Wednesday, October 31, 2012

Bukan Review: Snow




(Bukan Review) – Snow
Orhan Pamuk @ 2004
Berliani M. Nugrahani (Terj.)
Penerbit Serambi – Cet. I, April 2008
731 hal.

Pertama… mau minta ma’af dulu, ini bukan review, karena saya belum selesai baca buku ini. Tapi, ya, boleh lah, memberikan kesan dan pesan selama membaca 200 halaman dari buku ini.

Buku ini sudah saya miliki sejak tahun 2008, saya inget banget tuh, waktu ada acara Kubugil di Café mmm… Café apa ya? (Om Tan.. inget gak nama tempatnya apa?), ada salah satu tamu yang minta tanda tangan Antie di buku ini.

Biasa deh, beli buku ini karena ikut-ikutan aja, padahal saya tau banget kalo buku ini akan jadi salah satu penghuni timbunan yang entah kapan akan saya abaca.

Saat BBI mengadakan baca bareng buku-buku pemenang hadiah Nobel, terus terang saya bingung mau baca buku apa, gak yakin punya buku dari pemenang hadiah Nobel. Setelah browsing dan liat daftarnya… ternyata, Orhan Pamuk pernah jadi pemenang Nobel Sastra tahun 2006. Oke.. di antara pilihan baca Maharani – Pearl S. Buck atau Snow, saya memilih baca Snow. Karena sebelumnya pernah baca beberapa lembar, dan seinget saya, saya suka bacanya.

Tapi, oh, tapi… ternyata, saat baca ulang ini, saya tak tahan. Hehehe… dari judulnya aja mungkin sudah berpengaruh. Yang ada rasanya ikutan membeku karena dinginnya kota Kars. Tokohnya muram dan sampai di halaman 200, saya masih belum bisa ‘mengenali’ tokoh Ka, si penyair dalam buku ini.  Mau baca buku lain, udah gak keburu… jadilah… hanya ini yang bisa saya buat.

Gak bisa cepet untuk baca buku ini, karena alurnya yang memang lambat. Entah kenapa tiba-tiba banyak banget timbunan, entah itu buku pinjeman dari teman-teman BBI, buku yang nyewa di Reading Walk, buku hadiah… dan tentu saja buku yang dibeli karena ‘kalap’.

Well.. ini sekilas tentang Orhan Pamuk:
Orhan Pamuk, seorang novelis asal Turki. Beberapa novelnya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia – selain Snow, adalah My Name is Red dan The White Castle.

Karya Pamuk, terbilang kontroversial. Coba liat Snow yang membahas masalah hukum-hukum di dalam Islam, dan bagaimana dunia Barat (modern) menjadi ‘kiblat’ dalam kehidupan masyarakat Turki. Dalam buku Snow, diceritakan bahwa Ka berusaha menyelediki kasus bunuh diri yang marak terjadi di kalangan wanita muda di kota Kars. Bunuh diri adalah hal yang sangat ditentang dalam Islam. Belum lagi, dibahas pelarangan pemakaian jilbab di sekolah-sekolah. Ada rasa tertekan di antara para wanita muda, apakah mengikut pemerintah atau tetap dengan aturan agama yang mereka percaya.

Pamuk juga pernah mendapatkan tuduhan-tuduhan kriminal karena membela rakyat etnis Kurdi. Pernyataannya dianggap menghina pemerintah.

Berikut sinopsis Snow (via goodreads):

Salju mulai turun ketika seorang wartawan dan penyair bernama Ka tiba di Kars, sebuah kota kecil di perbatasan Turki.

Diawali keinginannya untuk menyelidiki kasus bunuh diri yang semakin mewabah di kalangan wanita muda kota itu, juga hasrat untuk menemukan cinta masa lalunya, tanpa sadar Ka terseret di dalam gejolak kemelut Kars. Konflik antargerakan Islam, pertikaian antara agama dan sekularisme, serta aparat penguasa yang bertindak sewenang-wenang hanyalah segelintir persoalan di tengah gunung es masalah di kota yang terisolasi selama berkecamuknya badai salju yang ganas itu.

Snow adalah sebuah kisah tentang kesulitan yang dihadapi oleh sebuah bangsa yang terbelah antara tradisi, agama, dan modernisasi. Di tangan Pamuk, seluruh permasalahan itu tersaji menjadi sebuah kisah thriller politik yang mencekam dan meninggalkan kesan mendalam

Tuesday, October 30, 2012

My Bebi and Me...




Adalah Nophie si @balonbiru yang ‘menjerumuskan’ saya ke dalam BBI. Waktu itu BBI sedang sibuk untuk posting bareng pertama mereka – Wuthering Heights kalo gak salah. Saya bukanlah orang yang gampang untuk ‘bergaul’ dengan orang-orang baru. Apalagi jika para member sebelumnya sudah akrab satu sama lain, dan saya gak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Yang udah-udah, dari pengalaman gabung di sebuah milis, pertama ikutan kopdar yang ada saya dicuekin, mereka sibuk membahas apa yang hanya mereka tau, dan saya hanya duduk, ikut senyam-senyum, lalu selebihnya ‘bengong’ dan ngantuk. Gak ngerti mereka ngomong apa.

Tapi, di BBI, mungkin karena didasari oleh minat yang sama  yaitu Buku, makanya saat ngobrol di forum pun jadi lebih nyaman. Dan member yang udah gabung duluan juga sangat ‘welcome’ menyambut anggota baru.

Posting bareng pertama saya adalah “The Count of Monte Cristo”. Mungkin nih, seandainya gak gabung di BBI, buku ini belum tentu saya baca. Dan setelah pertama kali ikut posting bareng itu, rasanya saya selalu menunggu-nunggu saat posting bareng teman-teman BBI. Karena saat posting bareng, acara ‘blog-walking’ jadi lebih seru, dan buku yang dibaca bareng pun jadi lebih bervariasi. Belum lagi event-event giveaway saat ultah si Bebi ini, atau yang ditunggu-tunggu… “Secret Santa”, waktunya ber#kode-kodean. Hehehe… Dan saat-saat kopdar pembahasan pun gak jauh-jauh dari buku tentunya…

Senang bisa jadi bagian BBI… si Bebi yang gembul, yang doyan bakpao dan f*nta biru. Semoga BBI makin ‘berjaya’…

* posting ini dibuat dalam rangka merayakan Hari Blogger Nasional
** ma'af gak bisa panjang-panjang... 

Wednesday, October 24, 2012

Wednesday Wishfull 11




Seneng banget saat gue tau bakal ada kelanjutan dari The Bartimaeus Trilogy. Soalnya, waktu selesai buku ketiga, gue berasa ‘sedih’ pisah sama si jin kocak ini. Hehehe…

Konon kabarnya, mbak Poppy lagi menerjemahkan buku ini (semoga cepat beredar ya).

Berikut sinopsisnya dari goodreads:



It is 950 B.C.E., and King Solomon rules Jerusalem with a steely hand; a hand on which gleams a magic ring of immense and unforgiving power. Solomon has just begun work on his marvelous temple, charging Khaba, a formidable magician in his royal court, to oversee its construction. The workforce is an ill-behaved bunch of demons, a particularly unruly djinni named Bartimaeus among them. True to form, Bartimaeus promptly gets kicked off the temple project and assigned the even more miserable task of hunting bandits in the desert. There he crosses paths with Asmira, a highly skilled and loyal captain of the Queen of Sheba’s guard, on a suicidal mission to save her country from Solomon’s imminent attack. Of course, Bartimaeus has no intention of helping her. That is, until Asmira makes him an offer he cannot refuse. . . .

A spellbinding addition to Jonathan Stroud’s
New York Times bestselling Bartimaeus audiobooks, The Ring of Solomon brims with dazzling wit, unforgettable characters, and powerful themes of freedom and slavery, with or without magical bonds

Mau ikutan Wishful Wednesday juga, seperti biasa rules-nya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Tuesday, October 23, 2012

Something Borrowed




Something Borrowed
St. Martin’s Paperback - 2011
403 hal.
(Rental dari @ReadingWalk)

Memasuki usia 30 tahun adalah saat-saat yang ‘kritis’, terutama bagi perempuan – yang masih single. Udah jadi ‘pedoman umum’ bahwa menikah sebaiknya di bawah 30 tahun, di atas itu… mmm… bakalan jadi omongan orang, jadi ‘target’ pertanyaan ‘basi’ di setiap acara keluarga.

Itu juga yang dihadapi Rachel White, seorang konsultan hukum, pekerja keras – dan single. Saat masih anak-anak, bersama sahabatnya, Darcy Rhone, mereka berdua selalu menghitung di hari apa mereka berdua akan berulang tahun ke 30 dan membayangkan seperti apa mereka saat itu. Menikah, punya anak, suami yang hangat – pokoknya gambaran keluarga ideal. Tapi ternyata, untuk Rachel, semua itu belum terwujud. Jangankan anak, potential husband aja belum ada. Berbeda dengan Darcy yang sedang memasuki masa-masa heboh menjelang pernikahan.

Meskipun memilik teman akrab lain, bagi Rachel, Darcy adalah teman terdekatnya, sahabatnya sejak kecil. Begitu pun sebaliknya. Rachel adalah sosok yang lebih dewasa dibandingkan dengan Darcy, sosok yang pengalah. Berbeda dengan Darcy yang ingin selalu ‘menang’ dan lebih ‘agresif’ dibanding Rachel. Di antara dua sahabat ini, terkadang ada ‘persaingan terselubung’. Tapi tetap saja, mereka adalah yang terbaik satu sama lain. Bahkan Rachel-lah yang memperkenalkan sosok Dexter pada Darcy,. Rachel yang akan menjadi maid of honor di pernikahan Dexter dan Darcy. Dex dan Rachel dulunya kuliah bareng.

Tapi, dalam satu malam, hubungan persahabatan itu terancam bubar. Di malam perayaan ulang tahun Rachel, entah karena mabuk atau tidak, Rachel dan Dex ‘memulai’ hubungan diam-diam mereka. Awalnya, mereka berdua sepakat ini akan berakhir, tapi… ternyata mereka berdua sama-sama gak mau semuanya selesai begitu saja.

Ya akhirnya, mereka sering bertemu berdua secara sembunyi-sembunyi. Rachel berusaha menekan rasa bersalahnya terhadap Darcy dan juga rasa cemburu saat melihat Dex dan Darcy saling bersikap mesra.

Pada akhirnya, harus ada yang memilih – mau terus atau berhenti. Pastinya ada pihak-pihak yang sakit.

Meskipun sedikit menyebalkan, pada awalnya gue bersimpatis ama Darcy. Dari awal hubungan Dex dan Rachel, gue mengutuk-ngutuk si Dex yang gak ada angin, gak ada apa-apa, tau-tau falling in love aja gitu sama Rachel.


via IMDb
Kalau Dex, tipe-tipe cowok yang hmmm… eksekutif muda gitu deh. Keren, cakep, rapi, plus.. tajir.. Tipe-nya Darcy yang gak suka sama cowok-cowok biasa aja.

Dan kalau Rachel, tipe serius, baik dalam pekerjaan maupun dalam menjalin hubungan. Sayangnya, ia gak seberuntung Darcy.

Tapi, pada akhirnya, gue berpikir, tetap aja Dex sama Rachel yang ‘salah’. Meskipun… *eh… gak jadi diterusin deh, ntar spoiler* hehehe…

Well, abis ini, segera cari film-nya dan segera baca sekuelnya, Something Blue. Pengen ngeliat seganteng apa si Dex ini… Ada yang udah nonton kah? Bagusan buku atau film-nya?

Thursday, October 11, 2012

Safe House




Safe House
Meg Cabot (writing as Jenny Carroll)
Simon Pulse - 2004
262 hal.
(Rental di ReadingWalk)

Salah satu anggota cheerleaders di sekolah Jessica Mastriani ditemukan tewas – dan tiba-tiba saja Jess merasa seolah semua orang di sekolah menyalahkan dirinya karena tidak bisa menyelamatkan nyawa Amber. Peristiwa itu terjadi kala Jess sedang berlibur bersama temannya, Ruth. Dan saat Heather, seorang anggota cheerleader juga, menghilang, Jess lagi-lagi diharapkan bisa menemukan gadis itu sebelum terlambat.

Selama ini Jess dikenal mempunyai kemampuan menemukan orang hilang. Kasih saja salah satu barang milik si orang hilang itu, dan saat tidur Jess akan bermimpi tentang keberadaan orang tersebut. Dan, saat ini Jess mengaku kalau kemampuan itu sudah hilang. Tapi, tak ada yang mempercayai perkataan Jess dan mau tak mau Jess menuruti permintaan temannya untuk mencari Heather.

Misteri selanjutnya adalah siapa pembunuh Amber? Apa motifnya dan apakah orang ini juga yang menculik Heather?

Jess adalah gadis biasa-biasa saja di sekolah, bukan termasuk kelompok yang popular. Tapi, Jess lumayan sering dipanggil ke kantor kepala sekolah karena ia ternyata sering berkelahi. Well, kalau pun Jess itu populer, bukan karena dia termasuk gank yang cantik atau pintar, tapi karena sering dapet hukuman. Emosinya gampang meledak. Suka dengan cowok tipe-tipe bad boy. Jess juga anak yang tomboy. Kalau sebelumnya dia ke sekolah pake jeans, t-shirt dan sneakers, di term kali ini, Jess pengen jadi anak yang lebih 'manis'. Makanya dia ganti penampilan jadi lebih 'girly'.

Buku ini adalah buku ketiga dari seri 1-800-WHERE-R-YOU. Mungkin karena belum pernah baca buku sebelumnya, ada beberapa hal yang bikin jadi gak nyambung. Seperti, awal mula Jess punya kemampuan yang istimewa itu – katanya sih gara-gara kesamber petir. Terus, ada apa dengan kakaknya, Douglas yang katanya mengidap schizophrenia. Dan kenapa Jess begitu mudah meledak emosinya.

Buat gue buku ini gak terlalu istimewa. Datar aja gitu. Gak ada emosi, atau yang bikin penasaran banget. Mungkin karena ini untuk pembaca remaja, buku thriller-nya jadi gak rumit. Kalo untuk pembaca yang lebih dewasa dan pengen baca thriller a la Meg Cabot, silahkan baca seri Size 12 is not Fat. Kurang lebih setipe, lah.

Wednesday, October 10, 2012

Wednesday Wishful 10


Wishful Wednesday gue kali ini gak muluk-muluk koq, gue cuma pengen buku ini aja. Dari hasil intip-intip alias numpang baca sekilas di toko buku, buku ini gak sekedar lucu-lucuan tapi buntutnya malah jadi ‘kriuk… kriuk’, tapi ada bab yang sangat touchy menurut gue, yang mengharu-biru tapi dituturkan dalam bahasa yang santai. Sebelum akhirnya malah jadi menamatkan buku ini di toko buku, yah, bolehlah buku ini masuk ke dalam wishlist.



Sinopis dari goodreads:
Bapak itu merogoh kantong celananya, lalu mengeluarkan bergepok-gepok uang.
"Nih! Sekian belas juta!"
Bahkan setelah menghitung sekian belas juta, sisa uang di tangan Bapak itu masih banyak. Fakta bahwa bajunya lusuh, serta handphone lamanya buluk segera terlupakan. Rupanya Bapak ini orang tajir yang tak tahu cara berdandan serta belum melek teknologi. Gue lagi-lagi salah menilai. Terkadang manusia memang hanya memandang penampilan luar. Menghakimi bahwa sebuah buku pasti jelek isinya hanya karena cover yang buruk.
Berlama-lama si Bapak mengagumi handphone terbarunya. Setelah puas, ia kembali bertanya hal yang paling penting.
"Dek, gimana cara main Fesbuk? Terus, internet itu apa, sih?"

The Not-So-Amazing Life of @aMrazing merupakan kumpulan kisah pengalaman Alexander Thian saat menjadi penjaga konter handphone di sebuah mal. Tidak sekadar menjual handphone, Alex memotret manusia melalui berbagai tingkah laku para pelanggan yang datang. Ada mereka yang butuh tampil mengesankan dengan handphone tercanggih, mereka yang ingin membahagiakan orang terkasih, juga mereka yang tertipu (dan menipu). Adakah wajah kita di sana?


Mau ikutan Wishful Wednesday juga, seperti biasa rules-nya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Ratu Seribu Tahun




Ratu Seribu Tahun
Ardani Persada
GPU – 2011
542  hal.
(Hadiah dari yes24Indonesia)

Diawali dengan peperangan antara Kerajaan Madra dan Kerajaan Arengka yang dipimpin oleh Raja Rahwan. Dalam keadaan terdesak, Raya Shalya terpaksa meminta bantuan Djin Murugan untuk melindungi rakyat Madra. Murugan setuju, tapi dengan syarat Narasoma sebagai ‘tumbal’nya. Selamanya Murugan akan berada di dalam diri Narasoma dan juga rakyat Madra.

Selama 1000 tahun, Ratu Narasoma hidup dalam keabadian. Tapi lama-lama, beliau resah dan merasa kesepian. Ia menyaksikan kematian rakyat dan orang-orang terdekatnya, tapi ia sendiri tak punya teman abadi.

Suatu hari, datanglah seorang Pejalan Cakrawala yang misterius bernama Hekhaloth, yang menyarankan Ratu Narasoma untuk mencari Lembah yang Dijanjikan, yang akan membebaskan Ratu Narasoma dari kutukan Murugan. Maka mulailah perjalanan Ratu Narasoma. Ia menyamar menjadi seorang laki-laki bernama Volsung.

Sayangnya, banyak pihak-pihak yang merasa terganggu dengan keputusan Narasoma ini, selain Murugan tentunya. Yaitu pihak Raja Surga – Tritorch Hagel, Lumina Meredith, Alhazad Zatoith dan Zagam Willhemer. Mereka khawatir, perjalanan Ratu Narasoma justru akan mengganggu keseimbangan di tanah Vandaria. Mereka pun mengutus Kugo untuk mengawasi Ratu Narasoma dan membujuknya pulang ke Madra.

Dalam perjalanan ini, beberapa pihak yang tadinya berusaha menghalangi Volsung, justru berbalik menjadi pengikut setia Volsung dan membantunya dalam menghadapi berbagai ancaman.

Sejujurnya, lelah membaca buku ini. Bukan hanya karena memang fisiknya yang tebal, tapi mengikuti perjalanan Ratu Narasoma sebagai Volsung yang penuh dengan rintangan. Nyaris dalam setiap langkah ada pihak-pihak yang mencoba menghalangi Volsung. Perseturuan mulai dari yang kecil sampai perang yang besar terjadi. Beberapa memang karena ingin membuat Volsung gentar, tapi ada juga yang demi kepentingan pribadi.

Awalnya gue sempat heran dengan Ratu Narasoma yang menjadi pengikut ajaran Rahwan. Padahal Rahwan adalah orang yang nyaris menghancurkan Madra. Tapi, ternyata hidup selama 1000 tahun, membuat Ratu Narasoma hanya memiliki ingatan yang samar-samar akan peristiwa itu.

Lalu sosok Rahwan, meskipun hanya muncul di awal cerita, sempat membuat juga membuat gue bertanya-tanya, Rahwan adalah pilihan Sang Ibu untuk menyebarkan kedamaian dan cinta kasih di tanah Vandaria ini, tapi kenapa Raja Shalya lebih memilih untuk membuat perjanjian dengan Murugan? Tapi, ternyata ada alasan logis di akhir cerita. Sebuah kenyataan yang membuat Ratu Narasoma sendiri terkejut, tapi pada akhirnya justru membuat ia lebih memahami ajaran Rahwan itu sendiri.

Satu lagi yang bikin gue berpikir adalah tentang Raja Surga. Dalam bayangan gue, Raja Surga adalah sosok yang arif, bijaksana dan tenang. Mengambil segala keputusan dengan matang dan tidak gegabah. Tapi… di sini, mereka justru lebih  banyak pakai emosi – khususnya Alhazad dan terlebih lagi Zagam. Tanpa menyelediki lebih lanjut, mereka udah ketakutan duluan kalau Ratu Narasoma punya tujuan buruk. Bahkan sampai pakai ada acara perang besar demi menghadang Narasoma.

O ya, teman-teman seperjalanan Volsung kan gak tau kalo dia ini sebenarnya – kecuali Kugo, adalah seorang perempuan. Tapi, Vari kan sempat mengobati Volsung yang terluka karena berkelahi. Tapi, koq dia masih gak ngeh juga kalo Voslung ini bukan laki-laki?

Layaknya dalam cerita fantasi, tentu saja ada banyak hal-hal yang tak pernah terbayangkan dalam dunia nyata. Sebut saja kaum frameless – frameless sendiri ada yang berdarah murni, ada yang blasteran. Kedua kaum ini terkadang saling membenci dan saling menganggap rendah satu sama lain. Lalu ada Gorken, sosok mereka mengerikan, tapi ternyata setia kawan dan bisa mellow juga. Kemudian ada Kugo si kera sakti, garuda jatayu, Ixion – seekor kuda-naga tunggangan Volsung selama dalam perjalanan. Dalam ilustrasi di buku ini, akan lebih jelas gambaran makhluk-makhluk itu.

Buku kedua dari Vandaria Saga yang gue baca. Lebih tebal dan lebih sarat dengan konflik. Dan gue kembali terkagum-kagum dengan cerita fiksi fantasi lokal ini.

Wednesday, October 03, 2012

Wednesday Wishful 9




Gue ini sudah jatuh cinta dengan sosok John Smith dan teman-temannyanya di I am Number Four dan The Power of Six. Dan penasaran gimana nasib mereka yang tersisa selanjutnya. ‘Super hero’ yang harus kewalahan menghadapi musuh dari planet mereka sendiri. Gak harus dengan kostum dan topeng, tapi justru jadi lebih ‘membumi’, karena mereka juga merasakan kesakitan meskipun punya power.

Ternyata seri ketiganya baru aja terbit (semoga cepat diterjemahkan ya, sama Mizan)

Ini synopsis dari goodreads:

Until the day I met John Smith, Number Four, I'd been on the run alone, hiding and fighting to stay alive.

Together, we are much more powerful. But it could only last so long before we had to separate to find the others. . . .

I went to Spain to find Seven, and I found even more, including a tenth member of the Garde who escaped from Lorien alive. Ella is younger than the rest of us, but just as brave. Now we're looking for the others--including John.

But so are they.

They caught Number One in Malaysia.
Number Two in England.
And Number Three in Kenya.
They caught me in New York--but I escaped.
I am Number Six.
They want to finish what they started.
But they'll have to fight us first.


Mau ikutan Wishful Wednesday juga, seperti biasa rules-nya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang