Friday, May 01, 2009

The Tales of Beedle the Bard

The Tales of Beedle the Bard (Kisah-Kisah Beedle si Juru Cerita)
J.K. Rowling @ 2007/2008
Nina Andiana & Listiana Srisanti (Terj.)
GPU – Maret 2009
144 Hal.

The Tales of Beedle the Bard adalah buku yang salah satu ceritanya adalah tentang Kisah Tiga Bersaudara, sebuah kisah yang diwariskan Dumbledore kepada Hermione Granger. Buku yang berisi dongeng-dongeng pengantar tidur yang ditulis para penyihir – layaknya para muggle yang punya kisah Cinderella, Putri Tidur, Putri Salju dan lain-lain yang pada umumnya berakhir dengan bahagia.

Nah, dalam buku ini, kisah-kisah yang disajikan cenderung berakhir ‘tragis’ atau tidak seindah dongeng-dongeng muggle – meskipun ada segi positif yang bisa diambil. Dari lima kisah yang ada, kalau dilihat dari judul-judulnya, emang lucu-lucu sih. Tapi. Ternyata, kalau dibaca lebih lanjut… wah, bisa-bisa gak cocok buat anak-anak, karena terlalu ‘mengerikan’. Professor Dumbledore sendiri ‘membuat’ beberapa catatan di tiap akhir cerita –komentar atau pendapatnya tentang kisah-kisah tersebut, beserta pro-kontranya di kalangan penyihir sendiri. Hehehe… jadi serius nih, buku ini. Mari kita liat satu-satu ceritanya.

Yang pertama adalah kisah Sang Penyihir dan Kuali Melompat. Cerita tentang anak seorang penyihir yang sifatnya bertolak belakang dengan ayahnya. Jika ayahnya mau menolong para muggle, maka anaknya akan membiarkan saja muggle-muggle yang membutuhkan pertolongannya. Hingga suatu hari ia sangat terganggu dengan keributan yang disebabkan oleh kuali peninggalan ayahnya. Hmmm… kebencian terhadap kaum muggle pun jadi inspirasi untuk sebuah dongeng.

Sementara kisah kedua Air Mancur Mujur Melimpah. Kisah tentang legenda sebuah air mancur yang bisa setiap harinya akan mengambil satu orang yang beruntung untuk mendapatkan berkah. Ini mungkin bisa disamakan dengan legenda-legenda sumur wasiat (hahaha… ngarang banget sih, gue…). Justru di kisah ini diajarkan bahwa kita harusnya bisa percaya pada kemampuan diri kita sendiri, jangan mengandalkan kekuatan sesuatu benda atau mitos-mitos yang beredar.

Kisah ketiga - Penyihir Berhati Berbulu – adalah kisah yang paling mengerikan menurut gue. Berdarah-darah dan yang paling ‘hitam’. Cerita tentang seorang penyihir yang hatinya itu begitu dinging, buta sampai-sampai ia tidak pernah merasakan yang namanya cinta. Justru ia meremehkan orang-orang yang mabuk kepayang. Tapi, ketika cinta itu datang, justru hati itulah yang membunuhnya. Hiii.. serem dan tragis banget. Kisah cinta sehidup semati yang berakhir tidak seindah kisah Romeo dan Juliet.

Kisah keempat - Babbity Rabbity dan Tunggul Terbahak – yang paling gue suka dari namanya. Abis lucu aja namanya. Ceritanya ada raja yang pengen banget diakui kalau dia itu penyhir yang paling handal, padahal dia sama sekali gak bisa menyihir. Maka itu, dia minta semua penyihir diberantas, diburu. Tapi, ternyata ada satu orang yang licik, yang pura-pura jadi guru si raja. Babbity Rabbity yang nantinya akan jadi pahlawan yang bisa menyadarkan si raja kalau sikapnya itu salah. Katanya sih, Babbity Rabbity ini merupakan salah satu ‘pengakuan’ adanya penyihir yang bisa bertransfigurasi.

Kisah kelima Kisah Tiga Bersaudara – kisah yang menurut gue paling bagus, dan paling bijaksana. Sebenernya sih standard aja, tentang tiga bersaudara, yang harus membuat prioritas mana yang paling dia inginkan ketika mereka boleh meminta satu permintaan. Seperti biasa, tentu saja si saudara paling kecil yang paling bijaksana, sehingga ia bisa membuat satu permintaan yang paling baik.

Cerita-ceritanya simple aja kan? Tapi, disajikan dari sudut ‘penyihir’ yang bahkan ketika dibacain untuk anak-anak penyihir bisa berefek muntah-muntah, pusing-pusing, kalau si anak gak suka. Makanya, kisah ini sering dimodifikasi jadi versi yang bersahabat untuk para penyihir.

Tapi, kaya’nya lebih panjang penjelasannya Dumbledore dibanding dongeng-dongengnya sendiri.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang