Friday, March 06, 2009

Kira-Kira

Kira-Kira
Cynthia Kadohata
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, Februari 2009
200 Hal.

Katie Takeshima, anak perempuan keturunan Jepang yang tinggal di Amerika Serikat. Bersetting masa sesudah perang dunia ke 2, tahun 1950-an, warga keturunan Jepang menjadi warga minoritas yang dipandang sebelah mata oleh warga asli Amerika.

Bersama keluarganya – ayah, ibu dan kakaknya Lynn – awalnya Katie tinggal di Iowa, di mana ayah dan ibunya membuka toko kelontong, dengan harapan akan mendapat untung dengan berjualan barang kebutuhan bagi sesama warga Jepang. Tapi, ternyata, usaha itu tidak kunjung berhasil. Keluarga itu pun memutuskan untuk pindah ke Georgia. Di sana ada paman Katie, Paman Katsuhisa yang sudah lebih dulu mencoba peruntungannya.

Tapi, toh, tak banyak pilihan yang bisa diambil oleh orang tua Katie. Di Georgia, mereka bekerja lebih keras di sebuah perusahaan pengolahan ayam. Katie pun hanya tinggal ditemani Lynn. Sebagai adik, Katie sangat bergantung dengan Lynn, ditambah lagi memang sikap Lynn yang protektif terhadap adiknya. Lynn yang selalu mengajari Katie kata-kata baru – kata favoritnya adalah ‘Kira-Kira’ yang artinya ‘gemerlap’.

Keadaan tak banyak berubah, mereka masih tetap miskin. Katie dan Lynn menabung untuk membantu orang tua mereka mewujudkan mimpi mereka memiliki rumah sendiri. Seorang anggota keluarga baru pun hadir, adik laki-laki yang dipanggil Sammy.

Berbeda dengan Katie, Lynn adalah anak yang cerdas. Di sekolah, ia selalu mendapatkan nilai yang bagus. Pujian selalu datang untuk Lynn. Katie juga sempat cemburu ketika Lynn mempunyai teman bernama Amber. Sikap Lynn jadi berubah, sok dewasa dan membuat Katie selalu dianggap seperti anak kecil.

Tapi, Lynn tetaplah kakak kesayangan Katie. Ketika Lynn tiba-tiba menjadi sakit-sakitan, Katie selalu setia mendampingi Lynn, meskipun terkadang kesabarannya diuji saat Lynn sering berubah-ubah mood.

Dan, Katie harus jadi gadis kecil yang tabah, ketika tiba saatnya Lynn untuk pergi. Tapi, Lynn selalu mengajarkan bahwa selalu ada sesuatu yang ‘gemerlap’ – kira-kira – di balik semua yang terjadi.

Cerita di novel ini sederhana banget, tapi menyentuh. Gak bisa banyak-banyak comment, karena ‘gak terlalu berbekas’ dalam hati gue. Lewat novel ini, Cynthia Kadohata memperoleh penghargaan Newberry Medal.

4 comments:

Sidik Nugroho said...

Buku yang menarik. Aku jadi pengen baca. Tapi, ada sedikit ganjalan dalam resensi:

"Cerita di novel ini sederhana banget, tapi menyentuh. Gak bisa banyak-banyak comment, karena 'gak terlalu berbekas' dalam hati gue."

Gak terlalu berbekas, tapi menyentuh? Mungkin bisa dijelaskan?

Terim kasih dan salam,
Tuan Malam

ferina said...

maksudnya.... waktu baca sih, aku cukup tersentuh... tapi, begitu selesai.. ya udah, gak meninggalkan kesan yang dalam.

Anonymous said...

alo ferina, salam kenal ya!
Seneng deh baca2 review bukunya, hampir tiap minggu gw bolak balik blog elu..hehehe.. ;)

Mau comment nih buat buku ini, setelah membaca resensi buku nya, sepertinya ada juga buku yg mirip cerita nya dengan ini..Ntar deh kalo udah inget gw post lagi..hehehe..setuju tapi, mungkin jadi kurang berbekas karena ending nya expected, atau kurang original ;)

ferina said...

halo wawabear, salam kenal juga.
thanks ya udah mampir2 ke sini.

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang