Friday, March 04, 2016

A Man Called Ove


A Man Called Ove
Fredrik Backman
Inggrid Nimpoeno (Terj.)
Noura – Cet. I, Januari 2016
440 hal.

Membaca bagian-bagian awal buku ini, kesan pertama – Ove adalah seorang laki-laki tua yang pemarah, penggerutu dan keras kepala. Kalau menurut dia A, gak akan bisa belok jadi B. Bahkan Ove juga cenderung ‘pelit’. Pengen ngakak, di bagian awal ketika Ove mau beli Ipad … dia protes kenapa dengan harga mahal, tapi gak dapet keyboard ….

Di mata gue, Ove jadi laki-laki yang menyebalkan, yang bikin gue malah balik menggerutu karena sikapnya yang anti-sosial itu.

Padahal ternyata, Ove hanyalah laki-laki yang kesepian karena ditinggal oleh istrinya, Sonja. Ove ingin kembali berdampingan dengan Sonja. Berbagai upaya dilakukan – mulai dari pengen gantung diri, berdiri di lajur kereta api – berharap ditabrak kereta api, pengen menembak kepalanya sendiri dan lain-lain. Tapi usaha itu selalu aja gagal, ada aja ‘penghalang’ yang membatalkannya.

Rasanya sulit untuk menyukai sosok Ove. Tapi, coba deh, baca lebih lanjut kisahnya … maka kita akan dibawa menelusuri masa lalu Ove. Masa kecil yang penuh kerja keras, gak banyak teman. Bagi dia yang penting gak ganggu orang dan hidup dengan damai, sesuai dengan rambu-rambu yang sudah ada. Peraturan adalah peraturan. Dan jangan coba-coba mengusik dan sombong di depan Ove.

Dunia Ove adalah dunia hitam-putih, dan hanya Sonja yang mampu membuat dunia Ove jadi lebih berwarna. Ketika Sonja meninggal, maka Ove juga ‘berhenti’ hidup.

Makin belakang, kesan menyebalkan itu mulai memudar. Meskipun masih tetap dengan sosok penggerutu dan gak sabaran, tapi gue mulai bersimpati. Ove yang di luarnya itu pemarah, dalam hatinya adalah sosok yang penyayang dan perhatian. Dia gak bisa membiarkan tetangga barunya yang sedang hamil pergi sendiri ke mana-mana, sementara suaminya kakinya patah, dengan gaya setengah hati, Ove ngajarin seorang anak muda mengganti ban sepeda, bahkan Ove gak membiarkan teman lama sekaligus musuhnya dibawa ke panti jompo.

O ya.. jangan coba-coba menyebutkan pengen mobil merk lain, selain merek Saab …!!

Ove lelaki yang buat sebagian orang itu menyebalkan, tapi ternyata yang mencintai dan menyayangi dia lebih banyak lagi …

Bersama lelaki bernama Ove ini, gue menggerutu, tersenyum, tertawa, berkaca-kaca sampai nangis beneran… Yup.. I cried when I finished this book …. I miss him … dan Ove mengingatkan gue sama sosok papa L ….

Awal membaca buku ini gue rada gak yakin bisa suka dan banyak sampai tuntas  … gue beli buku ini tanpa rencana. Mondar-mandir di Gramedia, tanpa tujuan … tapi gak ada yang menarik hati … lalu gue inget ada buku baru, judulnya ‘A Man Called Ove’ … jadi gue belilah …. Dan awal buku ini juga berjalan dengan lamban, tapi ya, meskipun tokohnya kakek-kakek, bukan cowok ganteng … ternyata … gue jatuh hati sama Kakek Ove … 

1 comments:

Tjut Riana said...

wow…keren header blog barunya, sukaaaaa!!!!

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang