Wednesday, January 05, 2011

Petals from the Sky

Petals from the Sky
Mingmei Yip
Samira (Terj.)
Gagas Media, 2010
552 Hal.

Di usia yang masih sangat muda, Du Meng Ning memutuskan ingin jadi seorang biksuni. Alasannya, ia ingin mendapatkan ketenangan batin dan tidak ingin terikat dengan laki-laki. Trauma akan perilaku ayahnya, menjadi salah satu faktor pendorong keputusan itu. Usulan ini tentu saja ditentang oleh ibunya. Karena, jika Meng Ning tidak menikah dan memilih hidup ‘terkurung’ dalam kuil, maka tak ada yang memberinya cucu dan ibunya akan hidup sendirian. Seorang gadis bernama Yi Kong lah yang memberi pandangan-pandangan untuk menjadi seorang biksuni

Sepuluh tahun kemudian, sepulang dari Perancis, tempat Meng Ning menuntut ilmu, Meng Ning memutuskan untuk mendatangi kuil tempat mentornya, Yi Kong, menjadi kepala di sana. Dengan perasaan yang hampir ‘mantap’, Meng Ning mengikuti kegiatan menyepi dan meditasi di Kuil Lotus itu. Baru saja acara itu akan dimulai, terjadilah sebuah kebakaran dan Meng Ning diselamatkan oleh dokter asal Amerika, Michael Fuller, yang juga ikut dalam acara itu.

Perkenalan mereka berlanjut ke arah hubungan yang lebih serius. Meng Ning mulai terombang-ambing. Jika selama ini, dia yakin tidak akan berurusan dengan pria, tanpa bisa ditolak, Meng Ning jatuh cinta. Meskipun, masih tersisa keinginan untuk jadi biksuni, Meng Ning mulai tidak yakin.

Masalah lain yang ia takuti, adalah memperkenalkan Michael kepada ibunya yang sedikit banyak punya pikiran bahwa seorang laki-laki bule tidaklah baik untuk anaknya.

Awalnya gue mengira, novel ini bercerita tentang seorang biksuni yang jatuh cinta dan kaya’nya akan lebih kompleks ceritanya kalau seperti itu. Ternyata, novel ini bercerita tentang kegelisahan dan kebingungan Meng Ning yang masih mencari keyakinan untuk menetapkan pilihan. Meskipun ia melihat adanya kedamaian di dalam Buddha, tapi tetap saja urusan ‘duniawi’ masih menjadi sumber utama kebimbangannya. Ada bagian-bagian dalam novel ini yang sempat membuat gue berpikir kalau it’s all about sex.

Gue lebih tertarik pada tokoh Michael Fuller, meskipun ia orang Amerika, tapi lebih punya pendirian dalam menjalani ajaran-ajaran Buddha, dibanding Meng Ning yang seharusnya sudah mengenal Buddha sejak kecil.

Lalu, ada juga misteri masa lalu dari masing-masing tokoh, yang menurut aku sih rada kurang ‘greget’, kurang misterius gitu, deh.. hehehe.. ini kan bukan novel thriller kali, nama juga roman ya :) kadang-kadang gue emang suka berharap terlalu banyak hanya dari sekedar judul, cover dan synopsis di cover belakang. Tapi, gue suka judulnya, kesannya romantis …

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang