Rindu
Sefryana Khairil @ 2010
Gagas Media – Cet. I, 2010
244 hal.
Kehilangan, apa pun bentuknya itu, pasti sangat nyakitin. Jangankan kehilangan orang-orang yang kita sayangi, kehilangan benda ‘mati’ aja, duuuhhh, kadang rasanya kesel banget, sedih dan nyesel.
Buku ‘Rindu’ ini menceritakan tentang pasangan Zahra dan Krisna yang harus kehilangan anak mereka, Daffa, karena sebuah kecelakaan. Masing-masing kemudian terpuruk dalam kesedihannya, saling menyalahkan diri sendiri, tapi tidak mampu ‘memperkuat’ pasangan masing-masing.
Rasa sedih yang berkepanjangan, akhirnya malah membuat jarak di antara mereka. Masing-masing tetap pada ego-nya sendiri. Berharap dimengerti dan dipahami oleh pasangannya. Tapi, tak mampu untuk berbuat sama.
Wuiih… buku ini (nyaris) membuat gue menangis… ditambah lagi abis baca blog ini. Makin hiks.. hiks.. hiks…
Awal gue baca buku ini, sih biasa aja, malah gue menanggap, koq isinya hanya sediihhhhhh yang panjang, sama-sama ‘terpuruk’, sama-sama gak pedulian, tapi minta diperhatiin. Tapi, menjelang ending, mungkin karena gue udah merasa ‘masuk’ ke dalam tokoh-tokohnya, gue jadi ikut ngerasa sedih. Gue jadi ngerti pelan-pelan, kenapa mereka seperti itu. Dan, Ya Allah.. gue sampai berharap, semoga gue gak mengalami hal yang sama seperti mereka. Jangan sampai…
Sefryana Khairil @ 2010
Gagas Media – Cet. I, 2010
244 hal.
Kehilangan, apa pun bentuknya itu, pasti sangat nyakitin. Jangankan kehilangan orang-orang yang kita sayangi, kehilangan benda ‘mati’ aja, duuuhhh, kadang rasanya kesel banget, sedih dan nyesel.
Buku ‘Rindu’ ini menceritakan tentang pasangan Zahra dan Krisna yang harus kehilangan anak mereka, Daffa, karena sebuah kecelakaan. Masing-masing kemudian terpuruk dalam kesedihannya, saling menyalahkan diri sendiri, tapi tidak mampu ‘memperkuat’ pasangan masing-masing.
Rasa sedih yang berkepanjangan, akhirnya malah membuat jarak di antara mereka. Masing-masing tetap pada ego-nya sendiri. Berharap dimengerti dan dipahami oleh pasangannya. Tapi, tak mampu untuk berbuat sama.
Wuiih… buku ini (nyaris) membuat gue menangis… ditambah lagi abis baca blog ini. Makin hiks.. hiks.. hiks…
Awal gue baca buku ini, sih biasa aja, malah gue menanggap, koq isinya hanya sediihhhhhh yang panjang, sama-sama ‘terpuruk’, sama-sama gak pedulian, tapi minta diperhatiin. Tapi, menjelang ending, mungkin karena gue udah merasa ‘masuk’ ke dalam tokoh-tokohnya, gue jadi ikut ngerasa sedih. Gue jadi ngerti pelan-pelan, kenapa mereka seperti itu. Dan, Ya Allah.. gue sampai berharap, semoga gue gak mengalami hal yang sama seperti mereka. Jangan sampai…
0 comments:
Post a Comment