Wednesday, February 21, 2007

Four Seasons in Belgium

Hidup adalah pilihan. Kita yang harus memilih jalan
hidup kita. Pilih senang atau susah? Menang atau kalah? Kaya atau miskin?

--- Lala, hal. 175

Four Seasons in Belgium
Fanny Hartanti
Gramedia, Juli 2006
232 Hal.

Di tengah-tengah baca The Historian yang tuebeeelll itu, gue ngerasa perlu sedikit refreshing… untuk meredakan ketegangan. Akhirnya gue memutuskan untuk baca novel metropop. Udah lama sih, gue gak baca novel metropop. Gue pun ‘melirik’ dua novel dengan judul yang 'manis' “Summer in Seoul” and “Four Seasons in Belgium”.

Yang pertama gue baca ada Four Seasons in Belgium. Cerita tentang Dewi Andini atau Andin yang dikirim oleh perusahaan consumer goods di Jakarta untuk bekerja selama dua tahun di Belgia. Tugas ini disambut Andin dengan suka cita, karena ternyata, selain untuk karirnya, Andin punya misi khusus, yaitu, bertemu lagi dengan kekasihnya, Dave.

Andin adalah tipe gadis yang mandiri, cuek dan bergaya. Berada jauh dari keluarga dan tanah air tidak serta merta membuatnya homesick berlebihan. Dengan cepat, Andin beradaptasi dengan lingkungan di Belgia. Andin cepat bergaul dengan teman-teman bulenya, ikutan gaul ke pub, jalan-jalan ke negara-negara di Eropa, yang pastinya, semakin menyenangkan dengan adanya Dave, kekasihnya yang tampan itu.

Urusan pekerjaan tidak ada masalah, tapi urusan percintaan yang malah membuat emosi Andin naik turun. Semandiri apa pun seorang perempuan, setegar apa pun dia, ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya hamil, tetap saja bagai petir di siang bolong. Ditambah lagi, sambutan Dave yang ternyata di luar dugaannya. Dave ternyata lebih memilih pekerjaan dari pada Andin dan calon bayi mereka. Andin pun harus memilih, apakah mempertahankan kandungannya atau pergi ke Belanda untuk melakukan aborsi. Pilihan yang berat bagi Andin. Ketika karirnya sedang cemerlang, kehamilan yang datang bisa menjadi salah satu hambatan.

Selama ini, Andin selalu rajin baca majalah Cosmo, Elle, dll, yang jadi panduannya dalam mode dan kehidupan sehari-hari. Tapi, bisa gak Cosmo dan teman-temannya membantu Andin ketika dalam masa sulit seperti ini?

Beruntung Andin punya sahabat yang baik, Lala dan Nick. Lala, teman asal Indonesia, yang diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dalam kehidupannya, dan Nick, pemuda blasteran Indonesia, yang baik banget dan ternyata menyimpan rasa pada Andin.

Sekali lagi, Andin membuktikan kalau dia perempuan yang tough. Andin gak serta-merta jadi cengeng, menuntut pertanggungjawaban Dave dan meratap sepanjang hari. Andin tetap melanjutkan hari-harinya meskipun ia jadi harus super hemat… gak ada lagi shopping barang-barang ber-merk yang lagi sale, gak ada lagi clubbing and merokok…

Dan, gimana ketika Dave memutuskan untuk kembali sama Andin, akankah Andin menerima Dave begitu saja… apa gak nanti Dave akan meninggalkannya lagi? Lalu, gimana ketika tiba-tiba Nick bilang cinta sama Andin? Nick yang super baik… akankah membuat keputusan Andin pulang ke Indonesia jadi batal?

Sekali lagi gue membaca, cerita tentang sebuah pilihan… sanggup gak membuat pilihan, gak hanya atas nama cinta, tapi juga yang rasional?

1 comments:

WawaBear said...

alo ferina, salam kenal yah!
saya juga suka baca buku, dan suka juga browsing2 blog2 buku =) tinggal kurang nulis aja hehehe.

Gw lumayan struggle nih untuk baca novel ini sampai tuntas. Menurut gw, bahasa yg digunakan terlalu berat dan mendayu-dayu untuk ukuran chiklit, ceritanya juga cewek banget, puter2 ke masalah yg sama, dan kurang outstanding...atau mungkin jg gw nya kurang 'chiklit' ya? hahahaha..

anyway, nice to meet u!

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang