Thursday, January 15, 2009

The Wedding Officer (Pejabat Pernikahan)

The Wedding Officer (Pejabat Pernikahan)
Anthony Capella
Gita Yuliani K. (Terj.)
GP, Oktober 2008
568 Hal.

Desa Fiscino, sebuah desa di lereng Gunung Vesuvio, Italia, sedang dalam keadaan penuh kegembiraan. Ada Festival Buah Aprikot, pemilihan buah apricot terbaik. Gak hanya itu, para kembang desa, juga memperebutkan gelar gadis tercantik di desanya.

Mungkin hanya Livia Pertini yang tidak tertarik dengan gelar gadis tercantik itu. Baginya, sebagai anak pemilik osteria yang terkenal lezat itu, yang penting adalah menyajikan masakan yang lezat. Konsentrasi penuh agar bisa menghasilkan masakan yang membuat orang berdecak dan kekenyangan.

Di hari itu juga, Livia jatuh cinta pada seorang perwira muda bernama Enzo. Usaha Enzo mendekati Livia yang galak tidak sia-sia, mereka pun menikah. Karena, di jaman itu, jangan coba-coba mendekati seorang gadis kalau si pemuda tidak berniat menikahinya.

Tapi, Perang Dunia memporak-porandakan kehidupan yang tenang dan bahagia. Italia pun hancur lebur, luluh lantak gara-gara perang. Datangnya tentara sekutu juga tidak banyak membantu. Malah timbul peraturan-peraturan aneh – tidak boleh menimbun bahan makanan, yang artinya banyak osteria gulung tikar atau sepi.

Para laki-laki dikirim ke medan perang – yang tinggal hanya anak-anak dan manula. Para perempuan memilih jadi pelacur, dengan harapan akan jadi pengantin perang tentang Inggris.

Gara-gara alasan itu pula, ada sebuah jabatan yang mengatur agar perempuan-perempuan Italia itu tidak bisa dengan sembarangan menikah dengan tentara-tentara sekutu. Adalah James Gould, perwira asal Inggris yang bertugas untuk memastikan hal itu .

Ditempatkan di Neapolitan, tanpa orang yang dia kenal, disajikan masakan dari ransum yang makin hari makin kacau, James mulai ‘pasrah’. Sampai Livia pun datang ke kediaman James.

Pertemuan pertama mereka lumayan kocak. Dan gara-gara perbuatan Livia yang dianggap melanggar segala aturan, Livia pun harus ikut ke Neapolitan, meninggalkan ayah dan adiknya. Tadinya, Livia terkatung-katung di awal kedatangannya di Neapolitan. Livia tidak mau ikut-ikutan jadi pelacur, sementara lowongan pekerjaan dipenuhi orang-orang lain. Akhirnya, Livia tiba di sebuah bar yang ditutup oleh James. Konspirasi antara pemilik bar dan orang-orang lain yang tidak puas dengan James, ‘menyelundupkan’ Livia untuk jadi juru masak di kediaman James.

Tentu saja, Livia pun memukau James dan yang lainnya dengan masakannya yang lezat itu. Livia bertemu lagi dengan James. Sempat terjadi kesalahpahaman sebelum akhirnya… ya.. tentu saja mereka jatuh cinta.

Tapi, gak mudah untuk mereka bersatu – karena perang membuat mereka harus berpisah sementara.

Dibanding ‘The Food of Love’, meskipun tentu saja masih soal cinta, buku ini ‘rada berat’, lebih tebal dan serius. Masakan lezat masih bertaburan. Tapi, banyak banget bagian yang menurut gue terlalu berpanjang-panjang dan sempat bikin cerita jadi gak asyik… yaitu, bagian perang di tengah-tengah cerita. Terus, gak asik waktu Livia jadi ‘serius’ pas dia gabung sama kelompok pemberontak.

Bagian yang gue suka adalah di awal cerita, gimana menyenangkannya Festival Buah Aprikot, kaya’nya hari itu indah banget. Ada bagian-bagian lucu juga, waktu pertama James ketemu Livia, plus, waktu Livia mikir James itu cowok yang ‘beda’.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang