Wednesday, February 24, 2016

Wishful Wednesday


Udah lama banget ya, gak ikutan Wishful Wednesday … minggu ini, emang udah niat pengen posting WW lagi… mumpung mood baca dan nulis lagi oke nih … eh.. ternyata ada giveaway … beneran, bukan karena giveaway, maka tiba-tiba posting-an ini muncul lagi di sini. Mudah-mudahan, bisa rutin lagi tiap minggu …

Secara gak sengaja gue menemukan buku ini, waktu lagi browsing website-nya Books & Beyond .. cover-nya yang berwarna biru itu langsung menarik perhatian … yah.. apapun yang biru, biasanya langsung membuat gue jatuh cinta.

Tentu saja… kalo lagi browsing, kadang yang diliat cover-nya dulu, baru liat isi ceritanya.  Begitu pula dengan buku yang satu ini.


Ini sinopsisnya:

This stunning debut novel about grief and wonder was an instant New York Times bestseller and captured widespread critical acclaim, including selection as a 2015 National Book Award finalist!

After her best friend dies in a drowning accident, Suzy is convinced that the true cause of the tragedy must have been a rare jellyfish sting-things don't just happen for no reason. Retreating into a silent world of imagination, she crafts a plan to prove her theory--even if it means traveling the globe, alone. Suzy's achingly heartfelt journey explores life, death, the astonishing wonder of the universe...and the potential for love and hope right next door.

O ya, bukunya bisa dibeli di sini

Semoga kali ini, gue beruntung … *please…please..please….*

The Walled City


The Walled City (Kota di Balik Tembok)
Harisa Permata Sari (Terj.)
GPU – November 2015
488 hal.

Ada buku-buku yang ketika loe mulai baca, sejak lembar pertama sudah bernuansa suram, gelap, dan mencekam. Buat gue, The Walled City adalah salah satunya. Sejak halaman pertama, gue sudah ‘dihadapkan’ pada sebuah keadaan, tempat yang kumuh, becek, bau, kotor dan jorok, ditambah lagi narasi yang menggambarkan kerasnya hidup di jalanan. Anak jalanan, gangster, narkotika dan pelacur – kombinasi yang semakin menguatkan gambaran betapa gelapnya buku ini.

Walled City, sebuah tempat yang dulunya adalah sebuah benteng – menjadi tempat untuk setiap transaksi gelap. Apartemen yang disusun bertumpuk-tumpuk, labirin jalanan, bisa membuat siapa pun yang tak paham, tersesat dalam liku-liku jalan. Tak ada yang aman di sini. Rasanya, begitu masuk ke tempat ini, akan langsung ‘tersedot’ oleh kegelapan, suasana yang muram dan suram. Tempat di mana, gak ada kehangatan, senyum atau tawa.

Jin Ling, terpaksa menyamar jadi laki-laki, agar ia bisa dengan leluasa bergerak. Ia juga harus gesit dan terus bersembunyi dari geng jalanan yang kerap mengejarnya. Bahaya mengintai, lengah sedikit, nyawa jadi taruhannya. Jin Lin pergi dari kampong halamannya, mencari saudarinya yang hilang.

Dai Shing, terpaksa masuk ke Hak Nam, meninggalkan kehidupannya yang nyaman. Terlibat dalam perdagangan narkotika, berusaha masuk ke dalam Brotherhood, kelompok yang paling berbahaya, demi mendapatkan bukti yang bisa memberinya kebebasan.

Mei Yee, terperangkap di dalam rumah bordil, dijual oleh ayahnya demi mendapatkan uang untuk membeli minuman keras. Ia menjadi pelacur ekslusif untuk seorang Duta Besar. Meskipun sesekali  berkhayal bisa bebas, tapi impian itu terus hancur, setiap melihat gadis-gadis lain yang gagal dan dipaksa untuk kecanduan narkotika. Hingga akhirnya harapan itu datang lagi …

Di satu malam, Dai menemukan Jin Ling. Bagi Dai, Jin adalah sosok yang selama ini dia cari untuk membantunya. Tugas untuk Jin adalah menjadi kurir, mengantar paket rahasia untuk Longwai, pemilik rumah bordil di Hak Nam yang paling berbahaya. Meski awalnya ragu, tapi akhirnya Jin menerima. Karena rumah bordil milik Longwai, adalah satu-satunya rumah bordil yang belum bisa ia tembus… siapa tahu… kakak perempuannya ada di sana.

Banyak rahasia tersimpan, Jin bertanya-tanya siapakah Dai, sosok yang berbeda dari anak jalanan lainnya, dilihat dari penampilannya yang lebih bersih. Begitu pula, Dai, yang yakin ada sesuatu yang disimpan oleh Jin.

Sementara Mei Yee, menanti dengan harap-harap cemas, apakah pemuda-jendela akan datang lagi? Ataukah ia harus memberikan jawaban ‘ya’ atas tawaran Duta Besar Osamu?

Mereka semua dikejar oleh waktu, jika sampai batas waktunya tiba, maka kebebasan hanya kembali jadi mimpi.


Hak Nam Walled City diceritakan berdasarkan kota Kowloon Walled City, kota yang dulunya benteng, dan ditutup untuk dijadikan taman kota. Sebelum ditutup, Kowloon Walled City ini, persis seperti yang digambarkan oleh Ryan Graudin… kumuh, saking tingginya bangunan yang mengelilinginya, cahaya matahari sulit masuk. Hidup berdempetan dengan tetangga, tak ada privacy. Tidak ada jaminan keamanan, karena di sana kekerasan berkuasa.


Membaca buku ini, layaknya nonton film yang penuh gangster, meskipun minim adegan tembak-tembakan, tapi ketegangan sangat terasa dari awal hingga akhir cerita.  

Friday, February 19, 2016

Hujan


Hujan
Tere Liye
GPU – Januari 2016
320 Hal.

Suatu pagi yang tampak normal … seorang anak yang bangun kesiangan, ibu yang terlambat bekerja karena harus mengantar anaknya ke sekolah dulu, kesibukan biasa di pagi hari … orang-orang yang berangkat bekerja, anak-anak semangat sekolah setelah liburan.

Pagi, ketika dunia dihebohkan dengan kelahiran penduduk ke 10 milyar. Dunia tahun 2042, dengan peralatan yang serba canggih – jam digital yang ditanam di kulit, telepon seluler yang menempel seperti anting-anting, kendaraan super cepat dan semua fasilitas canggih lainnya.

Tapi, dalam hitungan detik, semua fasilitas canggih itu lumpuh, ketika gempa bumi yang sangat dasyat terjadi. Gempa bumi yang menghancurkan dua benua. Lail, gadis berusia 13 tahun, langsung kehilangan ayah dan ibunya. Beberapa menit sebelumnya, ia masih bercanda lewat telepon dengan ayahnya yang berkerja di negara lain, ia masih menggandeng tangan ibunya, yang menemaninya berangkat ke sekolah.

Lail diselamatkan oleh seorang anak laki-laki bernama Esok, yang juga kehilangan 4 orang kakaknya dalam bencana itu. Ibu dan kakak esok terkubur di reruntuhan kereta bawah tanah.

Sejak hari itu, Esok menjadi sosok penting dalam hidup Lail. Esok yang selalu menemani Lail, hingga mereka berpisah ketika Esok diangkat menjadi anak asuh Wali Kota setempat. Esok yang cerdas sibuk dengan proyek rahasianya, Lail dan Maryam – sahabat barunya, sibuk dengan sekolah perawat dan kegiatan sebagai sukarelawan.

Sementara itu, iklim di bumi berubah drastis. Salju tiba-tiba turun di negara subtropis, disusul musim panas yang tanpa akhir.

Cover novel dengan warna biru favorit gue ini, jadi pilihan gue ketika tanpa tujuan mondar-mandir di Gramedia. Judulnya yang pas banget dengan musim saat ini. Bercerita tentang seorang gadis, yang masih muda, penuh semangat, tapi justru di dalamnya menyimpan begitu banyak kesedihan, sampai-sampai ia datang sebuah tempat di mana ia ingin membuang semua kenangan-kenangan pahitnya.

Kisah persabatan Esok dan Lail disajikan begitu mengalir. Kisah romance rasa science-fiction … Tentang persahabatan, tentang perjuangan dan juga tentang belajar menerima. Kadang kenangan itu memang gak selamanya harus manis dan indah kan … tapi tinggal gimana kita menerimanya …

Tapi ya, biasa deh, pasangan Esok dan Lail ini yang kadang bikin gemes kalo baca novel … antara mau-mau, tapi gak mau .. antara mau tahu, tapi malu dan gak enak. Gue malah lebih suka tokoh Maryam, si gadis berambut kribo, yang selalu penuh semangat dan ceria, mengimbangi Lail yang kadang suka ngelamun ini.

Marilah kita berkhayal tentang bumi dengan kendaraan yang bisa terbang, dan semua yang serba digital – dengan satu kartu, berguna untuk semua fasilitas. Tapi .. minus musim panas tanpa henti, langit tanpa awan, dan hujan yang mungkin gak akan pernah turun lagi.

Tapi ya, dari Tere Liye ini demen banget mengambil latar belakang bencana ya? Di Hafalan Sholat Delisa - ada tsunami Aceh, lalu Sunset Bersama Rosie, ada peristiwa Bom Bali. Dan yang ini gempa bumi ... 

Wednesday, February 17, 2016

The Martian


The Martian (Si Penghuni Mars)
Andy Weir @ 2011
Rosemary Kesauly (Terj.)
GPU – Desember 2015
528 Hal.

Mark Watney, bersama 5 orang rekannya – Melissa Lewis, Rick Martinez, Beth Johanssen, Alex Vogel dan Chris Beck – dikirim ke Planet Mars dalam satu misi bernama Ares 3. Semuanya berjalan lancar sampai datangnya badai pasir. Namun dalam proses evakuasi, Mark Watney terjatuh, dan hilang tenggelam dalam pasir. Monitornya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, hingga akhirnya Lewis, sebagai komandan memutuskan meninggalkan Watney, karena dianggap sudah tewas.

Tapi, ternyata Watney masih hidup. Ia mencari berbagai cara untuk bertahan di Planet Mars, menghadapi kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya manusia, bahkan makhluk hidup di planet itu.

Berbekal keahliannya sebagai ahli botani dan insinyur mesin, dan ditunjang berbagai peralatan peninggalan Tim Ares 3, Watney mengolah makanan, membuat air, menyaring oksigen dan membuat perhitungan yang cermat agar ia bisa tetap bertahan sampai Tim Ares 4 datang 4 tahun yang akan datang.

Sementara itu, di Houston, Amerika Serikat, pihak NASA baru saja menyampaikan ucapan belasungkawa atas tewasnya Mark Watney. Tiba-tiba, Mindy, yang bertugas mengamati citra satelit, menemukan citra yang menunjukkan bahwa Watney masih hidup. Maka dimulailah misi untuk membawa Mark Watney kembali ke Bumi.

Pada awalnya, berita bahwa Watney masih hidup dirahasiakan kepada kelima rekan Watney, khawatir akan mengganggu kondisi psikologis mereka dan berdampak pada proses perjalanan mereka kembali ke Bumi. Tapi, entah siapa yang membocorkan berita ini ke mereka, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk sepakat bahwa mereka menunda kepulangan mereka ke Bumi demi menyelamatkan Watney.

Tentu saja banyak masalah yang timbul.. ya ini kan bukan kaya’ jemput orang di pulau seberang, tapi antar planet. Semua harus diperhitungkan dengan sangat teliti dan tepat. Bagaimana bisa membuat roket dalam waktu singkat, kondisi di Mars dan berbagai perhitungan lainnya.

Jangan takut bosan dengan monolog Mark Watney di buku ini. Sebagai pembaca, gue hanya bisa ‘melongo’ dan merinding membaca catatan harian Watney. Awalnya, gue sempat membandingkan dengan tokoh Tom Hanks di Cast Away, sebagai Chuck Noland, yang terdampar di pulau. Tapi, dibandingkan Watney, maka Chuck Noland gak ada apa-apanya. Terdampar di pulau … masih sama-sama di bumi, masih  bisa nyari makanan – entah nyabut tanaman atau berburu – sementara Mark Watney, sendirian di Mars sana, harus bikin air, harus bikin oksigen dan dipakai dengan sangat hemat, kesalahan sedikit saja taruhannya nyawa melayang.

Pribadi Watney, mulai dari cara berpikir, pembawaanya yang humoris, sikap santai tapi waspada ketika menghadapi masalah, membuat petualangan di Mars ini jadi sangat keren dan serasa loe lagi eksperimen aja menanam kentang di kebun belakang. Gak terlihat tanda-tanda depresi, yang ada hanyalah semangat untuk tetap hidup dan percaya dia bisa kembali ke Bumi. Gue pun jadi ikutan semangat bacanya dan berharap happy ending.


Satu-satunya bagian yang sering gue lewati, adalah berbagai bahasa ilmiah dan perhitungan matematika

Thursday, February 04, 2016

The Girl on The Train


The Girl on The Train
Inggrid Nimpoeno (Terj.)
Noura Books – Cet. I Agustus 2015
430 hal.

Sebelumnya, mohon ma’af, kalau review ini terkesan terburu-buru dan seadanya, dan mohon maaf juga untuk Santa-ku yang pastinya udah nunggu-nunggu dari kemarin-kemarin.


Setiap hari, Rachel menggunakan kereta api untuk membawanya beraktivitas. Dalam perjalanan, ia akan menikmati pemandangan dari balik jendela. Ia bahkan sering berkhayal tentang kehidupan orang-orang yang ia lihat dari balik jendela itu. Ia akan menciptakan kehidupan sendiri, dengan tokoh-tokoh yang ia beri nama. Tampak normal saja bukan?

Tapi, jika dibaca lebih lanjut, ada yang salah dengan Rache. Setiap hari ia akan seolah-olah pergi ke kantor, tapi sesungguhnya ia pergi tanpa tujuan. Paling-paling tujuan akhirnya adalah ke sebuah bar, atau ke mini market membeli minuman keras. Ia akan luntang-lantung seharian, lalu kembali ke rumah saat jam pulang kerja. Semua ini dilakukan agar temannya seapartemennya tidak tahu kalau ia sudah dipecat dari kantornya.

Kehidupan pribadi Rachel memang kacau balau, pernikahannya gagal, tak punya pekerjaan dan kerjanya setiap hari hanya mabuk.

Ada satu rumah yang ia perhatikan secara khusus – rumah pasangan suami istri yang ia beri nama Jess dan Jason. Dan suatu hari, ada berita bahwa seorang perempuan bernama Megan menghilang dari rumah. Rachel merasa hilangnya Megan ini ada hubungan dengan menghilangnya juga Jess dari pengamatan ia setiap hari. Dengan maksud ingin membantu Scoot a.ka Jason yang suami Megan ini, maka Rachel pun datang ke polisi.

Tapi, siapa yang percaya dengan Rachel. Ia sendiri dilaporkan membuat onar di rumah mantan suaminya yang berjarak tak jauh dari kediaman Scott dan Megan. Rachel sendiri juga tak sepenuhnya ingat apa yang dia alami di malam menghilangnya Megan. Yang ia tahu, ia terbangun di kamar apartemennya dengan kepala terluka dan darah di tangannya.

Jika pernah membaca Gone Girl atau Before I Go to Sleep, maka buku ini juga akan membuat kita emosi – entah bersimpati atau bahkan kesal dengan tokoh utamanya. Gue dibuat bolak-balik penasaran, tapi cenderung kesal dengan tokoh Rachel. Pemabuk, gak jelas kehidupannya kaya’ gimana, tapi end up-nya juga justru jatuh kasihan.

Tokoh-tokohnya juga cenderung bermuram durja semuanya. Novel ini diceritakan bergantian antara 3 tokoh perempuan di dalam buku ini, Rachel, Megan dan juga Anna – istri baru dari mantan suami Rachel.

Dari awal, pembaca seolah digiring untuk percaya apakah benar Rachel terlibat dalam menghilangnya Megan. Mengingat obsesinya atas pasangan suami istri itu.

Kalau mau dibandingin sama Gone Girl dan Before I Go to Sleep, Gone Girl tetap juaranya. Gak ada yang lebih sakit jiwa dibandingkan tokoh di dalam Gone Girl.


Dan sekarang waktunya menebak sang Santa. Who is my Santa anyway ? Jujur baru kali ini aku ikutan Secret Santa dan dapet riddle yang luar biasa bikin pusing …. Aku sampe beli buku Edgar Allan Poe, demi memecahkan riddle dari Secret Santa-ku. Tapi … mohon ma’af beribu-ribu ma’af …. Sampai detik ini, aku masih gak bisa menebak siapa dia ….



Tapi, terima kasih untuk buku yang bagus ini … review Project Rosie coming soon ya …


Terima kasih juga untuk Divisi Event … sekali lagi mohon ma’af atas keterlambatannya.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang