Tuesday, July 31, 2012

Pesta Makan Malam


Detik-detik terakhir baru saya berhasil menulis untuk ikutan event Shorty July: Baca Bareng Cerpen Klasik Dunia yang diadakan @bacaklasik, bekerja sama dengan Penerbit Serambi.

Berhubung saya gak punya kumcer klasik, akhirnya saya membongkar-bongkar website Fiksi Lotus, dan cerpen ini langsung menarik perhatian saya, bukan karena ceritanya, tapi karena penulisnya.





Pesta Makan Malam, atau The Butler, ditulis oleh Roald Dahl, pada tahun 1973.  Cerpen ini diterjemahkan oleh Maggie Tiojakin. Bagi pecinta buku, nama Roald Dahl tentunya tak asing lagi. Siapa yang tak kenal karya-karyanya dengan tokoh-tokoh yang ajaib atau ‘nyeleneh’, seperti ‘Charlie and the Chocolate Factory’, ‘Matilda’, ‘BFG’ dan masih banyak lagi. Cerita-cerita anak-anak itulah yang saya kenal. Tapi, seperti apa kalau Roald Dahl menulis cerita untuk orang dewasa?


Singkat cerita, Pesta Makan Malam bercerita tentang pasangan George Cleaver yang mengadakan jamuan makan malam di rumah mewah mereka. Mereka berusaha menyajikan menu terbaik dan mewah, tapi tetap saja, para tamu tidak terkesan. Anggur mahal yang disajikan atas saran Tibbs, pelayan mereka, juga tak membuat jamuan makan malam itu jadi lebih baik. Malah acara itu jadi hambar. Karuan Mr. Cleaver gusar. Pasalnya jamuan makan malam mewah itu bertujuan untuk menaikkan status sosial mereka.

Endingnya, malah Tibbs kabur dengan sang koki, Monsieur Estragon.

Ok, sekarang tiba waktunya untuk opini dari cerita ini:

  1. Ini adalah cerita tentang pasangan OKB alias Orang Kaya Baru, di mana untuk ‘memperjelas’ status baru mereka, pasangan ini perlu menampilkan berbagai kemewahan yang baru mereka cicipi. Tak peduli berapa pun harganya, mereka bersedia membeli anggur paling mahal sekali pun.
  1. Tapi, ternyata, bahkan semahal apa pun anggur yang disajika tidak bisa membohongi asal-usul mereka. Ini dilontarkan oleh Tibbs, “Saya selalu menyajika anggur merah murahan asal Spanyol itu. Menurut saya anggur itu sangat cocok dengan kepribadian anda.”
  1. Karakter Tibbs juga bukanlah sosok yang sempurna. Buktinya dengan tega ia mempermalukan Tuan-nya di depan para tamu, dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang mencela.
  1. Anggur ‘dipercaya’ sebagai minuman yang bisa meningkatkan status sosial seseorang. Bukan hanya dari segi uang, tapi juga ‘martabat’. Semakin tua umur anggur, biasanya akan semakin mahal pula harganya. Tapi, untuk menikmatinya pun ada tata cara tersendiri. Seperti kata Tibbs (lagi), “Anggur terbaik harus diperlakukan dengan sangat hati-hati.”

Terima kasih buat Fiksi Lotus, poin diskusinya membantu saya untuk mencoba memahami cerita Pesta Makan Malam ini.

The Sherlockian



The Sherlockian
Penerbit: Twelve, Hachette Book Group (2010)
350  hal.
(Pinjam sama Astrid)


Arthur Conan Doyle, sebenarnya rada ‘kesal’ dengan sosok Sherlock Holmes yang ternyata lebih ‘ngetop’ dibandingkan dirinya sendiri – si pencipta tokoh detektif flamboyan yang cerdas itu. Bahkan, para fans Holmes, menganggap sosok itu adalah nyata. Tak jarang Doyle menerima surat yang isi sebenarnya ditujukan kepada Holmes – ada yang minta cariin kucingnya yang hilang lah, minta tangkepin penjahat lah, dan lain-lain.

Maka, di suatu hari, Doyle memutuskan untuk ‘mengakhiri’ kisah Sherlock Holmes dalam ‘Kisah Penutup’ (baca: Memoar Sherlock Holmes). Doyle menerima caci-maki dari para penggemar Holmes yang terkejut. Mereka berduka.

8 tahuh kemudian, lagi-lagi, Doyle membuat kejutan. Dengan ‘memunculkan’ kembali kisah Sherlock Holmes. Kemunculan ini kembali menyisakan misteri, kenapa Holmes muncul kembali? Apa yang terjadi dalam kurun waktu 8 tahun itu?

Sir Arthur Conan Doyle rajin menulis buku harian. Tapi, justru buku harian yang memuat kisah hari-hari selama kurun waktu tersebut hilang.

Tahun 2010, para Sherlockian dikejutkan dengan berita bahwa salah satu anggota Baker Street Irregulars, kelompok Sherlockian yang ekslusif, berhasil menemukan buku harian itu. Tentu saja, para Sherlockian tak sabar menunggu laporan apa isi buku harian itu sebenarnya. Tapi sayangnya, si penemu buku harian itu  justru ditemukan tewas di kamar hotelnya.

Harold White, anggota terbaru dari Baker Street Irregulars, tidak mau menyerahkan perkembangan kasus itu pada polisi. Ia pun mulai melakukan penyelidikan a la ‘Sherlock Holmes’.

Layaknya Sherlock Holmes, baik Doyle maupun Harold memiliki ‘Watson’ mereka sendiri. Doyle dibantu oleh Bram Stroker (yup, sang penulis kisah Drakula), sementara Harold didampingi Sarah, seorang jurnalis yang ingin menjadikan kisah Diary Arthur Conan Doyle ini sebagai kisah ‘comeback’nya ke dunia jurnalistik.

Gue memutuskan untuk memasukkan buku ini ke dalam posting bareng BBI yang temanya ‘Historical Fiction’. Karena, Sir tokoh Arthur Conan Doyle boleh dibilang salah satu penulis yang membuat sejarah dengan tokoh Sherlock Holmes-nya, yang meskipun sudah satu abad, masih tetap memiliki penggemar tersendiri.

Buat gue yang baru saja mulai membaca kisah-kisah Sherlock Holmes, buku ini sangat menarik, sebuah kisah di belakang layar penulisan Holmes. Gak menyangka kan , kalau Doyle justru sebal dengan kesuksesan Sherlock Holmes. 

Reinbach Falls, Switzerland


Gaya penulisannya juga unik. Dua kisah yang berbeda, dengan rentang waktu yang jauh. Hingga akhirnya bertemu di satu titik. Jadi ikutan terharu pas ceritanya selesai.

Yang bikin gue cekikikan adalah saat membayangkan Arthur Conan Doyle dan Bram Stroker harus menyamar jadi perempuan untuk bisa masuk ke dalam sebuah pertemuan yang hanya boleh dihadiri oleh perempuan. Mereka berdua harus mencukur kumis mereka dan rela pake korset. 

Atau, silahkan bayangkan saat pertemuan Baker Street Irregulars, semuanya berdandan ala Sherlock Holmes. Mungkin bakalan tampak lucu, tapi namanya juga nge-fans berat, pastinya bakal diusahakan semirip mungkin dengan sang idola.

Ada thriller, ada juga humornya. 


Tentang penulis (dari goodreads.com):
Graham Moore is a twenty-eight-year-old graduate of Columbia University, where he received his degree in religious history. He grew up in Chicago, which was very cold, and then moved to New York, which was not really as cold, even though people who live there strangely pretend that it is.

He now lives in the not-at-all-cold Los Angeles, despite being the sort of person who thought he would never, ever live in Los Angeles. Life is funny that way.

Wednesday, July 25, 2012

Her Fearful Symmetry



Her Fearful Symmetry
Vintage Books
485 hal
(Periplus Pondok Indah Mall – Special Price!)

Dalam surat wasiatnya, Elspeth mewariskan apartemennya di London kepada dua keponakan kembarnya yang ada di Amerika. Tapi dengan syarat yang aneh yaitu orang tua si kembar – Julia dan Valentina, tidak boleh menginjakkan kaki di apartemen itu, dan mereka harus tinggal di sana selama setahun, baru setelah itu boleh mereka jual jika mau.

Julia dan Valentina – kembar identik atau saat mereka berhadapan akan seperti berkaca. Mereka nyaris tak pernah berpisah. Untuk urusan sekolah pun, mereka harus selalu bersama. Urusan percintaan juga jadi hal yang jarang terjadi di antara mereka. Karena, jika mereka sudah puas berdua, kenapa harus berhubungan dengan yang lain? Karakter Julia lebih kuat daripada Valentina. Julia lebih sering mengambil keputusan, sementara Valentina hanya mengekor. Bahkan Valentina cenderung mengikuti semua yang Julia mau. Termasuk dalam hal minat. Valentina berbakat dalam hal jahit-menjahit dan punya cita-cita ingin mendalami hal itu dengan lebih serius, tapi terbentur dengan Julia yang jadi ‘bingung’, kalo Valentina sekolah, nanti dia sama siapa? Dan gara-gara ini, mereka bahkan jadi putus sekolah. Dalam hal fisik juga Julia lebih kuat dibandingkan dengan Valentina yang punya penyakit asma.

Awalnya, orang tua mereka, Eddie dan Jack keberatan melepas mereka hanya berdua ke London. Tapi, akhirnya mereka berpikir kalau justru ini hal yang bagus untuk melatih kemandirian mereka. Apalagi Julia dan Valentina begitu semangat ingin tahu latar belakang Elspeth yang tidak pernah mereka temui, atau malah, mereka baru tahu kalau ternyata Elspeth itu adalah saudara kembar Eddie.

Di London, akhirnya mereka mengalami hal yang tak terduga. Meskipun mereka tetap tak mengetahui kenapa Elspeth dan Eddie tidak pernah saling berkomunikasi, tapi, mereka malah berkenalan dengan hantu Elspeth. Valentina yang akhirnya jadi lebih ‘dekat’ dengan Elspeth. Dan hal ini justru membawa pada peristiwa yang tak masuk akal.

Awalnya gue rada pesimis saat mulai membaca buku ini. Gue punya pengalaman ‘buruk’ saat membaca Time’s Traveler Wife. Buku ini gak sempat gue selesaikan karena bikin gue bosan. Tapi, dari lembar-lembar pertama, buku ini ternyata membuat gue penasaran untuk membaca lebih tau. Selalu.. buku yang penuh rahasia berhasil menarik minat gue.

Elspeth, Julia dan Valentina, tokoh utama yang penuh dengan keanehan. Semua jadi seperti orang ‘sakit jiwa’. Valentina yang tampak rapuh, ternyata punya ide gila. Yah, Julia yang dominan lama-lama bikin Valentina ‘gerah’. Valentina mulai berontak dan melakukan banyak hal sendiri. Dan malah punya keinginan untuk berpisah dari Julia. Sementara, Julia pun jadi bingung dan cari kesibukan sendiri. Namanya kembar, ada aja rasa cemburu saat yang kembarannya punya dunia lain. Tapi, gue justru jadi berbalik simpati sama Julia yang koq kaya’nya malah jadi ‘korban’ orang-orang aneh di sekitarnya. Lalu, Elspeth yang penuh rahasia. Si hantu ini cemburu dan gak rela kalau Robert – kekasihnya semasa hidup, justru diam-diam menyukai Valentina.

Tokoh lain adalah, Robert, kekasih Elspeth, yang bekerja sebagai pemandu wisata di Highgate Cemetery. Robert ini masih susah untuk move-on setelah meninggalnya Elspeth. Justru Robert yang akhirnya tau rahasia Elspeth. Dan, satu karakter yang gak kalah ajaib adalah Martin, tetangga Robert dan Elspeth. Martin ini punya ‘keanehan’ – misalnya, jendela apartemennya semua tertutup karton hitam, nyaris gak pernah keluar dari apartemen, ‘gila’ kebersihan, sampai-sampai karena gak tahan dengan kegilaannya ini, istrinya, Marijke, pergi meninggalkan dia. Julia-lah yang berbaik hati mendekati Martin dan akhirnya bisa membuat Martin keluar dari comfort zone-nya.




Tadinya gue juga berpikir akan merasakan aura yang rada-rada spooky, mengingat cover-nya yang udah berbau-bau hantu, lalu setting cerita ini berkisar di dekat kuburan. Bahkan dari apartemen Elspeth akan terlihat pemandangan ke Highgate Cemetery. Belum lagi, hantu Elspeth yang berkeliaran. Untungnya sih, cerita di buku ini gak membuat gue merinding dan menutup buku gara-gara membayangkan film-film horror a la film Indonesia.

O ya, gue juga suka membayangkan isi apartemen Elspeth. Maklum, katanya Elspeth ini jual beli buku-buku tua. Di apartemen-nya banyak buku-buku, bahkan dari edisi yang udah langka.

Jadinya, yang tadinya pengen kasih 3 bintang aja, malah naik jadi 4 bintang.

Wishful Wednesday 6



Untuk Wishful Wednesday yang spesial kali ini, gue pilih buku yang dari sejak jaman Kubugil ada di wishlist gue adalah The Book Thief-nya Markus Zusak. Tapi, dari dulu harganya masih di atas rata-rata budget gue. Selalu aja, pas lagi di Kinokuniya kah, di Periplus kah, udah dipegang-pegang nih buku ini, tapi begitu jalan ke kasir, selalu aja gue taro lagi di rak. (I’ve told you kan, Strid, kalo gue belum baca dan punya buku ini.. *kode*)
 
Di goodreads, rata-rata pada ngasih bintang 5 dan masuk sebagai buku favorit. Dan satu yang unik, (katanya) dinarasikan sama malaikat maut. Belum lagi berlatar belakang tragedi Holocaust, dengan tokoh seorang anak kecil. Yah, belum apa-apa udah pengen nangis rasanya. Bukan apa-apa, hanya membayangkan anak kecil di tengah perang, sedih aja bawaannya.        
 
 
 Ini sinopsis dari goodreads

It’s just a small story really, about among other things: a girl, some words, an accordionist, some fanatical Germans, a Jewish fist-fighter, and quite a lot of thievery …

Set during World War II in Germany, Markus Zusak’s groundbreaking new novel is the story of Liesel Meminger, a foster girl living outside of Munich. Liesel scratches out a meager existence for herself by stealing when she encounters something she can’t resist–books. With the help of her accordion-playing foster father, she learns to read and shares her stolen books with her neighbors during bombing raids as well as with the Jewish man hidden in her basement before he is marched to Dachau.

This is an unforgettable story about the ability of books to feed the soul.

Setelah browsing-browsing, ternyata di bookdepository, buku ini lagi di-discount 22% - http://www.bookdepository.co.uk/Thief-Markus-Zusak/9780552773898

Jadi… random.org… please be kind to me ya…

Thanks to Astrid dan book to share untuk blog hop Wishful Wednesday-nya (sorry gak setiap minggu ikutan) dan thanks for the giveaway..

Ayo yang belum ikutan Wishful Wednesday kali ini, buruan ikut.. ini syaratnya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Monday, July 23, 2012

Veil of Roses



Veil of Roses (Kerudung Merah)
Laura Fitzgerald
Rahmani Astuti (Terj.)
Rini Nurul Badariah (Editor)
GPU, Cet. I, Mei 2012
376 hal
(swap sama mbak Shinta)

Hadiah ulang tahun kali ini jadi hadiah yang sangat berkesan untuk Tamila. Orang tua Tamila memberikan tiket sekali jalan ke Amerika Serikat. Tamila tidak ‘diharapkan’ untuk kembali ke Iran. Yah, seperti yang kita ketahui, kehidupa di Iran begitu keras, terutama untuk perempuan. Di mana perempuan nyaris tidak diberikan kebebasan. Perempuan harus senantiasa tertutup, tidak boleh ketauan berduaan dengan pria yang bukan muhrimnya, dan masih banyak lagi larangan lainnya. Apalagi jika sudah memasuki kehidupan pernikahan, perempuan Iran masuk ke rumah suaminya dan hanya akan keluar rumah saat ada di keranda jenazah.

Karena itulah, Baba dan Maman joon merelakan Tami untuk pergi ke Amerika menyusul kakaknya, Maryam. Tapi, visa Tami hanya berlaku 3 bulan. Yah, orang tua Tami berharap, dalam waktu 3 bulan, Tami segera menemukan pria yang bersedia menikahinya (dan tentu saja warga Negara Amerika) sehingga Tami bisa mendapatkan green card dan tak perlu lagi kembali lagi ke Iran.

Begitu pesawat mendarat di Amerika, Tami langsung membuka hijabnya, seperti juga orang-orang lain yang ada di pesawat. Dan begitu bertemu kakaknya di bandara, penampilan Tami langsung ‘dipermak’. Maunya sih menarik perhatian pria yang mau dijodohin dengan Tami, tapi yang ada si cowok malah jadi il-fil dengan dandanan Tami yang jadi rada ‘norak’.

Sementara Maryam gencar menjodohkan Tami dengan pria keturunan Persia lain, kehidupan Tami di Amerika diwarnai dengan persahabatannya dengan teman-teman di tempat kursus bahasa Inggris dan kehadiran seorang pria Amerika bernama Ike.

Gue cukup menikmati cerita di dalam buku ini. Meskipun yah, ending-nya klise dan mudah ditebak, tapi untungnya di dalam buku ini gak ada kisah cinta yang menye-menye. Justru lebih banyak tentang pergolakan batin Tami yang antara harus rela dengan perjodohan dengan pria-pria ajaib demi bisa tinggal di Amerika, seperti Haroun yang ‘parno’an, atau Masoud yang juga gak kalah ajaib.

Gue jadi bertanya-tanya, apakah harga sebuah kebebasan juga harus dibayar dengan ‘identitas’ yang berubah drastis? Tema yang diangkat dalam buku ini juga menurut gue rada ‘sensitif’, di mana seorang perempuan langsung membuka hijabnya sebagai tanda kebebasan. Ooopps.. gue gak mau sok tau sih, karena gue sendiri belum menjalani yang satu ini sih…

Kisah tentang perjodohan ini tak hanya dialami oleh perempuan dari Timur Tengah seperti Tami, tapi di sini juga oleh Nadia, perempuan asal Rusia, seorang ‘pengantin pesanan’. Yah, meskipun di Amerika serba bebas, gak menjamin kebahagiaan, seperti yang dialami Nadia.

Tentang cover – nah jarang-jarang nih, gue suka sama cover dengan gambar foto orang. Tapi di sini, kerudung merahnya membuat perempuan di cover itu jadi misterius. Gak terkesan norak seperti di buku-buku dari penerbit lain #oops #nomention
Sekuel Veil of Roses berjudul Dreaming in English

Monday, July 16, 2012

Matched



Matched (Perjamuan Pasangan)
Yohanna Yuni (Terj.)
GPU – Juli 2012
380  hal.
(Gramedia Pondok Indah Mall)

Di negeri ‘antah berantah’ ini, semua sudah diatur oleh Administrator Institusi Contoh, untuk yang sehari-hari saja: setiap individu harus berolah raga sesuai dengan kondisi tubuh mereka, bukan di alam terbuka, tapi di treadmill, para warga gak pernah masak, karena makanan dikirim langsung ke rumah mereka – lagi-lagi sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka. Ada jam malam. Para pelajar yang berusia 17 tahun juga sudah memiliki pekerjaan. Waktu luang juga diatur. Kegiatan di waktu luang harus didaftar dulu ke Administrator.

Tak hanya itu, ‘pengaturan’ juga berlaku untuk kehidupan pribadi. Saat berusia 17 tahun, setiap remaja harus bersiap-siap untuk sebuah pemanggilan. Untuk menghadiri sebuah acara, di mana mereka akan menjadi bintangnya, yaitu ‘Perjamuan Pasangan’. Di sini mereka akan bertemu dengan jodoh yang sudah diatur oleh Departemen Pasangan. Inilah kesempatan bagi para remaja untuk berdandan secantik dan semenarik mungkin.

Untuk urusan kematian, juga sudah diatur. Para manula ‘akan’ meninggal di usia 80 tahun. Pemerintah sudah melakukan survey, bahwa setelah usia 80 tahun, maka setiap individu akan mengalami penurunan fisik, maka dari itu di usia 80-lah, yang paling ideal untuk meninggal, sehingga tak merepotkan keluarga nantinya.

Tak terkecuali Cassia Mayer, ketika menginjak usia 17 tahun, dia excited banget untuk datang ke Perjamuan Pasangan-nya sendiri. Apalagi, dia bersama sahabatnya sejak kecil, Xander. Dengan gaun hijau, Cassia begitu cantik dan sangat bersemangat untuk mengetahui siapakah laki-laki yang akan dipasangkan dengannya. Ternyata… Cassia berpasangan dengan Xander. Sebuah kejadian yang sangat langka ada pasangan yang datang dari daerah yang sama.

Tapi, saat ia melihat kartu mikro yang berisi data-data pasangannya, tiba-tiba ia melihat sekelebatan wajah lain… wajah Ky Markham, seorang anak adopsi, yang mempunyai status Aberasi. Cassia mulai bimbang. Antara tidak ingin mengkhianati sahabatnya, tapi ternyata ada rasa ‘penasaran’ yang timbul karena melihat wajah Ky di kartu mikro itu.

My points:

  1. Mirip banget sama cerita Delirium – di mana pasangan hidup sudah diatur oleh Pemerintah (kalo boleh gue tambahin yang rada ‘sakit jiwa’) – tapi bedanya, kali di Delirium, yang namanya cinta itu benar-benar dilarang, di sini, ketika sudah mengetahui pasangan masing-masing, mereka bebas jatuh cinta, mereka bahkan ada acara yang namanya Kencan Perdana – tapi ya, sayangnya, harus didampingi Administrator yang bakal jadi ‘nyamuk’, udah gitu makanannya sama aja kaya’ makanan sehari-hari, cuma pindah tempat. Dan sedih banget, saat gaun cantik yang dipakai Cassia harus dikembalikan ke pihak Administrator, dan sebagai kenang-kenangan, mereka akan menerima potongan kecil dari gaun itu. Konyol banget menurut gue…
  1. Untuk urusan cinta segitiga, mengingatkan gue sama The Hunger Games – di mana, Katniss harus memilih antara Peeta yang disukai sama Pemerintah, atau Gale. Membuat gue pengen *puk puk* Xander. Tapi, biasa deh, sesuatu yang ‘terlarang’ itu emang lebih bikin penasaran. Hehehe….
  1. Sebenarnya rada kecewa dengan alurnya yang lambat. Tapi yah, namanya cerita percintaan, gak seru dong kalo cepet-cepet kaya’ film action. :D

  1. Suka dengan cover-nya. Warna putihnya yang simple, plus bubble-nya. Menggambarkan isi dari buku ini – Cassia yang terkurung dengan segala aturan dari Institusi (plus tablet yang yang biasa dibawa-bawa sama warga). Buku selanjutnya bubble-nya berwarna biru dan merah. Meskipun untuk sosok di dalam bubble hijau ini, gue lebih suka versi aslinya. 
  1. Satu lagi yang gue suka, senang rasanya membayangkan kecanggihan di sini. Kereta layangnya atau sarana berkomunikasi via port.
  1. Bagian yang gue suka, saat Ky mengajarkan Cassia menulis namanya dengan huruf Latin. Cassia dan yang lainnya gak kenal nih, huruf-huruf seperti yang kita pakai sekarang ini. Ini bagian-bagian yang paling romantis menurut gue.
  1. Adegan yang menyedihkan saat bagian Perjamuan Terakhir kakek Cassia. Apa ya rasanya, saat tahu kalo hari ini akan meninggal?
  1. Apa juga rasanya hidup di dunia yang serba penuh aturan itu? Makanya orang-orang yang memberontak, langsung disingkirkan ke Propinsi Luar, atau ditempatkan di medan perang, atau bekerja di bagian-bagian yang rentan atau memperpendek umur mereka

Wednesday, July 04, 2012

Wishful Wednesday 5


Berhubung lagi baca ‘Matched’ (Ally Condie), Wishful Wednesday kali ini, buku lanjutannya aja deh. Cover yang cantik, suka dengan bubble-nya :) . Hmmm, cinta segitiga, mirip Katniss – Gale – Peeta.

Crossed 

Rules Are Different Outside The Society

Chasing down an uncertain future, Cassia makes her way to the Outer Provinces in pursuit of Ky--taken by the Society to his sure death--only to find that he has escaped into the majestic, but treacherous, canyons. On this wild frontier are glimmers of a different life and the enthralling promise of a rebellion. But even as Cassia sacrifices every thing to reunite with Ky, ingenious surprises from Xander may change the game once again.
Narrated from both Cassia's and Ky's point of view, this hotly anticipated sequel to Matched will take them both to the edge of Society, where nothing is as expected and crosses and double crosses make their path more twisted than ever.

Reached 

Cassia faces the ultimate choices in the long-anticipated conclusion to the New York Times bestselling Matched Trilogy

After leaving Society and desperately searching for the Rising—and each other—Cassia and Ky have found what they were looking for, but at the cost of losing each other yet again: Cassia has been assigned to work for the Rising from within Society, while Ky has been stationed outside its borders. But nothing is as predicted, and all too soon the veil lifts and things shift once again.

In this gripping conclusion to the #1 New York Times bestselling Matched Trilogy, Cassia will reconcile the difficulties of challenging a life too confining, seeking a freedom she never dreamed possible, and honoring a love she cannot live without.

(from goodreads.com)

Mau ikutan Wishful Wednesday, ini syaratnya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang