Thursday, September 18, 2014

The Runaway King



The Runaway King (Raja yang Minggat)

Cindy Kristanto (Terj.)
Gramedia – 2014
376 Hal.

Setelah Jaron kembali ke Carthya dan menduduki takhta sebagai Raja, keadaan di Carthya masih belum stabil. Para regen, atau petinggi/penasihat raja masih belum percaya terhadap Jaron, yang memang masih suka bicara dan bertindak seenaknya. Mereka bahkan memutuskan untuk mengangkat wali untuk mendampingi Jaron, sampai ia dirasa sudah cukup umur untuk memerintah Carthya.

Sementara itu, selain persoalan di dalam kerajaan sendiri, Jaron juga mendapatkan ancaman pembunuhan dari pihak luar Carthya yang ingin mengambil alih wilayah Carthya. Perang pun dikhawatirkan akan segera pecah, jika Jaron tidak mengambil tindakan. Satu-satunya cara adalah dengan pergi dari Carthya dan mendatangi sendiri ‘sumber’ masalah tersebut.

Maka, Jaron kembali menjadi Sage, ia kembali menyamar sebagai anak jalanan yang suka mencuri dan mencoba bergabung dengan bajak laut – salah satu pihak yang ingin ia mati.

Sikap Jaron yang masa bodoh, gak peduli dan suka bicara seenaknya, beberapa kali nyaris membuatnya kehilangan nyawa, tapi tampaknya, hal itu juga yang membuat ia selamat.

Di buku kedua ini, tingkat ketegangan jauh lebih tinggi, karena tokoh utama, Jaron, berada di kandang musuh, di mana ia harus berhadapan sendiri dengan Devlin, sang Raja Bajak Laut, lalu ada Roden, teman ‘seperjuangan’ ketika dulu dididik untuk jadi raja.

Di sini juga Jaron berhadapan dengan dua perempuan, Imogen, pelayan istana sekaligus juga teman Jaron, dan Putri Amarinda, putri yang akan dinikahkan dengan Jaron. Kelihatan kalau Jaron sangat peduli dengan Imogen, meskipun Jaron masih ‘terlalu buta’ untuk merasakan hal lain terhadap Imogen, tapi dia gak mau Imogen celaka karena ada orang-orang yang tahu, Jaron akan melakukan apa pun agar Imogen tidak terluka. Tapi, Putri Amarinda sendiri juga sangat baik, meskipun Jaron masih belum bisa sepenuhnya percaya sama sang putri.

Gak semuanya menjadi musuh Jaron, ada orang-orang yang masih mau melindungi dan mendukung Jaron, seperti Tobias dan  Mott. Jaron juga mendapatkan sahabat baru, seperti Fink dan Erick, juga seorang kakek bernama Harlowe.

Tapi, adakalanya gue merasa Jaron sedikit egois dan membuat gue jadi sedikit 'lelah' dan kesal dengan sikap Jaron yang keras kepala itu. Dia gak peduli dengan saran orang-orang yang khawatir dengan keselamatannya, karena kalau dia hancur, maka Carthya juga akan tinggal sejarah.Tapi dengan dalam proses petulangan singkatnya di dalam buku ini yang begitu mendebarkan dan bikin sport jantung, maka pelan-pelan, Jaron jadi manusia yang lebih dewasa dan bijaksana.

Tentu saja, karena ini bakal jadi trilogy, maka ending-nya masih menyisakan pertanyaan dan rasa penasaran. Pastinya di buku ketiga bakal lebih menegangkan karena bayang-bayang perang mulai semakin nyata, plus nasib Carthya akan jadi seperti apa setelah Jaron kembali.



Submitted for:


-          Young Adult Reading Challenge 2014

Friday, September 12, 2014

The Giver





The Giver (Sang Pemberi)
Lois Lowry @ 1993
Ariyantri Eddy Tarman (Terj.)
GPU – Agustu 2014

222 Hal.


Hidup di dunia serba sempurna dan teratur enak gak ya? Semua terima beres, apa-apa diatur, disediain, gak ada konflik. Peranan semua orang di Komunitas sudah diatur, tidak ada pilihan, tidak ada yang namanya rasa sakit.

Dunia seperti itulah tempat Jonas tinggal, di dalam sebuah Komunitas yang semua serba diatur. Dalam setiap pertambahan usia, artinya setiap anak ‘naik tingkat’ dan mendapatkan sebuah fasilitas baru – misalnya boleh memakai jaket berkancing, boleh mendapatkan sepeda, boleh potong rambut dan lain-lain. Mereka juga harus mengikuti kerja sukarela yang nantinya akan menentukan profesi mereka ketika dewasa. Semua itu dikukuhkan dalam sebuah upacara resmi. Jika ada cacat, akan menjadi aib seumur hidup.

Usia ke 12, adalah usia yang sangat dinanti, di mana setiap anak dianggap sudah dewasa dan akan diumumkan di unit mana mereka nanti akan bekerja, misalnya ada yang menjadi Pengasuh karena telaten dengan para bayi, atau mengurus para lansia, ada yang jadi Asisten Direktur Rekreasi, karena sifatnya yang santai atau menjadi Petugas Pengantar Makan dan lain-lani. Semua anak 12 tahun itu harap-harap cemas, jangan sampai mendapatkan profesi yang sebenarnya gak mereka sukai.

Satu lagi yang absurd, setiap anak ini tinggal dalam satu unit keluarga, yang bukan keluarga kandung. Ada satu tugas bernama ‘Ibu Kandung’, perempuan ini bertugas melahirkan tapi kemudian bayi itu diserahkan ke bagian kesehatan, untuk ditimbang, dirawat, untuk akhirnya diberikan kepada keluarga yang sudah mendapatkan persetujuan untuk memiliki anak. Untuk menikah pun, para pasangan itu harus mengajukan permohonan. (Dan gue pun bertanya-tanya, ada peran Ibu Kandung, tapi gak pernah disebutin siapakah yang berhak menjadi Ayah Kandung?) Dan yang ngilunya lagi, jika bayi-bayi tersebut tidak memenuhi syarat, maka mereka akan ‘dilepasklan’.

Nah, ketika diumumkan tugas-tugas baru bagi para 12 tahun, nomor urut Jonas tidak dipanggil, ia dilewatkan begitu saja, tapi ternyata justru Jonas mendapatkan tugas atau peranan yang paling istimewa, ia terpilih sebagai Penerima – yang akan meneruskan tugas berat selanjutnya dari Sang Pemberi – The Giver. Dalam pelatihan bersama Sang Pemberi, Jonas mendapatkan sebuah pelajaran tentang rasa cinta, kehangatan keluarga, warna-warna dan juga rasa sakit yang mendalam, semua rasa yang tak pernah ia ketahui selama ini. Jonas juga mengetahui, di balik segala keteraturan, ternyata menyimpan kebusukan dan banyak kebohongan.

‘Lelah’ dengan dystopian yang penuh cinta segitiga, maka buku ini jadi sangat menarik buat gue. Tokohnya cenderung pemikir, cocok dengan peran baru yang menantinya. Dan layaknya anak abg, maka ada saatnya Jonas mulai merasakan ada rasa-rasa gimana gitu ketika ngeliat Fiona dan dalam dunia Jonas, gak boleh tuh ada perasaaan lebih sama teman atau orang lain. Gue suka sama Lily, adik Jonas, yang terkadang gregetan tapi, langsung minta ma’af kalau dia merasa kelewatan.

Mungkin ada bagusnya juga sih jika semua serba teratur, di mana norma kesopanan dan rasa hormat terhadap sesama sangat ditekankan, semua serba jelas, apa peranannya, lalu, meskipun, kalo ada pelanggaran, maka sanksi yang akan diterima menyisakan misteri. Konon katanya, mereka dilepaskan – apa maksud dilepaskan itu sangat misterius.

Tapi, jeleknya, mereka jadi lupa apa itu yang namanya keceriaan, cinta dalam keluarga atau rasa lain layaknya manusia biasa. Mereka jadi kaya’ robot, begitu dapat ada yang mengganggu keteraturan itu jadi kelimpungan dan panik.

Dunia yang rapi dan teratur gak selamanya enak. Jadi gak ada emosi dan gak seru … Dan owwww… endingnya … bikin garuk-garuk kepala … bingung, penasaran dan bertanya-tanya … but I did enjoy reading this book …



Submitted for:
- New Author Reading Challenge 2014
- Children Literature Project
- Young Adult Reading Challenge 2014

Tuesday, September 09, 2014

Before I Go to Sleep





Before I Go to Sleep
S.J.Watson @ 2011
Harper  - 2013

363 hal.


Setiap pagi, ketika terbangun dari tidur, Christine Lucas tidak bisa mengingat siapa dirinya. Ia akan terkejut  melihat ruangan tempat ia terbangun, melihat sosok lelaki di sampingnya, bahkan melihat raut wajahnya sendiri di cermin. Christine tidak punya bayangan sama sekali apa yang sudah terjadi dengan dirinya.

Ben Lucas, suami Christine, dengan sabar, menjelaskan apa yang sudah terjadi terhadap diri Christine, setiap hari, berulang kali. Menurut Ben, Christine kehilangan ingatan karena kecelakaan mobil. Setiap hari pula, muncul berbagai pertanyaan, yang jawaban itu akan langsung terlupakan bila Christine terbangun dari tidurnya.

Tanpa sepengetahuan Ben, Christine menjalani terapi dengan seorang dokter bernama Dr. Nash. Setiap hari, Dr. Nash akan menelepon Christine, mengingatkan Christine untuk membaca buku harian yang ia simpan di dalam lemari. Dari buku harian itu, Christine mempelajari kehidupan yang ia lewati, dan setiap hari pula, ia harus mencatat apa yang sudah ia lalui di hari itu.

Lewat buku harian dan terapi yang ia jalani, perlahan Christine mulai mendapat sebuah bayangan akan kehidupannya di masa lalu. Ada sebuah rahasia yang ia sendiri tidak tau bagaimana cara mengungkapkannya, tapi ia yakin itu salah.

Ia mencoba percaya pada Ben, meskipun ia tahu ada sesuatu yang salah. Mengapa ia tidak bisa mengingat hari pernikahannya dengan Ben, kenapa Ben tidak mau jujur tentang anak mereka, profesi Christine sebelum kejadian itu dan kehidupan yang lainnya? Kenapa Ben menjauhkan Christine dari sahabatnya? Tapi, mau gak mau, Christine bergantung pada Ben, karena ia hanya seorang diri dan hanya Ben yang ia miliki.

Bayangkan jadi Ben, hidup dengan seorang perempuan selama puluhan tahun, tapi perempuan itu selalu lupa akan kehidupan mereka bersama. Seorang Ben yang sabar merawat Christine, melewati masa-masa sulit yang entah kapan akan berakhir.

Sementara bagi Christine, pastinya bikin frustasi ketika setiap hari loe harus bangun dengan pikiran kosong…. Lupa segala hal dan selalu mulai dari nol lagi setiap harinya.

Gue suka buku ini sejak awal gue membaca lembaran pertama. Gue yakin ada yang salah, tapi gak tau apa dan siapa. Meskipun ending-nya rada drama, tapi sepanjang buku ini sukses bikin gue ikut deg-degan baca buku hariannya Christine. Gak tau gitu apa yang bakal muncul selanjutnya.


Submitted for:
- Books in English Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014

Friday, September 05, 2014

Update - July - August 2014



 
via Pinterest
Ikutan update buku-buku yang dibaca di bulan Juli – Agustus. Biarpun rada keteteran, terus mood untuk baca (dan review) sedikit menurun, tapi, gue berusaha biar baca buku untuk ikutan RC 2014. Dibanding bulan-bulan sebelumnya emang rada dikit sih, tapi, tetap … buku jadi salah satu ‘teman setia’ gue di mana pun dan kapan pun.

1. Before I Die – Jenny Downham (Juli 2014)
2. The Future of Us – Jay Asher & Carolyn Mackler (Juli 2014)
3. Selfie – Andari Karina Anom & Tjut Riana Adhani (Juli 2014)
4. Legend – Marie Lu (Juli 2014)
5. Prodigy – Marie Lu (Agustus 2014)
6. The Cuckoo’s Calling (Dekut Burung Kukut) – Robert Galbraith (J.K. Rowling) - (Agustus 2014)
8. Kedai 1002 Mimpi – Valiant Budi (@vabyo) - (Agustus 2014)
9. Escape from Mr. Lemoncello’s Library – Chris Grabenstein (Agustus 2014)
10. There’s a Boy in the Girl’s Bathroom – Louis Sachar (Agustus 2014)

Demikian daftar yang pendek ini :)
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang