Wednesday, July 31, 2013

Wishful Wednesday 41



Di Wishful Wednesday terakhir menjelang libur lebaran ini, gue mau bikin recap aja ah… Minta ma’af sama diri sendiri yang sering berangan-angan dan minta ma’af sama dompet yang sering kali menangis…

Untuk minggu ini, gue mau masukin bukunya Khaled Hosseini aja, deh.. sesuailah dengan suasana mau lebaran. Lagipula, dua buku beliau yang gue baca, sukses membuat gue ‘nyaris’ nangis Bombay… huhuhuhu….

Semoga buku kali ini juga sama bagusnya dengan buku-buku yang sebelumnya.


So, then. You want a story and I will tell you one...

Afghanistan, 1952. Abdullah and his sister Pari live with their father and stepmother in the small village of Shadbagh. Their father, Saboor, is constantly in search of work and they struggle together through poverty and brutal winters. To Adbullah, Pari, as beautiful and sweet-natured as the fairy for which she was named, is everything. More like a parent than a brother, Abdullah will do anything for her, even trading his only pair of shoes for a feather for her treasured collection. Each night they sleep together in their cot, their skulls touching, their limbs tangled.
 
One day the siblings journey across the desert to Kabul with their father. Pari and Abdullah have no sense of the fate that awaits them there, for the event which unfolds will tear their lives apart; sometimes a finger must be cut to save the hand.

Crossing generations and continents, moving from Kabul, to Paris, to San Francisco, to the Greek island of Tinos, with profound wisdom, depth, insight and compassion, Khaled Hosseini writes about the bonds that define us and shape our lives, the ways that we help our loved ones in need, how the choices we make resonate through history, and how we are often surprised by the people closest to us.

Kalo ada yang mau kasih THR buku, silahkan WW gue dari minggu-minggu kemarin … hehehe…

Selamat lebaran, teman-teman… mohon ma’af lahir dan batin…
Sampai jumpa setelah liburan ya…

Mari-mari ikutan Wishful Wednesday juga… suka ada giveaway-nya lho, silahkan liartrulesnya ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Geronimo Stilton #1: The Discovery of America




Geronimo Stilton #1: The Discovery of America
Geronimo Stilton
Papercutz - 2009
(untuk usia 8 tahun ke atas)

Geronimo Stilton adalah editor di Rodent Gazette, sebuah surat kabar terkenal di Pulau Tikus. Dan ia dengan senang hati berbagi cerita tentang petualangannya melintasi waktu, kembali ke masa lalu, bersama saudara-saudaranya.

Dengan mesin waktu – sebuah kendaraan canggih bernama Speedrat, Geronimo ditemani oleh Trap, Benjamin dan Pandora, mereka harus mencegah para tikus untuk mengubah sejarah.

Dan, kembalilah mereka ke tahun 1492, ketika Colombus hendak berlayar untuk menemukan dunia baru. Ternyata, para tikus – Tersilla, Bonzo dan Cattardone sudah lebih dulu tiba. Mereka menyamar sebagai tikus dan  mencoba berbaur.

Penyamaran para kucing ini memang cukup mulus. Mereka memakai topeng berwajah tikus, mengenakan pakaian seperti penduduk setempat pada jamannya. Tapi, ada aja yang membuat Geronimo dan teman-temannya mencurigai tiga tikus aneh ini. Misalnya, kalau tiba-tiba ekor mereka kejepit, mereka kaget dan refleks berteriak, “Miauwww..” atau, ditemukan sepeti ikan busuk, padahal para tikus maunya makan keju yang yummy-yummy, atau ketika mereka makan di resto setempat, mereka gak mau memesan menu yang ada keju-kejunya, harus ada ikan.

Nah, para ketiga kucing ini merencanakan pemberontakan demi mencapai tujuan mereka untuk mengganti sejarah baru – demi kepentingan bangsa kucing. Sementara itu, Geronimo dan teman-temannya harus mencari cara menggagalkan rencana itu.

Geronimo ini tipe tikus yang cerdas, tapi rada penakut dan clumsy. Ada aja yang kadang bikin dia pingsan, lalu, entah tiba-tiba kepentok, kepleset dan jatuh.

Ehem.. ma’afkan kalau buku bertema Historical Fiction kali ini lebih ditujukan untuk anak-anak. Saat gue membacakan buku ini, gue tertarik dengan karakter Geronimo yang lucu ini. Geronimo, adalah pahlawan di buku ini, tapi dia digambarkan sebagai tikus yang tidak ‘sempurna’, tapi ia berusaha untuk menjadi berani.

Selain dalam bentuk novel grafis, Geronimo Stilton juga ada dalam bentuk novel dengan isi yang menarik. Menarik dalam arti ceritanya dan juga tampilannya. Di dalam buku novel ini, layout-nya keren, dan sesekali menggunakan font yang menarik dan berwarna-warni. Diselipkan juga berbagai informasi tentang fakta sejarah yang sebenarnya terjadi, misalnya di buku ini, diceritakan siapa Colombus itu sebenarnya.

Jadi, nih, bisa deh mulai memperkenalkan yang namanya ‘historical fiction’ sama anak-anak. Bukunya menyenangkan untuk dibaca, dan tokohnya juga lucu.

Seri Geronimo Stilton ini juga sudah ada terjemahannya, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.

Posting ini disubmit untuk posting bareng Blogger Buku Indonesia bulan Juli dengan tema historical fiction.

Kembali ke St. Clare




Kembali ke St. Clare (The O’Sullivan Twins)
Enid Blyton @ 1942
Agus Setiadi (Terj.)
GPU – 1982
252 hal
(via toko buku bekas di Plasa Semanggi)

Si kembar – Pat dan Isabel O’Sullivan semangat banget untuk balik ke St. Clare, berbeda dengan kali pertama mereka masih jadi murid baru. Tahun ini mereka berdua belum naik ke kelas dua. Kenaikan kelas di St. Clare ditentukan oleh prestasi belajar mereka.

Seperti biasa, tahun baru, tentunya ada murid-murid baru juga. Ada Alison O’Sullivan – saudara sepupu mereka yang gemar banget bersolek, Margery, si gadis bertubuh besar yang berwajah muram dan Lucy, anak seorang pelukis yang dengan segera disukai oleh para murid.

Seperti biasa, di setiap tahun ada keisengan yang diperbuat oleh gadis-gadis remaja ini, ada pesta tengah malam lagi dan ada sedikit ‘kerusuhan’.

Seorang gadis yang iri hati bernama Erica, berniat melakukan balas dendam terhadap Pat karena Pat sudah melontarkan kata-kata yang menyakitkan. Ia merusak rajutan dan buku biologi Pat yang sangat dibanggakannya. Tuduhan ditimpakan terhadap Margery, yang kebetulan juga bermusuhan dengan Pat.

Dibalik keceriaan para gadis remaja itu, ada sebuah kisah mengharukan yang akan membersihkan nama Margery.

Di buku ini, gue mulai menemukan sesuatu yang bikin gue kurang ‘sreg’, misalnya Pat dan teman-temannya yang menegur dan melontarkan kata-kata kasar pada Erica di depan orang banyak, kata-kata ‘Goblok’, ‘tolol’, lumayan banyak bertebaran di buku ini.

Kalau di buku pertama gue merasa, kaya’ begini nih kisah remaja dan sekolahnya yang seharusnya, eh di buku kedua justru gue menemukan hal yang bikin gue jadi rada ‘kecewa’.

Tapi… mungkin jadi lebih ‘manusiawi’, karena gak hanya sisi positif yang ditampilkan, tapi juga sisi negatifnya. Meskipun mereka gampang marah, jengkel, mereka juga mudah mema’afkan kesalahan yang diperbuat temannya dan gak segan-segan membantu.

Di St. Clare ini juga ditekankan pentingnya bagi para siswa untuk bisa menguasai pekerjaan rumah tangga, misalnya saja menjahit sendiri pakaian yang bolong atau robek, membereskan tempat tidur, memasak air dan lain-lain. Ini pernah disebutkan oleh ibu kepala sekolah, Ms. Theobald. Berbeda dengan gambaran Georgina di seri Lima Sekawan yang gerah banget dengan statusnya sebagai perempuan, di buku ini, justru para gadis-gadis dituntut untuk menyadari perannya sebagai perempuan.


Posting ini disubmit untuk posting bareng Blogger Buku Indonesia bulan Juli dengan tema buku anak-anak.

*Ma'af telat sehari :)

Monday, July 29, 2013

Roma: Con Amore




Roma: Con Amore
Robin Wijaya
Gagas Media, Cet. I – 2013
374 Hal.
(hadiah #unforgotTEN)

Singkat kata:
Leonardo Halim, seorang pelukis muda berbakat yang sangat mengagumi Michelangelo. Karya-karyanya banyak terinspirasi oleh beliau. Maka kesempatan untuk mengadakan pameran seni di Roma pun tidak ia sia-siakan. Ada satu lukisan, berjudul The Lady, yang selalu ia bawa kemana pun ia mengadakan pameran, dan tak pernah dijual. Lukisan itu bergambar seorang perempuan dengan latar belakang Gereja Saint Agnes, Piazza Navona. Lukisan ini mempunyai nilai sentimental bagi Leo.

Felice Patricia, sekretaris di KBRI Roma, bertemu Leo karena insiden lukisan yang salal alamat. Pertemuan pertama meski sempat memberi kesan tak menyenangkan, justru malah membuat mereka terbayang satu sama lain.

Pertemuan kedua terjadi secara tidak sengaja di Bali, hingga akhirnya mereka pun banyak menghabiskan waktu bersama, entah itu di Bali atau pun ketika kembali ke Roma.

And the story continues …

===

Okeh… marilah kita gak usah bicara tentang tema, karena toh, udah bisa mengira-ngira kan, cerita ini mau dibawa ke mana. Kisah cinta yang diawali dengan rasa sedikit kesal, dan berakhir dengan manis. Buku pertama dari Robin Wijaya yang gue baca dan gue cukup menikmati cara beliau menyampaikan cerita di sini. Informasi tentang tempat-tempat bersejarah di Roma disampaikan dengan porsi yang pas, gak berpanjang-panjang hingga kaya’ buku sejarah.

Yang membuat gue terkesan tentu saja perjalanan Leo dan Felice mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Roma. Lewat kebersamaan ini, hubungan Leo dan Felice semakin dekat, konflik mulai terbuka, gak hanya sekedar bercerita tentang latar belakang dari bangunan bersejarah itu, tapi mulai menguak pribadi masing-masing. Meski begitu, konflik yang ada di buku ini terbilang ‘mulus’. Gak ada tokoh antagonis, semuanya manis-manis (eh, berima).

Piazaza Navona
  
Trevi Fountain via wikipedia
 
Lukisan Michelangelo di Sistine Chapel via wikipedia
Perkenalan terhadap kedua tokoh, diceritakan secara perlahan. Pembaca – atau yah, dalam hal ini gue – diajak sedikit penasaran dengan konflik di dalam keluarga Felice, yang membuat dia ‘melarikan’ diri ke Roma, atau Leo, yang lebih diceritakan dekat dengan kakeknya, tapi entah mungkin karena gak penting, gak ada penjelasan tentang orang tuanya. Latar belakang tentang lukisan “The Lady’ juga baru diberi tahu menjelang bagian akhir cerita ini.

Tokoh yang ‘mencuri perhatian’ adalah Marla, kekasih Leo. Marla ini, meskipun gak tampil banyak dalam buku ini, tapi justru jadi tokoh penting bagi kelangsungan hubungan Leo dan Felice. Buat gue, Marla adalah sosok perempuan yang tenang, tegar dan sangat berbesar hati.

Overall, gue sih cukup puas dengan penggambaran Roma di sini -  meskipun sempet kesel, kenapa harus pake melenceng ke Bali segala. Tapi, yah sudahlah, itu melengkapi cerita di dalam buku ini. Ow, ditambah lagi, kuliner-kuliner khas Italia yang rajin bersliweran di buku ini.


Nilai plus dari cover buku ini adalah gambar daun seperti yang suka dipakai Julis Caesar, tapi tetap masih bikin gue gak sreg adalah cover-nya. Sampai saat ini, gue masih beranggapan bahwa Gagas Media selalu menampilkan cover yang bagus, yang bikin orang tertarik dan pengen membaca buku itu, tapi kenapa nih, untuk seri Setiap Tempat Punya Cerita ini, cover-nya koq ‘biasa’ banget’. Kenapa gak pakai ilustrasi yang dijadikan gambar untuk postcard? Warna yang dipakai juga ‘suram’ menurut gue, bukan warna-warna lembut yang biasanya mendominasi cover buku-buku Gagas Media.

Wednesday, July 24, 2013

Wishful Wednesday 40





Mungkin kematian Cory Monteith membuat gue punya ‘ide’ untuk wishful Wednesday kali ini. Glee adalah salah satu film televisi yang lumayan rajin gue ikuti. Tokoh-tokoh favorit gue di Glee adalah Finn *hiks*, Kurt, Blaine dan Santana. Dan gue pun seneng ketika tau salah satu pemeran di Glee ini punya ‘profesi’ lain, yaitu sebagai penulis.

Awalnya, gue tahu Chris Colfer menulis buku ketika ikutan kuis di salah satu blog luar negeri yang hadiahnya adalah The Land of Stories. Wah, surprise ternyata si Kurt ini bikin buku. Bahkan, The Land of Stories sudah ada buku keduanya.  Tapi, bukan buku ini yang masuk ke Wishful Wednesday, tapi, Struck by Lightning - yang bakalan segera ada filmnya.



Struck By Lightning: The Carson Phillips Journal follows the story of outcast high school senior Carson Phillips, who blackmails the most popular students in his school into contributing to his literary journal to bolster his college application; his goal in life is to get into Northwestern and eventually become the editor of The New Yorker. At once laugh-out-loud funny, deliciously dark, and remarkably smart, Struck By Lightning unearths the dirt that lies just below the surface of high school. At a time when bullying torments so many young people today, this unique and important novel sheds light with humor and wit on an issue that deeply resonates with countless teens and readers.


Nah mari.. ikutan juga Wishful Wednesday, ini rules-nya ya:

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Thursday, July 18, 2013

The Prince of Mist




The Prince of Mist (El Príncipe de la Niebla)
Lucia Graves (English translation)
Phoenix 2010
202 hal

Untuk mencari tempat yang lebih aman, Maximilan Carver mengajak keluarganya untuk pindah jauh dari kota, tepatnya ke pesisi pantai. Meskipun keluarganya agak sedikit keberatan, tapi toh, mereka harus tetap mengikuti Max.

Rumah baru mereka adalah sebuah rumah pantai milik pasangan suami-istri, Dr.Fleischmann. Begitu tiba di kota kecil itu, Max Junior sudah merasakan ada sesuatu yang aneh, yang membuat bulu kuduk berdiri. Ditambah lagi, kisah tragis pasangan suami istri itu. Setelah bertahun-tahun menikah, akhirnya mereka bisa memperoleh seorang anak laki-laki, hingga akhirnya Jacob Fleishcmann tewas tenggelam dan pasangan suami-istri itu pun pergi meninggalkan kota itu.

Berbagai kejadian aneh satu per satu muncul. Mulai dari kucing hitam yang aneh, Irina yang mengalami kecelakaan, patung di halaman yang menurut Max bergerak, kapal karam yang seolah berhantu, hingga legenda The Prince of Mist, sosok yang menjadi awal semua tragedi yang terjadi. The Prince of Mist ini berwujud apa saja.

Absennya orang tua mereka yang menjaga Irina di rumah sakit, membuat Max lebih leluasa menyelidiki keanehan di rumah mereka. Perkenalannya dengan Roland, cucu seorang penjaga mercu suar, membuka kisah tentang siapakah sosok Prince of Mist sebenarnya.  

Memasuki bagian awal kedatangan mereka di kota kecil ini, aura ‘mistis’, dingin, berkabut sudah bisa dirasakan. Kota kecil yang sepi, dengan kisah tragis, rumah ‘berhantu’, sosok badut yang bikin merinding.

Kesannya yang gue dapat adalah kesan gelap, seperti waktu gue membaca The Night Circus – di mana sirkus adalah tempat yang harusnya menyenangkan, tapi ada hal-hal aneh di balik itu.

Sama seperti di dalam buku ini, sosok badut yang harusnya lucu, bisa bikin tertawa, malah jadi sosok yang menyeramkan, yang menjadi terror bagi orang-orang yang berhubungan dengannya.

Bikin merinding… tentu saja…bayangkan kalau kisah ini diwujudkan dalam bentuk film. Sebuah kota kecil… sepi, di tepi pantai. Rumah yang dari luar tampak nyaman, tapi begitu masuk, ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan, tapi bikin perasaan gak enak. Rasanya seperti ada sosok tersembunyi yang sedang mengamati kita.

The Prince of Mist adalah buku pertama Carlos Ruiz Zafón, dan juga buku pertama dari seri Niebla (atau Mist). Yup, buku-buku beliau ini memang ditulis dalam bahasa Spanyol. Buku yang lain – seri The Cemetery of Unforgotten Books (The Shadow of the Wind, The Angel’s Game dan The Prisoner of Heaven) dan prekuel-nya The Rose of Fire (sumber dari goodreads.com)

Wednesday, July 17, 2013

Wishful Wednesday 39




Seminggu ini gue gak mondar-mandir di Gramedia Plasa Semanggi, jadi rada kurang update sama buku-buku baru yang ‘menggiurkan’ itu. Tapi, ternyata, jadi penumpang Bajay BBI, bikin gak ketingalan info.

Salah satu buku heboh minggu ini dari JK Rowling – yang nulis buku dengan nama samaran Robert Galbraith – yang judulnya The Cuckoo’s Calling. Segera masuk wishlist dong, apalagi bergenre misteris. Yah.. meskipun The Casual Vacancy pun belum tuntas di baca.

Etapi.. bukan buku ini dong yang masuk ke Wishful Wednesday edisi ke 39, tapi kumpulan cerpennya Maggie Tiojakin terbaru. Yang judulnya aja udah panjang, tapi cover-nya unik dan keren.


SELAMAT, ANDA TERSESAT!

Tarik napas.
Tahan.
Pikirkan hal-hal yang paling Anda syukuri.
Bayangkan perjalanan jauh Anda dari rumah.
Tahan.
Jika Anda bisa menemukan jalan keluar, apa yang akan Anda lakukan?
Tahan.
Berdoalah.
Gantungkan harapan setinggi-tingginya.
Tahan.
Tenang, Anda belum mati.
Lihat sekeliling Anda, perhatikan.
Sesak?
Jangan khawatir, pada titik ini seharusnya Anda sadar: semua orang tersesat.
Sekarang lepaskan napas Anda.
Dan ambillah langkah pertama menuju petualangan baru.
Semoga suatu hari Anda bisa menemukan jalan pulang, atau kalau tidak—
Teruslah melangkah.

Perhatian:
Jangan baca buku ini di tempat umum guna mencegah terjadinya reaksi yang tak diinginkan. Bawa pulang buku ini, sembunyikan, baca diam-diam waktu tengah malam sambil ditemani kopi panas. Atau teh. Atau... Pilih candumu sendiri.

Nah mari.. ikutan juga Wishful Wednesday, ini rules-nya ya:

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Monday, July 15, 2013

Wedding Night






Wedding Night
Sophie Kinsella @ 2013
Bantam Press
394 hal

Setelah sekian lama menjalin hubungan dengan Richard, Lottie pun bertanya-tanya kapan Richard akan melamarnya. Tapi, pada satu titik, ia merasa, Richard perlu sedikit ‘pancingan’ untuk mengajukan lamaran yang romantis, maka Lottie pun berinisiatif untuk ‘melamar’ Richard. Di sebuah acara makan siang, Lottie pun merasakan tanda-tanda itu. Tapi, apa daya, ternyata, Lottie harus kecewa. Acara makan siang yang romantis itu bukan ditujukan Richard untuk melamar Lottie, tapi untuk menyampaikan maksud yang lain. Lottie kecewa dan malah memutuskan untuk meninggalkan Richard.

Di tengah-tengah kegalauan, datanglah sosok dari masa lalu Lottie, Ben Parr – kekasih masa remaja Lottie. Ben menawarkan romantisme yang dibayangkan Lottie. Ben mengajak Lottie menikah, padahal mereka tak pernah bertemu selama belasan tahun! Tapi, tampaknya Lottie tak peduli. Ia mulai merasa yakin bahwa Ben adalah  belahan jiwanya. Dan Lottie pun menerima lamaran Ben. Meskipun Lottie gak tahu seperti apa Ben sekarang, apa pekerjaannya, latar belakangnya dan lain-lain. Persiapan pernikahan dilakukan dengan terburu-buru dan setelah itu mereka langsung terbang ke Yunani, berbulan madu ke tempat pertama kali mereka bertemu.

Sementara Fliss, kakak Lottie, kalang kabut dengan rencana mendadak adiknya tersebut. Fliss dan Lorcan, teman Ben, berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu. Tapi terlambat. Maka dengan segala upaya, Fliss mencari cara untuk menggagalkan malam pertama yang sudah direncanakan begitu romantis oleh Lottie dan Ben.

Kalau boleh jujur…, gue rada kecewa dengan buku Sophie Kinsella kali ini. Tokoh Lottie menurut gue terlalu ‘konyol’. Memang kata Fliss, saat lagi patah hati, Lottie sering mengambil tindakan yang aneh, spontan dan drastis. Tapi, dari awal – ketika ia mulai menyiapkan cincin, terus berkhayal terlalu jauh – gue jadi rada kurang ‘simpatik’ dengan Lottie. Belum lagi, semua kegiatan yang sangat pribadi juga diceritain ke Fliss. Lottie jadi gak ubahnya Becky Bloomwood, lucu di awal, tapi lama-lama jadi ‘gak asik lagi.

Lalu, tokoh Fliss – yang dalam kondisi pemulihan setelah pasca perceraian – menurut gue terlalu berlebihan mencampuri urusan pribadi adiknya. Meskipun dengan tujuan melindungi Lottie, tapi kalau sampai harus ‘menggagalkan’ malam pertama kaya’nya udah di luar batas kali ya.

Dan… pernah gak sih, ketika baca sebuah buku, di tengah-tengah ngerasa pengen ‘ngebanting’ buku itu? Nah, itulah yang gue rasakan ketika membaca buku ini. Saat-saat di mana Lottie dan Ben were about to do ‘that’… muncullah berbagai gangguan hasil rekayasa Fliss… dan ini gak hanya sekali adegan begini muncul. Yang membuat gue bertanya-tanya, ‘sampai kapan nih adegan ini diulang terus?’

Sementara Ben, menjadi lelaki yang paling ngeselin sepanjang buku ini. Menurut gue, dia egois dan makin ke belakang, keliatan makin gak peduli sama Lottie. Seolah yang ada di otaknya hanyalah the big ‘S’.

Padahal, prolog dari seorang pria bernama Arthur cukup menjanjikan, lho… tapi sayang ‘dirusak’ oleh adegan yang berulang-ulang itu.

Ma’af ya, tante Sophie, cukup dua bintang aja kali ini.

Wednesday, July 10, 2013

Wishful Wednesday 38




Masih edisi Newberry Awards, pas lagi liat-liat, eh, gak sengaja liat buku ini di Gramedia. Dan langsung masuk daftar tunggu yang mungkin bisa nambah buku Newberry gue.

Udah ah, singkat aja… edisi ngantuk soalnya, silahkan disimak sinopsisnya (terpaksa ngambil edisi Inggrisnya, karena di web gramedia juga gak ada, padahal udah diterjemahin)




A vibrant new voice . . . a modern classic.
For generations, the Beaumont family has harbored a magical secret. They each possess a "savvy" -a special supernatural power that strikes when they turn thirteen. Grandpa Bomba moves mountains, her older brothers create hurricanes and spark electricity . . . and now it's the eve of Mibs's big day.

As if waiting weren't hard enough, the family gets scary news two days before Mibs's birthday: Poppa has been in a terrible accident. Mibs develops the singular mission to get to the hospital and prove that her new power can save her dad. So she sneaks onto a salesman's bus . . . only to find the bus heading in the opposite direction. Suddenly Mibs finds herself on an unforgettable odyssey that will force her to make sense of growing up-and of other people, who might also have a few secrets hidden just beneath the skin.
Biar gak berasa ngantuk dan lapernya puasa hari pertama ini, yuk mari.. ikutan Wishful Wednesday, ini rules-nya ya:

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Tuesday, July 09, 2013

Camar Biru




Camar Biru
Gagas Media – Cet. II, 2013
280 hal
(hadiah #unforgotTEN)

Rating buku ini di Goodreads cukup tinggi, rata-rata berbintang 4. Hal ini yang membuat gue memilih jadi salah satu dari 10 pilihan buku hadiah #unforgotTEN dan jadi buku pertama di antara 10  buku itu yang gue baca.

Janji dua orang sahabat, yang kalau sama 10 tahun kemudian mereka sama-sama belum punya pasangan, maka mereka akan menikah. Terdengar ‘konyol’, main-main atau sembarangan? Mungkin… tapi itulah yang diucapkan Nina dan Adith – dengan dua burung camar biru kertas sebagai bukti janji mereka.

Nina, Adith, Sinar dan Narendra – bagaikan sebuah bujur sangkar, di mana setiap sisi saling melengkapi sisi yang lain hingga akhirnya menjadi bentuk yang utuh. Tapi, ketika salah satu sisi itu  hilang, sisi yang lain mulai goyah hingga akhirnya berantakan. Itulah gambaran hubungan mereka berempat. Nina adalah adik Narendra, Adith adalah adik Sinar. Mereka bertetangga. Sahabat sejak kecil. Karena Nina adalah perempuan satu-satunya, ketiga laki-laki itu selalu melindungi Nina. Kedekatan ini yang membuat Nina tak sadar kalau Adith menyukainya.

Nina adalah gadis cantik, diibaratkan sebagai putri gulali. Manis, lembut, dan membuat semut-semut jantan ingin dekat dengan gulali manis ini. Tapi, ketika Narendra pergi, Nina berubah, jadi berantakan, cuek. Satu per satu orang yang ia cintai dan melindunginya pergi, bahkan orang tuanya pun tak peduli. Ibunya menuduh Nina jadi penyebab tragedi perginya Narendra. Tapi, ada Adith yang selalu setia, jadi pelindung, penjaga Nina. Meski, ternyata bukan kepergian Narendra awal Nina jadi berubah, tapi satu kejadian yang terjadi jauh sebelum itu.

Tema percintaan antara sahabat yang akhirnya jadi pacar bukan hal yang baru. Tapi entah kenapa membaca buku ini rasanya ‘nyaman’ aja. Menggunakan bahasa yang sangat santai, loe-gue, masih suka cela-celaan, tapi terkadang terselip hal-hal yang manis. Sikap cuek antara Nina dan Adith, romantisme mereka berdua, kekonyolan disajikan dengan pas. Gimana seseorang yang sudah bersama-sama selama berpuluh tahun, tau gimana baik-jeleknya, tapi justru malah masih bisa bikin deg-degan dan menimbulkan sensasi ‘kupu-kupu’.

Menurut gue, Adith jauh lebih dominan. Dan apa yang menyebabkan Nina berubah hanya sedikit diceritakan. Padahal, karakter Nina yang rapuh ini justru kaya’nya menarik kalau di-explore lebih lagi.

Gue juga suka ketika Sinar yang sebelumnya hanya muncul lewat cerita-cerita mereka tiba-tiba hadir dalam bentuk email-email yang ditujukan ke Narendra. Biar pembaca kenal sama Sinar dan tahu juga apa yang ada di hati dia. Seolah ini sebagai pengantar hadirnya Sinar dalam sosok yang ‘utuh’ ke babak selanjutnya.

Tapi ya… kenapa blurb di cover belakang itu menurut gue rada gak nyambung dengan cerita dan tokoh di dalam buku ini. Gak sesuai banget dengan karakter Nina dan Adith. Mau terkesan romantis, tapi jujur, masih kurang ‘nendang’ buat gue. Mungkin kalo gak gak karena bintang-bintang yang bertaburan di goodreads, belum tentu gue milih buku ini…. (eh, bener sih… saat ngeliat di toko buku, gue hanya baca sekilas – tertarik karena judulnya aja, terus udah ditaro lagi setelah ngeliat belakang cover-nya)

Overall… gue kasih empat camar biru lagi ya buat Nina dan Adith, biar dua camar biru yang udah lecek-lecek itu ada temennya.

Monday, July 08, 2013

Liesl & Po




Liesl & Po
Lauren Oliver @ 2011
Kei Acedera (Ilustrasi)
Prisca Primasari (Terj.)
Mizan – Cet. I, April 2013
318 Hal
(Gramedia Grand Indonesia)

Semua bermula tiga hari setelah kematian ayah Liesl. Di malam itu, Liesl bertemu hantu bernama Po yang berwujud anak kecil dan Bundle, yang berwujud hewan. Liesl dikurung oleh ibu tirinya, Augusta, di kamar loteng. Ia tidak bisa melihat saat-saat terakhir ayahnya hidup, ia diperlakukan seperti ‘penyakit’. Ibu tirinya ingin menguasai harta warisan ayah Liesl. Lewat Po, Liesl ingin mengetahui kabar ayahnya di Dunia Lain.

Di malam itu pula, terjadi kesalahan yang dilakukan Will, murid Sang Alkemis, yang selalu dianggap tak berguna itu. Ia membawa sebuah kotak berisi sihir terhebat yang berhasil diciptakan Sang Alkemis. Tapi, ternyata tak sengaja kotak itu tertukar dengan kotak tempat abu ayah Liesl disimpan. Will sendiri kerap memandang Liesl dari seberang jalan, berharap bisa berkenalan dengan gadis itu.

Bersama Po, Liesl melarikan diri, menuju rumah masa kecilnya, membawa kotak kayu yang ia yakini berisi abu ayahnya. Ia ingin menguburkan kotak itu di bawah pohon willow. Sementara, Will juga melarikan diri dari Sang Alkemis dan Lady Premier yang murka kaena Will membawa kotak kayu yang salah. Dibantu Augusta, mereka mengejar Liesl dan Will dengan tujuan yang berbeda.

Ketika membuka buku ini, gue langsung ‘jatuh cinta’. Ada ilustrasi yang cantik, tapi kelam, mewakili isi cerita di buku ini. Bahkan cover-nya juga cantik, seperti kotak kayu yang jadi benda paling menghebohkan dalam buku ini.

Buku ini penuh dengan banyak kebetulan. Kalau di novel-novel romance, gue bakalan sebel dengan berbagai kebetulan. Liesl, Po dan Will adalah mewakili tokoh anak-anak yang polos, yang ‘teraniaya’, tapi punya kemauan yang kuat. Liesl, meskipun terkurung dan takut sama ibu tirinya, akhirnya berani keluar, untuk mencari tempat terbaik untuk mengubur ayahnya, Po – meksi datang dari Dunia Lain, mau repot-repot membantu Liesl, dan Will, terlalu sering dianggap tak berguna, hingga nyaris tak berani mengungkapkan pendapatnya, ia selalu takut ia akan ditangkap. Lewat mereka bertiga, disampaikan sebuah cinta dan kasih sayang yang tulus.

Sementara, Augusta, Sang Alkemis dan Lady Premiere adalah tokoh-tokoh orang dewasa yang tamak dan kasar. Bersedia melakukan apa pun demi harta dan kekuasaan, berusaha menyembunyikan masa lalu yang buruk.

Untuk Liesl & Po – dan juga untuk Will dan Bundle, gue gak ragu-ragu memberikan 5 bintang….

Wednesday, July 03, 2013

Wishful Wednesday 37





Seperti kata Astrid, ada aja yang bikin wishlist buku semakin panjang dan kali ini yang bikin ‘gara-gara’ justru Astrid dengan Newbery Project-nya. Gue pun jadi membuat daftar buku-buku Newbery. Ehem.. ternyata baru sedikit buku-buku Newbery yang pernah gue baca. Dan, Wishful Wednesday kali ini gue ambil dari salah satu buku-buku tersebut.

Mungkin nih kalau dari tahun yang paling akhir, masih lumayan gampang ditemui (dan semoga juga cepat tercapainya).

Salah satu yang ada di tahun 2013 adalah:



Newbery honor winner, New York Times bestseller, Edgar Award Finalist, and E.B. White Read-Aloud Honor book.

A hilarious Southern debut with the kind of characters you meet once in a lifetime

Rising sixth grader Miss Moses LoBeau lives in the small town of Tupelo Landing, NC, where everyone's business is fair game and no secret is sacred. She washed ashore in a hurricane eleven years ago, and she's been making waves ever since. Although Mo hopes someday to find her "upstream mother," she's found a home with the Colonel--a café owner with a forgotten past of his own--and Miss Lana, the fabulous café hostess. She will protect those she loves with every bit of her strong will and tough attitude. So when a lawman comes to town asking about a murder, Mo and her best friend, Dale Earnhardt Johnson III, set out to uncover the truth in hopes of saving the only family Mo has ever known.

Full of wisdom, humor, and grit, this timeless yarn will melt the heart of even the sternest Yankee.

Yuk... yang juga mau ikutan Wishful Wednesday, ini rules-nya ya:

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang