Monday, November 29, 2010

The Rossetti Letter

The Rossetti Letter (Surat Rosetti)
Christi Phillips @ 2007
Gita Yuliani (Terj.)
GPU - Oktober 2010
528 Hal.

Claire Donovan, kalang kabut ketika ia tahu bahan untuk disertasinya juga dibahas oleh salah satu ahli sejarah asal Cambridge. Sejarahwan itu akan segera menerbitkan buku tentang Konspirasi Spanyol. Meskipun Claire adalah calon professor, tapi tetap saja, ketika diminta menyampaikan makalah di depan umum, dia sempat pingsan. Kebetulan si sejarawan itu akan mempresentasikan makalahnya di Venesia, Claire pun berniat ingin datang ke sana. Tapi, apa daya, dananya gak ada. Untungnya, Claire diminta untuk menjadi pendamping seorang gadis muda berjalan-jalan ke Venesia, sementara orang tuanya berbulan madu ke Perancis. Semua biaya ditanggung oleh orang tua gadis itu. Buat Claire, inilah kesempatan melihat langsung kota yang menjadi saksi sejarah untuk bahan disertasinya itu. Claire berniat mendatangi langsung tempat-tempat kejadian perkara. Terutama yang berhubungan dengan Surat Rossetti.

Ada apa dengan Surat Rossetti? Alesandra Rossetti adalah seorang pelacur yang cukup terkenal di Venesia pada masanya. Salah satu ‘pelanggannya’ mempunyai kedudukan penting dan berencana untuk mengambil alih kekuasaan di Venesia. Mengetaui konspirasi yang terjadi, Alesandra berniat melaporkan rencana jahat itu. Tapi, nyawanya sendiri nyaris hilang gara-gara hal itu.

Sementara itu, Claire mendatangi perpustakaan di Venesia untuk memperoleh buku-buku yang berhubungan dengan Surat Rossetti, sayangnya, tidak terlalu banyak membantu. Selain karena beberapa buku yang diinginkan hilang karena banjir atau karena sudah diambil duluan oleh si Profesor dari Inggris itu.

Beberapa pertemuan dengan professor Inggris itu tidak berlangsung mulus. Claire selalu merasa terintimidasi dengan sikapnya yang seakan menganggap Claire bodoh.

Kalau saja, cerita di buku yang lumayan tebal ini hanya berkisar tentang teori-teori dan dugaan-dugaan Claire atas apa yang terjadi di masa lalu, maka buat gue, buku ini akan jadi sangat membosankan. Tapi, karena diselang-selingi oleh kejadian di masa yang sebenarnya, diceritakan sendiri oleh Alessandra Rossetti, maka cerita ini jadi lebih menarik. Memang Konspirasi Spanyol itu ada, tapi tokoh Alessandra Rossetti ini hanyalah tokoh rekaan. Gue nyaris menganggap Alessandra Rosseti beneran ada kalau aja gue gak membaca catatan dari penulis.

Endingnya buat gue bagus, karena menuntaskan teka-teki ‘keberadaan’ dan apa yang terjadi sebenarnya dengan Alessandra. Tapi, yang ketebak sih, siapa si cowok yang marah-marah di airport. Ya ketauan aja, kalau nantinya dia bakal ada hubungan sama si Claire.

Buku selajutnya, bakal berkisah tentang 'temuan' Claire selama jadi pengajar di Cambridge -- hehe, ini tentunya atas tawaran dari si Profesor Inggris itu.

Friday, November 12, 2010

Water for Elephants

Water for Elephants (Air untuk Gajah)
Sara Gruen @ 2006
Andang H. Sutopo (Terj.)
GPU - September 2010
512 hal.

Jacob Jankowski – menghabiskan hari tuanya di Panti Jompo karena tidak ada anak-anaknya yang mau menampungnya. Ketika suatu hari, di depan panti jompo itu datang rombongan sirkus, kenangan akan periswtiwa 70 tahun silam muncul di benak Jacob.

Jacob hampir dipastikan memiliki masa depan yang cemerlang. Kuliah di kedokteran hewan, tinggal mengikuti ujian akhir, kemudian akan membuka praktek dokter hewan bersama ayahnya. Tapi kecelakan mobil merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kecelakaan karena kesalahan seorang tetangga yang sudah rabun. Harta yang tersisa disita oleh bank. Pikiran Jacob kacau.

Ketika sedang mengikuti ujian akhir, Jacob tiba-tiba meninggalkan ruang ujian. Berjalan tak tentu arah, hingga akhirnya ‘terdampar’ di sebuah gerbong kereta. Gerbong kereta itu ternyata adalah salah satu dari rangkaian gerbong sirkus Benzini Bersaudara, yang pemiliknya, Paman Al ingin menjadikan sirkusnya sebagai salah satu sirkus paling hebat seperti Ringling Circus. Ringling Circus adalah salah satu kelompok sirkus yang terkenal di jamannya.

Mulailah sebuah pengalaman baru dalam hidup Jacob. Kehidupan di sirkus ternyata begitu keras. Jika orang tersebut tidak memberi keuntungan atau berguna bagi kelompok sirkus itu, maka orang itu akan ‘dilampumerahkan’. Beruntung dengan latar belakang sekolah kedokteran hewannya, Jacob diterima bergabung di sirkus itu, untuk diperbantukan merawat hewan-hewan yang sakit.

Bintang utama di sirkus itu adalah Marlena. Ia tampil dengan kuda-kudanya, bersama sang suami, August. Jacob jatuh cinta dengan Marlena. Dan ia tahu, August adalah seorang lelaki ‘berkepribadian ganda’.

Hubungan mereka bertiga semakin dekat, ditambah dengan kehadiran seekor gajah betina bernama Rossie. Rossie dianggap bodoh oleh August karena tidak bisa menjalankan perintah yang sederhana sekali pun, hingga akhirnya Jacob menemukan sebuah rahasia.

Sampai hari tuanya, Jacob merahasiakan sebuah kejadian, ketika binatang-binatang sirkus itu tiba-tiba mengamuk dan membuat kekacauan.

Sejak pertama gue liat Water for Elephants dan ditambah rekomendasi orang-orang, gue udah pengen banget baca buku ini. Dan begitu ada terjemahannya, segera aja gue beli. Sekali lagi, gue merasa kehidupan di rombongan sirkus begitu ‘kejam’. Gak seglamour, atau seindah ketika mereka tampil di arena. Kaya’nya keras banget dan gak ada belas kasihan. Makanya waktu gue sempet nonton sirkus baru-baru ini, gue bertanya-tanya apakah yang selama gue baca di buku-buku yang berlatar sirkus itu bener atau gak. Karena kalo gue liat, misalnya di Russian Circus, para performer memang antara lain adalah pesenam dan professional, bukan seseorang yang sekedar ‘ditemukan’ begitu aja karena keunikannya.

Rossie di sini – menurut gue – bukanlah bintang utama, tapi dia punya peran penting bagi tokoh-tokoh utama di buku ini. Gue juga jadi inget sama gajah-gajah di sirkus. Mimik wajahnya murung banget… bikin gue jadi sedih ngeliatnya. Hahaha.. gue kembali terbawa-bawa sama cerita nih….

Friday, November 05, 2010

Astral Astria & Paris Pandora

Astral Astria
Fira Basuki
Grasindo, 2007
330 Hal

Paris Pandora
Fira Basuki
Grasindo, September 2008
332 Hal.

Astral Astria mengisahkan perjalanan spiritual seorang perempuan bernama Astria. Astria, dilahirkan sebagai anak yang istimewa. Dengan rambut gimbalnya, ia dianggap sebagai salah satu ‘anak bajang’, anak yang istimewa. Ketika gunung Dieng mengeluarkan gas beracun, hanya Astria yang selamat, hingga selanjutnya ia diangkat anak oleh pasangan suami-istri arkeolog yang sempat mengadakan penelitian di desa tempat Astria dilahirkan.

Astria tumbuh dalam lingkungan yang normal. Memang ia mempunyai kemampuan untuk merasakan hawa-hawa yang tidak enak, melihat bayangan hitam dan bisa bertemu dengan beberapa makhluk halus. Untuk memperkaya batinnya, ia melakukan perjalanan ‘spiritual’ dengan bantuan seorang guru bernama Bowo. Bowo ini tokoh yang pernah muncul di salah satu Trilogi Jendela, Pintu dan Atap (lupa yang mana).

Dalam ‘perjalanannya’ itu, Astria bertemu dengan perempuan-perempuan yang sudah meninggal, yang tersakiti. Dalam dunia nyata sendiri, Astria berprofesi sebagai seorang arsitek, kehidupan percintaannya juga tidak berjalan terlalu mulus. Dengan keunikan fisiknya, Astria juga adalah seorang model terkenal. Berbagai tawaran bermain sinetron datang, tapi ditolaknya.

Awalnya, gue rada bingung membaca buku ini. Justru menjelang akhir cerita, gue baru ngerti apa hubungan Astria dengan para tokoh perempuan itu.

Kelanjutan kisah Astral Astria, adalah Paris Pandora. Di sini, masih Astria bertemu dengan makhluk yang ‘aneh’ seperti naga dan gargoyle di Paris. Seharusnya Astria sudah dalam hitungan bulan saja untuk menikah, tapi mendadak, pasangannya berencana mengundurkan pesta pernikahan mereka.

Astria pun kembali berusaha mencari ‘pencerahan’ yang ia dapatkan dari hasil pertemuannya dengan si naga dan gargoyle itu. Dibantu dengan teman-temannya yang juga punya kelebihan seperti Astria, ia mencari tahu ada apa dengan Rizki, tunangannya.

Ditambah lagi, dengan adanya harta karun di depan mata yang begitu saja ditawarkan karena ia dianggap keturunan Ratu Sima.

Dari dua buku ini, gue lebih menikmati membaca buku Paris Pandora dibanding Astral Astria. Khas Fira Basuki, begitu kental dengan nuansa budaya Jawa. Gue termasuk yang punya hampir semua buku-buku Fira Basuki – kecuali seri Ms. B.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang