Thursday, May 19, 2016

Real World


Real World
Vintage, 2008
208 hal.

Suatu pagi, Toshi mendengar ada kegaduhan di rumah tetangga yang berada tepat di sebelah rumahnya. Meskipun rada parno, tapi Toshi tidak ambil pusing. Toh ia juga gak terlalu akrab dengan tetangga barunya itu – yang terdiri dari pasangan suami-istri dan satu anak mereka. Keluarga yang aneh katanya, gak bergaul. Toshi menjuluki anak laki-lakinya dengan sebutan ‘Worm’.

Dan keesokan harinya, terdengar kabar, bahwa sang istri tewas dibunuh. Pelakunya dicurigai adalah anak laki-lakinya sendiri. Karuan Toshi kaget, karena di pagi harinya, ia baru saja bertemu dengan Worm, yang terlihat biasa-biasa saja. Tanpa Toshi sadari, Worm mengambil sepeda dan telepon genggam milik Toshi.

Dari sinilah awal mulai Worm berhubungan dengan ketiga teman akrab Toshi – Yuzan, Kirarin dan Terauchi. Toshi memilih untuk tidak memberitahu perihal Worm kepada polisi yang menyelidiki kasus ini.

Lewat nomer yang terdaftar dalam kontak Toshi, Worm menghubungi Yuzan, Kirarin dan Terauchi. Yuzan membantu pelarian Worm dengan memberikan sepeda miliknya dan juga membelikan telepon genggam untuk Worm. Kirarin – secara ‘sukarela’ menemani Worm. Dan Terauchi, diminta Worm untuk menuliskan sesuatu yang bisa membuat Worm jadi ‘legend’ karena perbuatannya itu.

Dari awal, nuansa ‘gelap’ sudah terasa. Bukan karena unsur cerita yang menegangkan tapi, karena karakternya yang ‘dark’. Gak spoiler kalo gue bilang emang Worm yang membunuh ibunya sendiri. Tapi, yang menarik adalah motif apa yang membuat Worm sampai melakukan perbuatan itu. Segitu bencinya dia sama ibunya sendiri.

Yang membuat gue justru gak habis pikir adalah ‘kerelaan’ Yuzan dan Kirarin untuk membantuk Worm. Seolah membuat Worm justru jadi role model untuk mereka. Bukan karena perbuatan itu, tapi justru karena mereka menilai Worm ‘berani’ mengambil keputusan, tau apa yang dia mau.

Kalau katanya Toshi, Yuzan, Kirarin dan Terauchi ini adalah sahabat karib ala-ala Genk Cinta gitu … gue malah merasa ada yang ‘ganjil’ dengan pertemanan mereka. Di luar mungkin katanya mereka akrab, tapi di dalam pribadi masing-masing justru merasa ada ketidaknyamanan. Mereka berasa mengenal satu sama lain, tapi justru juga menyimpan banyak rahasia. Seolah mereka punya dunia sendiri yang gak bisa dimasuki oleh yang lain. Misalnya Yuzan yang ternyata penyuka sesama jenis, Kirarin yang paling punya ‘pengalaman’ dengan laki-laki, Terauchi yang punya rahasia tentang ibunya dan Toshi yang kaya’nya lebih introvert dibandingkan yang lain.

Ini adalah salah satu buku hasil berburu di Big Bad Wolf. Dan gue memutuskan untuk membaca buku ini, karena gue lagi butuh bacaan yang rada-rada bikin gue jantungan, gue tadinya berharap dalam buku ini gue menemukan aroma-aroma ‘thriller’. Gue berharap, bisa merasakan lagi ‘kengerian’ ketika baca buku ‘Out’. Tapi kadang, ekspektasi di awal itu suka terlalu ‘tinggi’ (yahh.. paling gak menurut gue lho…). Berulang kali, gue ngerasa bosan dan ngantuk … bahkan gak sempat ketiduran … Buku ini gak seperti bayangan gue. Justru menjelang akhir buku ini gue baru merasa, yah… koq udah abis, karena di bagian akhir inilah yang justru menarik perhatian gue. Gue baru bisa ngerti karakter para tokoh, Dan, untung gue bertahan untuk  menyelesaikan buku ini.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang