Monday, February 12, 2007

The Sisters Grimm: Petualangan Detektif Dongeng

Judul Asli: The Sisters Grimm, Book One: The Fairy Tale Detectives
Penulis: Michael Buckley
Penterjemah: Mutia Dharma
Qanita, Cetakan I Januari 2007
320 Hal.
Rp. 39,500

Siapa yang tidak kenal Grimm Bersaudara – Penulis karya-karya klasik tentang dongeng dan keajaiban, seperti: Cinderella, Snow White, Hansel & Gretel, dan masih banyak lagi.

Tapi, siapa yang tahu kalau keturunan Grimm Bersaudara masih ada sampai saat ini.

Sabrina dan Daphne Grimm adalah kakak-beradik. Mereka yatim piatu, orang tua mereka diculik dan tidak pernah ada kabar berita, apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal. Sabrina dan Daphne tinggal di panti asuhan . Sudah beberapa kali mereka berganti orang tua asuh, tapi, mereka selalu berhasil kabur dari rumah orang tua asuh mereka itu.

Sampai akhirnya, Sabrina dan Daphne dibawa ke sebuah kota bernama Ferryport Landing. Mereka dijemput oleh seorang perempuan tua yang mengaku sebagai nenek mereka, bernama Relda Grimm. Padahal, ayah mereka pernah bercerita kalau nenek mereka sudah meninggal.

Mereka dibawa Nenek Relda ke rumahnya yang aneh. Rumah itu harus dibuka dengan ratusan kunci yang berderet. Ketika di dalam rumah, Nenek Relda akan berkata, “Kami pulang!” Rumah itu juga dipenuhi tumpukan buku-buku yang ada di lantai, meja, di bawah sofa dan kerpet. Judul bukunya juga tak kalah aneh: 365 Cara untuk Memasak Naga, Autobiografi Ratu Jahat, atau, Sepatu, Mainan dan Kue: Tradisi Kerajinan Tangan Khas Kaum Elf.

Makanan yang dibuat Nenek Relda lebih aneh lagi: spaghetti berwarna hitam yang dibuat dari tintai cumi-cumi, serta sausnya yang berwarna oranye terang yang rasanya sedikit berkari. Tidak ketinggalan bakso berwarna hijau jambrud.

Tidak seperti Daphne yang langsung menyukai Nenek Relda, Sabrina masih tetap menunjukkan sikap bermusuhan. Dia menganggap Nenek Relda adalah orang yang aneh, dan curiga bahwa Nenek Relda punya maksud buruk terhadap mereka berdua. Sabrina berencana kabur dari rumah Nenek Relda, seperti yang ia lakukan di rumah orang tua asuh sebelumnya.

Tapi, pelarian mereka tidak berhasil. Di halaman rumah Nenek Relda, mereka disengat makhluk seperti kunang-kunang yang ternyata adalah segerombolan pixie.

Ferryport Landing dulunya bernama Fairyport Landing. Di sini tinggal berbagai tokoh dongeng, yang disebut Everafter. Menurut Nenek Relda, buku Kumpulan Dongeng Grimm bersaudara bukanlah dongeng, tapi fakta sejarah. Jaman dahulu, manusia dan Everafter hidup berdampingan, hingga suatu saat terjadi ketegangan di antara mereka. Everafter diburu, sihir dilarang, naga ditangkap. Grimm Bersaudara menyadai masa dongeng akan berakhir, karena itu mereka mendokumentasikannya. Tapi, ketegangan tidak hanya berhenti sampai di situ.

Petualangan Sabrina dan Daphe dimulai ketika Nenek Relda diculik oleh raksasa. Ternyata, Nenek Relda adalah seorang detektif dongeng di Ferryport Landing. Ketika penculikan itu terjadi, Nenek Relda sedang mengajak Sabrina dan Daphne untuk menyelidiki rumah seorang petani yang diduga diinjak oleh raksasa. Banyak hambatan yang menghalangi kemajuan penyelidikan itu, salah satunya datang dari Walikota Charming yang berniat menggagalkan penyelidikan itu karena ada ‘kepentingan politik’.

Sabrina dan Daphne harus menggantikan peran nenek mereka sebagain detektif dongeng. Ternyata Nenek Relda sudah meninggalkan petunjuk apabila terjadi sesuatu dengan dirinya. Agar bisa menyelamatkan Nenek Relda, Sabrina dan Daphne harus meminta bantuan Cermin Ajaib yang akan memberikan petunjuk yang mereka butuhkan.

Di buku ini banyak tokoh-tokoh dongeng yang ternyata menjalani babak kehidupan yang berbeda dari dongeng-dongeng yang selama ini kita kenal. Misalnya, Putri Salju yang menjadi seorang guru dan gagal menikah dengan Prince Charming. Sementara itu Prince Charming sendiri menjadi walikota Ferryport Landing dan sudah menikah enam kali, di antaranya dengan Rapunzel, Cinderella dan Putri Tidur. Lalu, Jack si Penakluk Raksasa yang malah dipenjara dan punya ambisi untuk jadi pahlawan dengan cara yang licik.

Ternyata kisah dalam dongeng tidaklah selalu berakhir dengan “… happily ever after…”

(thank's to Kobo, buat cover-nya)

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang