Monday, February 17, 2014

The Time Keeper



 

The Time Keeper

Mitch Albom @ 2012
Hyperion
222 hal.



“With endless time, nothing is special.
With no loss or sacrifice, we can’t appreciate what we have”

Dalam buku ini, ada dua orang dengan keinginan yang berbeda.

Sarah Lemon, seorang gadis, pintar tapi bertubuh kurang proporsional. Menjadikan dia bahan ejekan di sekolah. Ketika ada seorang cowok yang mendekati dia, Sarah pikir, cowok itu, Ethan, benar-benar menyukai dia. Tapi, Sarah ‘hancur’ ketika ia melihat salah satu status Ethan di Facebook yang intinya mengejek Sarah. Dan, ketika itulah Sarah ingin semuanya segera berakhir.

Sementari itu, Victor Delamonte, seorang pengusaha, salah satu orang terkaya di dunia, didiagnosis dokter bahwa hidupnya tak akan lama lagi. Victor menolak ‘menyerah’ pada kematian dan segera mencari berita tentang ‘pengawetan’ manusia. Pada dasarnya, ia tidak ingin mati, ia hanya ingin diawetkan dan pada saatnya nanti ia ingin ‘bangun’ kembali di masa yang baru.

Maka, Sang Penjaga Wakut bernama Dor, ‘diutus’ ke dunia, untuk menyadarkan kedua umat manusia ini bahwa waktu adalah sesuatu yang tidak bisa mereka buat main-main.


 “It is never too late or too soon. It is when it is supposed to be.”



Manusia itu emang selalu gak ada puasnya, dikasih waktu panjang , malah minta cepet-cepet selesai. Dikasih waktu singkat, minta perpanjangan waktu lagi. Yah, gue sendiri juga gitu, kalo ada kerjaan, terkadang mikir ‘Nanti deh… deadline-nya masih lama.’ Giliran deadline udah tinggal sehari, baru kelabakan dan minta perpanjangan waktu.

Kalo lagi  nunggu, lagi bosen… berasa waktu lambatttt banget. Apalagi kalo pas ngantri, kaya’nya emosi ngeliat petugas yang koq kaya’nya lamban banget.

Gue juga sering merasa waktu itu berlalu begitu cepat. Gak terasa Mika udah 6 tahun, udah masuk SD, tapi gue merasa belum menjadi seorang ibu yang ‘sempurna’. Mika bukan lagi bayi kecil yang bisa gue gendong sebelah tangan. Kalo lagi mellow, kadang gue pengen Mika tetap ada seperti saat ini, gak gede-gede… Tapi.. hehe… gak boleh gitu kan ya? Ketika gue lagi kesel sama Mika, dan Mika bilang ‘Mama gak sayang sama Mika, Mama marah-marah terus.’ Aduhhhh.. itu rasanya dunia ‘hancur’…. Gue lagi-lagi berjanji, untuk gak akan marah-marah lagi ke Mika, gue janji akan menikmati waktu gue sama Mika, karena gue yakin ada saatnya Mika berada dalam ‘dunianya sendiri’, di mana gue akan ada di luar lingkaran itu dan menjadi ‘pengawas’. Huhuhu… curhat deh jadinya.

Dan, dari buku ini, semoga gue jadi semakin lebih menghargai waktu – setiap detiknya, biar gue gak menyesal dan gak merasa terlambat. Gak ada yang namanya kecepetan atau terlalu lambat – karena memang semua udah sesuai pada waktu dan tempatnya.

2014.02.15


Submitted for:


3 comments:

Dheril Sofia said...

Kepingin buku itu jugaa deh jadinyaa... :D

Dheril Sofia said...

Kepingin buku itu jugaa deh jadinyaa... :D

astrid said...

setuju time flies so fast bangeeeet...dan ini esensi si time keeper ya :) bikin kita jd harus ngehargain waktu

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang