Friday, July 25, 2014

Before I Die



 

Before I Die

Jenny Downham @ 2007

Black Swan

346 hal.


Di usia yang baru 16 tahun, Tessa Scott harus berjuang melawan penyakit leukemia yang dideritanya. Berbagai pengobatan dilakukan, tapi tampaknya tak membuahkan hasil yang maksimal. Kondisi Tessa terus menurun.

Tessa pun membuat daftar hal-hal yang harus ia lakukan sebelum ia meninggal, dan hmm… cukup ‘mencengangkan’ sih untuk anak seusia 16 tahun (eh.. tapi gak tau ya, kalo di Inggris sana ini lumrah mungkin).. misalnya having sex, nyoba drugs, terus shoplifting dan masih banyak lagi … meskipun ada juga sih di daftar itu yang bikin terharu.

Nah, di sela-sela jadwal pengobatannya, bersama Zoey, sahabatnya, Tessa melakukan hal-hal tersebut. Terkadang, ketika akhirnya Tessa kelelahan, ia pun collapse, dan harus kembali masuk rumah sakit.

Di awal-awal, susah buat gue untuk simpati sama sosok Tessa. Dan ini bikin gue nyaris ‘menutup’ buku ini di tengah-tengah. Gue justru lebih simpati dengan ayah Tessa yang rela berkorban begitu banyak untuk menyembuhkan Tessa. Tapi, gue juga coba melihat, Tessa dari sisi yang lain, sisi yang egois, yang menuntut perhatian penuh dari Zoey, sementara bagi Zoey, dan juga ayahnya, meskipun Tessa sakit, ada baiknya ia kembali melihat ‘dunia luar’, dunia selain kamar tidurnya atau dunianya sebagai orang sakit. Tapi, pasti sulit banget ya, ketika loe tau, loe akan segera meninggal… satu-satunya yang diinginkan adalah melakukan banyak hal sebelum meninggal.

Adam, menjadi seseorang yang membuat hari-hari terakhir Tessa jadi lebih ‘hangat’. Selain perhatian dari keluarga, ia juga berhasil mencoret satu hal lagi dalam daftarnya – yaitu ‘cinta’.

Ending buku ini, kalo dibaca dengan pelan-pelan … bakalan bikin ‘mewek’ … huhuhu… sedih to the max, digambarkan dengan kalimat yang indah dan pelan-pelan. Aduh…. Ini yang bikin gue jadi merinding … Apalagi bagian-bagian ‘instruksi Tessa’ untuk keluarganya … Kalo baca bagian ini, gak keliatan lagi Tessa yang punya maunya sendiri, Tessa yang kekanakan… justru dia jadi lebih dewasa dibandingkan orang tuanya.

Moral dari cerita ini, hargailah hidupmu … ya, kita gak pernah tau apa yang akan terjadi dan kapan kita akan dipanggil Tuhan kan? Nikmati dan berbahagialah dengan orang-orang yang kita cintai *Mamah Ferina mode:on*

"Bye Tess. Haunt me if you like. I don't mind."


Submitted for:


- Baca Bareng BBI bulan Juli 2014 – tema: sick-lit


- 2014 TBRR Pile – Reading Challenge (additional challenge: Book Award Winner)
- Lucky No. 14 Reading Challenge – Category: It’s been There Forever
- Books in English Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014

Thursday, July 24, 2014

The Future of Us



The Future of Us

Jay Asher & Carolyn Mackler

Razorbill - 2012

356 hal.

(Sale Periplus)


Tahun 1996, sepertinya baru mulai ‘heboh’ yang namanya internet, dan punya email account. Tak terkecuali Emma, yang baru aja dikasih komputer sama ayahnya. Sahabat Emma, Josh memberikan sebuah CD-Rom program American Online. Setelah membuat account atas namanya, tiba-tiba saja Emma langsung terhubung dengan situs Facebook – yang tahun 1996 belum ditemukan. Facebook sendiri baru ada kira-kira tahun 2003 atau 2004 kali ya …  Dan Emma dan Josh ‘melihat’ diri mereka 15 tahun kemudian, di mana kehidupan pernikahan Emma tampaknya kacau balau, sementara Josh hidup bahagia dengan salah satu teman sekolah mereka yang jadi cewek populer di sekolah.

Emma jadi ‘terobsesi’ untuk mengetahui kehidupan dia 15 tahun kemudian itu, sebentar-sebentar ngecek status di facebook, ia berusaha mencari tahu siapa suaminya di masa itu. Bahkan sampai ke perpustakaan untuk nyari nomor telepon si pria tersebut. Status tersebut terus berubah, suami Emma juga beberapa kali berganti, yah katakanlah sesuai dengan suasana hati Emma.

Josh juga jadi terobsesi dengan Sydney, dan mulai mendekati Sydney di sekolah. Tak hanya itu, mereka berdua juga mulai ‘kepo’ dengan kehidupan teman-teman dekat mereka yang lain.

Sebenarnya hubungan Emma dan Josh juga sedang sedikit kacau, persahabatan mereka rada terganggu karena Josh. Dengan adanya Facebook, mereka kembali dekat, dan Emma juga ‘terganggu’ dengan sikap Josh yang mendekati Sydney.

Hmm… cerita menarik sih .. fantasi? Gak juga … Science fiction? Gak juga (menurut gue lho)…. Keberadaan Facebook yang tiba-tiba muncul dan menghilang .. terus bikin penasaran hingga akhir cerita, kenapa itu situs  bisa ada di komputernya Emma … Gue jadi ngebayangin, a la film 13 Going on 30 … gue pikir, akan menceritakan kehidupan Josh dan Emma 15 tahun kemudian. Gue suka dengan penuturan yang berganti-ganti antara Emma dan Josh. Gue juga jadi ikutan ‘kepo’ sama status-status Emma selanjutnya.

Tapi, gue terkadang kesel juga sama Emma yang rada-rada labil itu, gara-gara obsesi barunya itu, ia juga jadi gampang marah. Gue juga rada kurang ‘klik’ dengan Josh dan juga gak terlalu ‘menangkap’ chemistry antara Emma dan Josh. Yang seru malah pasangan Kellan dan Tyson.

Hmmm.. baca buku ini, bisa bikin nostalgia, tahun 1995, belajar excel di kampus … tahun 2000an, bikin account di Friendster – dan seneng banget kalo dapet testimony yang seru dari temen-temen lama (sekarang gue lupa, apa account Friendster gue) … terus, nyoba-nyoba chatting di ICQ, YM dengan berbagai macam user name .. hihihi… buat gue yang jarang update status, Facebook lebih ke ‘penghubung’ gue dengan teman-teman lama, dan kalo gue liat-liat daftar temen gue sekarang, kadang gue pun lupa, gue temean sama dia di mana ya…. Hihihi, sekarang Facebook lebih banyak untuk minta ‘nyawa’ buat main Candy Crush :D ..


Submitted for:



- Baca Bareng BBI bulan Juli 2014 – tema: masalah remaja/keluarga
- Lucky No. 14 Reading Challenge – Category: Bargain All the Way
- Books in English Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014

Friday, July 18, 2014

Legend



 

Legend

MarieLu @ 2011

Lelita Primadani (Terj.)

Mizan – Cet. I, November 2012

382 hal.

(hadiah giveaway dari Oky)



Setiap hari berarti 24 jam yang baru. Setiap hari berarti segalanya kembali mungkin. Kau hidup pada saat ini, kau mengambil itu semua dalam satu hari, dalam satu waktu - Kau mencoba berjalan dalam cahaya 
-- hal. 382

Inilah Amerika Serikat tahun 2130, ketika negara ini terpecah menjadi dua kubu – Republik dan Koloni.  Keduanya berusaha saling menghancurkan. Saat ini, Republik yang berkuasa. MIliter berperan sangat kuat. Kesenjangan sosial begitu terasa, di tempat bagian orang-orang kaya, suasana terang-benderang, listrik lancar, sementara bagi kaum miskin, mereka harus bertahan dengan lilin, api unggun atau listrik yang byar-pet.

Sebuah peraturan yang ketat dibuat, yaitu bahwa anak-anak usia 10 tahun harus mengikuti suatu ujian dan harus mendapatkan standard nilai tinggi yang akan menentukan masa depan mereka dan menjamin kehidupan mereka selanjutnya. Jika anak-anak itu mendapatkan nilai rendah, maka mereka tidak lulus ujian dan dikirim ke suatu kamp atau pabrik.

Wabah penyakit mematikan menyerang rakyat Republik, di mana obat-obatan sangat mahal. Dan hanya golongan orang kaya yang mendapatkan vaksin, sementara orang-orang miskin yang terjangkit wabah itu akan dikarantina dan dibiarkan meninggal secara perlahan.

Nah, muncullah sosok ‘Robin Hood’ masa depan bernama Day – yang kemudian menjadi buronan paling dicari Pemerintah. Ia melakukan berbagai kejahatan – seperti membobol bank, menerobos rumah sakit untuk mencuri obat – yang terakhir ini ia lakukan demi menyembuhkan adiknya, Eden. Karena kelihaiannya, kegesitan dan keuletannya, ia tak pernah tertangkap oleh patroli, bahkan pihak pemerintah pun tak tahu seperti apa wujud Day sebenarnya, mereka gak punya rekam sidik jari Day. Setiap hari, wajahnya ditayangkan di JumboTron, tapi dengan wajah yang berbeda-beda. Hingga sampai satu malam, ketika ia menyelundup ke Institusi Kesehatan, ia nyaris tertangkap dan melarikan diri, di mana ia berjumpa dengan Kapten Metias, pimpinan patroli itu. Di malam itu pula, Kapten Metias terbunuh, sudah pasti Day jadi tertuduh utama. Dan June, adik Metias tidak tinggal diam. Sebagai murid yang berprestasi dengan hasil terbaik, June pun direkrut sebagai Agen untuk menangkap Day.

Yah … bertemulah mereka dan seperti yang sudah diketahui, mereka pun jatuh cinta. Tapi, tentu saja sulit, mengingat posisi masing-masing… apalagi yang June tahu, Day lah yang membunuh kakak tersayangnya itu.

Gue suka sama Day sejak awal … ya, tipe-tipe cowok misterius tapi baik hati sama keluarga. Ada orang-orang baik yang selalu jadi korban, dan Day adalah salah satunya. Ia berusaha bertahan hidup di dalam persembunyian, ia menolak bergabung dengan kelompok pemberontak dan lebih memilih jalannya sendiri. Ia sudah dianggap ‘tewas’, bahkan keluarganya sendiri juga gak tahu kalo dia masih hidup.

Sementara June, ia hanya seorang adik yang ingin mencari keadilan untuk kakaknya. Ia percaya bahwa Republik memberikan yang terbaik, dan terkejut saat mendapati fakta-fakta yang bertentangan dengan apa yang ia yakini selama ini.

Alur cerita ini berlangsung cepat dan menurut gue seru, karena ada adegan lari-lari, ada adegan eksekusi yang bikin tegang. Yang membuat gue ‘tersentuh’ adalah keakraban antara Metias dan June, tapi yang bikin mules adalah kesadisan dari pihak Pemerintah yang gampang banget main eksekusi. Kebayang dinginnya Thomas itu kaya’ kalo ngeliat tentara-tentara Jerman di film-film gitu … dingin tanpa ekspresi.

Nah, kalo Komandan Jameson, kaya’ gini nih justru bayangan gue … hehehe..

via IMDb


Tapi tau gak …. Entah kenapa ketika baca buku ini, tiba-tiba gue malah ngebayangin kalo si capres yang ‘satu’ itu beneran jadi presiden … Indonesia dikuasai sama militer, terus semua berubah jadi ‘mencekam’ dan jadi seperti kaya’ yang ada di cerita-cerita dystopia …. *amit-amit*.. abaikan deh... itu hanya khayalan yang gak bener ...

Dan, yang ganggu lagi adalah COVER-nyaaaa… kenapa lagi-lagi berwujud manusia, tapi gak pas gitu rasanya … cover aslinya padahal keren menurut gue … sedikit merusak imajinasi gue akan sosok Day … Day di cover ini rasanya terlalu gagah dan tangguh, gak keliatan sisi rapuhnya.


Submitted for:
- 2014 TBRR Pile – Reading Challenge
- Lucky No. 14 Reading Challenge – Freebies Time
- New Author Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014

Monday, July 14, 2014

Selfie



 

Selfie: Potret 2 Sahabat dan Cerita-cerita Ngawur Lainnya

Andari Karina Anom & Tjut Riana Adhani @ 2014

GPU – Cet. I, Juni 2014

173 Hal.


Membaca buku ini, bikin ikutan gue kembali ‘terlempar’ ke masa kecil gue. Meskipun gue lebih muda dari pada kedua penulis ini, tapi kita mengalami masa-masa dalam kurun waktu yang sama, yaitu masa-masa tahun 80an…. Banyak banget yang sama … misalnya, main lompat tali, terus jajan berbagai macam makanan dan minuman yang diragukan dari segi higienis … hmmm sekarang gue tau, apa yang bikin Mbak Riana jadi penggemar berat minuman teh ….

Berhubung letak sekolah mereka di daerah yang ‘sederhana’, maka ragam permainan dan kegiatan mereka pun sederhana … gak ada yang namanya ‘tetris’ di sini, yang ada hanya permainan tradisional yang bikin seru. Gak hanya antara Karin dan Cutri, pertemanan dengan yang lain juga sangat akrab.

Buku ini dibuat dalam rangka merayakan 34 tahun persahabatnya kedua penulis. Yup … 34 tahun! Ckckckck… gue iri sama mereka …. Yang katanya ‘sahabat’ gue waktu SD, SMP, atau SMA, udah entah ke mana, kalo ketemu malah jadi berasa kaku karena udah lama gak keep in touch.

Setelah membaca buku ini, gue rada kurang setuju kalo buku ini masuk dalam kategori ‘fiksi’, karena gue yakin banget, apa yang mereka tulis ada kejadian yang ‘sebenar-benar’nya. Meskipun gue rada ‘kecele’, karena gue pikir, mereka berdua berkolaborasi menulis cerpen – yang beneran fiksi, atau yah based on true story. Buku ini bercerita tentang suka-duka mereka selama kurun waktu perjalanan pertemanan mereka…. yang lagi-lagi buat gue iri, koq isinya ceria semua? Apakah persahabatan mereka sangat mulus, lancar seperti jalan tol?? Gak ada masa-masa marahan, ngambek atau bt? Pastinya bakal tambah seru, kalo ada satu bagian di mana mereka mengalami saat-saat ‘down’ dalam perjalanan mereka. (apa emang gak ada?? .. gue masih penasaran)

Ditulis dengan gaya humor, di setiap cerita, terselip kalimat-kalimat lucu – yang emang lucu, atau kadang .. ehem.. rada ‘garink’ atau maksa. Tapi, banyak koq yang berhasil membuat gue senyum-senyum simpul membaca jatuh bangun mereka selama masa SD sampai akhirnya berkeluarga.

Judul ‘Selfie’ rasanya pas banget dengan kata-kata yang lagi trendy sekarang … dan juga menggambarkan definisi ‘persahabatan’ menurut mereka berdua … seolah berkaca, karena begitu banyaknya persamaan (apa benar gak ada perbedaan di antara mereka?)

Gue mengenal Mbak Riana – begitu gue biasa menyebut ‘Cutri’ – pertama dari saling berkunjung ke blog masing-masing, terus sampai pinjem-pinjeman buku. Mbak Riana ini juga bookaholic, penggemar Haruki Murakami.

Salah satu hal yang ‘merekatkan’ persahabatan mereka yaitu buku … sama lah seperti kita, buku-buku bacaan favorit mereka gak jauh-jauh dari Lima Sekawan…

Semoga buku ini bisa memberi inspirasi – khususnya untuk teman-teman BBI … semoga kesampaian proyek bikin cerpen bareng-barengnya dan semoga bisa temenan terus sampai kapan pun …. *hugs*

Ayo, mbak Riana dan mbak Karin, ditunggu lagi buku duet selanjutnya ya …

Thank you for the book, mbak Riana …

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang