awal, gue nyaris sebal dengan Tiny Cooper yang ‘mendominasi’ bagian Will Grayson. Sehingga, Will Grayson tertutup di balik Tiny Cooper yang besar itu. Dan… astaga… gue jadi membayangkan Tiny Cooper seperti Ivan Gunawan… yang semakin lama, gue semakin gak rela dengan bayangan gue itu. Tapi, ke belakang, Tiny Cooper berhasil menarik simpati gue… dengan curhatnya ke will grayson di ayunan… ooo… ternyata hidupnya gak seindah dan seceria sikap yang selama ini ditampilkan.

Tokoh-tokoh dalam novel ini sederhana, seperti tokoh yang dekat dan mungkin ada di antara teman-teman kita (atau mungkin mirip dengan gue sendiri), Willl dan will, mereka berdua gak mau dunia tahu permasalahan mereka, mereka tertutup, beda dengan Tiny yang sampai bikin drama musikal tentang kehidupan pribadinya. Ada ups and downs dalam hubungan persahabatan dan juga percintaannya. Ada juga cerita tentang keluarga Will dan will, dan juga bagaimana Tiny yang terbuka dengan pilihan kehidupan seksualnya.

Bintang di goodreads cukup tinggi, rata-rata kasih bintang 4 – 5 untuk Will Grayson, Will Grayson. Tapi, kenapa akhirnya gue pun ikut ‘tergerak’ membaca buku ini, tak lain karena, pertama, gue ‘terpengaruh’ sama beberapa tweet dari Ika Natassa atau Amrazing, yang bilang It’s a must read. Apalagi, dalam program LitBox, buku ini jadi salah satu pilihan Ika Natassa. Dan ternyata, di buku ini bertaburan quote-quote keren dan ‘menyentuh’ hati…

Endingnya sih manis…. Tapi… hmmm.. kenapa ada adegan yang rada-rada sinetron sih… :D, tapi… so far… buku ini masuk sebagai buku favorit gue…

Will Grayson… will grayson … Tiny Cooper …. I appreciate you


Submitted for:





 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang