Friday, January 20, 2012

Dunsa


Dunsa
Vinca Callista @ 2011
Atria – Cet. I, November 2011
453 hal.
(swap sama @balonbiru)

Merphilia Dunsa, sebuah nama yang indah, yang berarti Laut Persahabatan. Ia tinggal di sebuah tempat bernama Tirai Banir bersama bibinya, Bruzilia. Ia tak pernah kenal dengan siapa pun. Hidupnya hanya diisi dengan bekerja, berlatih bela diri, membantu bibinya dan membaca buku. Yah, Merphilia suka banget baca. Yang ia tahu, ibunya meninggal dan ayahnya menitipkan Merphilia pada bibinya karena terlalu miskin.

Di ulang tahunnya yang ketujuh belas, Merphilia mendapat kejutan. Satu kejutan menyenangkan berupa hadiah kuda dari bibinya, satu lagi kejutan yang bisa dibilang tak menyenangkan. Seorang Zauberei – seorang yang sakti – mendatangin kediaman mereka, dan memberi kabar, bahwa Merphilia adalah si Gadis Prajurit. Sudah tertulis dalam ramalah, bahwa Merphilia mempunyai tugas membunuh seorang ratu jahat bernama Veruna, atau yang dikenal dengan Ratu Merah. Dan, seolah kejutan itu belum cukup, harus ditambah fakta, bahwa Ratu Veruna adalah ibu kandung Merphilia.

Wah..wah..wah.. sempat Merphilia merasa dibohongi oleh bibi Bruzilia. Maka bergulirlah cerita yang sebenarnya. Singkat kata, Merphilia pun dibawa ke Istana Naraniscala – salah satu dari Empat Negeri Besar Prutopian. Kedatangan Merphilia memang disambut dengan cukup bersahabat oleh Ratu Alanisador. Tapi tidak dengan anggota keluarga kerajaan yang lain, yang langsung memberi cap buruk pada Merphilia, karena ia adalah anak Ratu Veruna. Meskipun faktanya, Merphilia sudah lupa pada sosok ibunya yang bernama Mergogo Dunsa.

Fakta bahwa hanya Merphilia yang bisa menghancurkan Ratu Merah. Karena hanya sesuatu yang berasal dari dalam diri Veruna yang bisa membunuhnya. Merphilia dan pasukan Sena Naraniscala yang dipimpin Jenderal Ardelarda harus bergerak cepat untuk mencegah Ratu Merah memporak-porandakan kembali Empat Negeri Besar Prutopian.

Sosok Merphilia yang memang cantik dan cerdas, menarik hati Pangeran Skandar Alderazam dan Putra Mahkota, Pangeran Wavilerma. Tapi, diam-diam, Merphilia sudah menetapkan pilihan, meskipun rasanya mustahil untuk diwujudkan.

Hmmm… awalnya nih, gue pengen ketawa begitu tau alasan Mergogo Dunsa a.ka Ratu Veruna menyerang Naraniscala. (Ma’af ya, Vinca… ) Wah, gara-gara masalah ‘itu’ aja (gak usah ditulis di sini, deh.. :D), Empat Negeri besar jadi porak-poranda.

Dalam buku ini juga banyak sesuatu yang baru. Gak hanya sihir menyihir, tapi makhluk atau hewan-hewan aneh yang bertebaran dalam buku ini. Dan yang paling keren adalah Istana Delmonaria. Kalo untuk makhluk aneh itu, gue suka sama Wyattenakai dan Fata. Di bagian Glosarium, dijelaskan lagi tentang makhluk-makhluk itu dengen lebih rinci. Tapi, tampaknya akan lebih keren kalo ada ilustrasinya. Biar lebih dapet gambaran gitu.

Satu lagi rada ribet, pertama karena nama-nama yang panjang dan bikin lidah ‘keriting’ kalo diucapin. Meskipun dibantu oleh silsilah dan peta di halaman depan, tapi tetap agak ‘pusing’. Soalnya hurufnya keriting dan terlalu kecil.

Suasana peperangan, perjalanan Merphilia, Pangeran Skandar dan Jenderal Ardelarda juga digambarkan dengan cukup detail. Jadi berasa ketegangan saat peristiwa itu. Tapi, koq, waktu Merphilia masuk ke Lukisan Putih rada kurang dramatis gitu. Pertemuan dengan ibunya juga terkesan biasa-biasa aja. Tau-tau.. udah aja gitu.

Dan…endingnya… gimana kisah percintaan Merphilia dengan pangeran pujaannya itu?? Koq ‘menggantung’ sihhhh??? *penasaran*

Anyway, salut untuk Vinca Callista yang cukup jeli menggambarkan isi cerita buku ini.

*Buku ketiga untuk Name in A Book Challenge 2012

3 comments:

Oky said...

Kisah cinta ceritanya menggantung karena mungkin mau ada lanjutannya kali mba.. :D

Dhyn Hanarun said...

A good review :)
Aku jg geregetan sama ending Phi-Skandar. Padahal mereka mesra banget dari awal ketemu.
anyway, good luck buat lomba reviewnya :D

ferina said...

@okeyzz: hmm.. iya juga kali ya...

@dini: ma kasih :)

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang