Tuesday, March 19, 2013

Penelusuran Benang Merah




Penelusuran Benang Merah (A Study in Scarlet)
Sir Arthur Conan Doyle
Sendra B. Tanuwidjaja (Terj.)
GPU – Cet. IV, Nopember 2012
216 hal.
(Gramedia Plaza Semanggi)

Lewat  buku ini, Dr. Watson pertama kali berkenalan dengan sosok yang nyentrik, cuek dan kadang ngeselin, yang pada akhirnya menjadi sahabat baiknya, yaitu Sherlock Holmes.  Dikisahkan, Dr. Watson adalah dokter Angkatan Darat, yang saat di tempatnya bertugas, ia terluka parah hingga tidak bisa kembali ke kondisi semula. Akhirnya, ia dipulangkan ke London. Di London, kehidupannya tidak begitu baik. Ia memutuskan untuk mencari tempat tinggal  yang lebih murah.

Kebetulan, Dr. Watson bertemu dengan teman lamanya, yang bercerita bahwa ada teman yang ingin berbagi tempat tinggal, tapi, jangan kaget kalau temannya ini bersikap rada aneh. Di laboratorium, Dr. Watson pun diperkenalkan dengan sosok Sherlock Holmes. Sosok yang cerdas, humoris, tapi juga bisa tiba-tiba berubah jadi pendiam jika ia sedang berpikir keras. Suka main biola, meskipun tergantung mood juga… kadang bagus… kadang bernada asal-asalan.

Sherlock Holmes ini kerap dimintai bantuan oleh Scotland Yard untuk memecahkan sebuah kasus. Seperti kali ini, Detektif Lestrade dan Detektif Gregson juga meminta bantuan Holmes untuk membantu mereka menyelidiki kasus pembunuhan di sebuah rumah kosong, yang kemudian disusul dengan ditemukannya korban kedua di sebuah kamar hotel. Kedua detektif ini saling bersaing. Awalnya, Holmes malas membantu, karena pastilah yang mendapatkan pujian adalah kedua detektif itu. Mereka gagal pun, tetap akan dipuji sudah melakukan kerja keras. Tapi, ada desakan Dr. Watson, Holmes pun mau mengiyakan permintaan tolong itu.

Di tempat kejadian, Sherlock Holmes melakukan penyeledikan  yang gayanya jauh berbeda dari kedua detektif. Ia meneliti hal-hal kecil, yang mungkin luput dari mata Lestrade dan Gregson. Meskipun terkadang kedua detektif ini, malah terkesan ‘meremehkan’ gaya penyelidikan Holmes yang kaya’ main-main ini.

Tanpa penyelidikan yang terkesan rumit, Sherlock Holmes berhasil membawa tersangka – langsung ke kediaman Holmes sendiri.

Bagian pertama ditutup dengan ‘menggantung’. Kasus sudah selesai, tapi koq gitu aja, ending yang gak jelas. Masuk ke bagian kedua, juga semakin membuat gue bertanya-tanya, kapan Sherlock Holmes dan Dr. Watson muncul, apa ‘benang merah’ bagian pertama dan kedua ini. Baru di akhir cerita, gue ‘ngeh’. Tapi, kalo jeli baca nama-nama tokohnya sih, kemungkinan bisa langsung tau hubungan bagian pertama dan kedua.

Kenapa gue memilih Penelusuran Benang Merah, karena di buku ini tidak terdiri dari cerpen-cerpen petualangan Sherlock Holmes. Yah, gue termasuk yang rada bingung kalo harus membuat review sebuah kumpulan cerpen. Udah gitu, kaya’nya kalo cerita detektif lebih pas kalo dibaca satu buku secara utuh dan rada panjang.

Gue sempat ‘kecewa’ membaca Memoar Sherlock Holmes. Koq rasanya datar aja, kurang intrik-intrik selama penyelidikan. Tapi membaca Penelusuran Benang Merah ini, lumayan mengobati kekecewaan setelah baca Memoar Sherlock Holmes.

Posting ini dibuat dalam TBRR Mystery Reading Challenge (bulan Maret: tema classic mystery)

 

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang