Monday, March 03, 2014

Dirty Little Secret



Dirty Little Secret

aliaZalea
GPU - 2014
336 hal.

aliaZalea boleh dibilang salah satu penulis Metropop yang karyanya gue nyaris semua gue baca (yang belum kaya’nya cuma Miss Pesimis). Bahkan gue masih ‘terkenang’ sosok si drummer keren – Jo, di Devil in Black Jeans. Soalnya, cowok-cowok di dalam buku-bukunya selalu digambarkan sebagai cowok yang cool, keren dan.. ehm.. sexy, maybe? Hehehe..

Jana bertemu Ben ketika mereka sama-sama kuliah di Amerika. Sejak pertama bertemu, Ben udah bikin Jana panas-dingin. Mereka pun akhirnya pacaran, terus… ya kebablasan gitu deh… sampai akhirnya Jana hamil. Tapi, ketika itu Ben belum siap untuk jadi seorang ayah, dan meminta Jana untuk menggugurkan kandungannya. Sikap dan kata-kata Ben membuat Jana berbalik membenci Ben dan langsung menghilang. Informasi terakhir yang Jana berikan ke Ben, adalah bahwa ia sudah menggugurkan kandungannya.

Jana pulang ke Indonesia dan berperan sebagai orang tua tunggal bagi sepasang anak kembar – Erga dan Raka. Sementara Ben, bekerja di Amerika. Dan ketika Ben cuti ke Indonesia, bertemulah mereka kembali.

Ben pun berusaha mendekati Jana kembali dan Jana mati-matian menghindari dari Ben. Yang Ben inginkan adalah berkumpul kembali dengan Jana, membentuk sebuah keluarga kecil dan mengganti panggilan ‘Om Ben’ menjadi ‘Ayah’.

Hmmm… beberapa adegan kecil dan mengharukan ada di buku ini. Kebersamaan Ben dengan Erga dan Raka, pertemuan pertama mereka, Ben yang kaget ngeliat sosok Erga dan Raka yang seperti photocopy dirinya dalam bentuk kecil.

Kalau Jana rada tertutup dan pemalu, Ben ini lebih tipe cowok yang ramah-tamah. Gue juga suka sama si kembar Erga dan Raka – Erga dengan karakter yang lebih kalem dan sensitive. Sedangkan Raka, lebih ekspresif. Meskipun keduanya suka rebutan, tapi mereka juga saling melindungi.

Keluarga Ben juga lebih terbuka dibandingkan dengan keluarga Jana. Meskipun keduanya sama-sama berasal dari keluarga yang terpandang, tapi sikap orang tua mereka dalam menghadapi berita besar berbeda. Ayah Ben adalah seorang pengacara kondang, yang langsung mencari berbagai aspek dari segi hukum mengenai status Ben sebagai seorang ayah. Sedangkan ayah Jana yang seorang pengusaha, cenderung lebih kaku dan diktator. Di dalam keluarga Jana, seorang perempuan harus nurut sama laki-laki.

Kenapa gue malah terkesan Jana ini gak punya temen ya? Kalau Ben, masih ada Eva, kakaknya tempat dia curhat. Bagian Ben curhat sama Eva juga menjadi bagian yang menarik dalam buku ini.  Sedangkan Jana, rasanya sendiri aja. Mungkin karena statusnya sebagai orang tua tunggal, membuat dia lebih memilih menyimpan rahasia atau permasalahannya rapat-rapat. Terus, satu yang bikin gue kurang ‘sreg’ adalah ketika Jana dan Ben ‘make out’ di tempat umum. Astaga… Jana kan punya posisi yang tinggi di kantor itu, at least she can control herself kalau di tempat umum begitu.

Gue suka cover-nya yang gak banyak pernak-pernik. Gambar koper dengan latar biru, plus sepasang kaos kaki yang menyembul keluar. Dan, gue suka surat di akhir cerita yang dikirim Jana untuk Ben.



Submitted for:

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang