Tuesday, January 27, 2009

L

L
Kristy Nelwan @ 2008
Grasindo – Agustus 2008
394 Hal.

‘L’… judul yang simple banget tapi, cenderung mengundang ‘pertanyaan’. Apakah ‘L’ itu? Atau malah ‘siapa’?, terus, ‘kenapa L? koq gak F, atau X atau Q? Oke… oke… mari kita telusuri, ada apa dengan ‘L’ ini…

Jadi, tersebutlah cewek duapuluh tahunan bernama Ava Torino. Cewek yang kalo dibaca deskripsinya termasuk cewek tomboy, cuek banget, easy going, perokok berat, bekerja di sebuah stasiun televisi. Mungkin gayanya ini yang bikin banyak cowok tertarik sama Ava.

Tapi, Ava bukanlah orang yang betah dengan satu cowok aja. Entah apa yang membuatnya memilih ‘bertualang’ dari satu cowok ke cowok lain demi mengumpulkan nama cowok sesuai abjad. Dari A sampai Z. Luar biasakan.. bahkan untuk huruf X dan Q pun, Ava berhasil mendapatkannya. Dan, ia juga dengan mudah mendepak cowok-cowok itu dalam waktu singkat kalau sudah saatnya berganti abjad.

Ava sudah berhasil mengumpulkan 25 abjad. Satu yang tertinggal, yaitu huruf ‘L’. Bagi Ava, ini adalah pertanda. ‘L’ untuk Love, ‘L’ untuk ‘the Last’ dan artinya ‘L’ adalah ‘the Last Love’ – waktunya bagi Ava untuk menghentikan petualangan cintanya. Saatnya Ava percaya pada yang namanya cinta sejati.

Memang akhirnya, Ava menemukan si L ini – yang bernama asli Ludi. Mereka pun akhirnya berpacaran dan siap melanjutkan hubungan ke tingkat yang lebih serius alias pernikahan. Ludi adalah seorang auditor, yang di mata Ava adalah sosok pria yang baik dan pengertian. Bagi Ava – atau setidaknya harapan Ava – Ludi benar-benar akan menjadi the ‘L’ one.

Dalam perjalanan menuju hari H yang panjang, ternyata Ava menemukan sebuah sosok lain yang tanpa disadarinya membuatnya mengakui akan namanya cinta. Rei namanya. Perkenalan singkat di Yogyakarta yang aneh, lalu pertemuan tanpa sengaja di Bali yang memberikan kejutan-kejutan kecil yang mungkin gak berarti tadinya, tapi ternyata malah memberikan sebuah kenangan manis yang gak pernah ditemukan Ava sebelumnya.

Sampai akhirnya, mereka satu kantor, pertengkaran-pertengkaran kecil, kelakuan dua orang yang sama-sama gila, membuat teman-teman mereka melihat apa yang gak mau diakui oleh mereka berdua. Ava yang cuek, Rei yang gila, tapi mereka sama-sama gak mau ngaku atau sedikit berkilah untuk gak menunjukkan perasaan yang sebenarnya.

Demi menjaga kesetiaanya sama Ludi, Ava harus berusaha keras meredam perasaan yang tiba-tiba saja ia sadari, tapi, ketika ia sadar dan siap untuk mengatakan yang sebenarnya, Ava justru harus rela kehilangan.

Tadinya, gue sempet males banget untuk melanjutkan novel ini. Abis, gak jelas banget sih, apa coba maksudnya si Ava ngumpulin cowok berdasarkan abjad. Dia nolak dibilang ‘player’, tapi dendam masa lalu juga gak jelas banget. Terus, kenapa Ludi harus gak setia?

Tapi, momen atau bagian yang gue suka adalah waktu mereka ngumpulin kalimat-kalimat yang menurut mereka berarti dari buku ‘Tuesday with Morrie’. Gue sempet agak ‘mendua’ waktu menebak ending ceritanya ini, hmmm… meskipun sebenernya, ninggalin surat rasanya suatu yang biasa untuk orang yang akan pergi jauh, tapi, still… it was touchy…

Friday, January 16, 2009

Mirror, Mirror on the Wall

Mirror, Mirror on the Wall
Poppy Damayanti Chusfani @ 2008
GPU – September 2008
176 Hal.

Menjadi anak yang biasa-biasa aja, gak populer dan cenderung culun emang gak mudah. Karin, kerap jadi bulan-bulanan gank anak-anak populer di sekolahnya. Karin memang anak yang kurang percaya diri, dia lebih suka menyendiri, menjadikannya seolah sosok yang tidak kelihatan. Pasrah meskipun ia harus diejek oleh Lisa and the gank.

Di rumah, Karin tinggal dengan ayahnya dan kakaknya, Lis, plus pembantu mereka. Ibu Karin sudah meninggal, dan Lis adalah manusia super sempurna yang berusaha menjadi pengganti ibu mereka dengan mengatur semua urusan rumah tangga. Satu-satunya teman Karin adalah Shawn, cowok belasteran Belanda yang sudah jadi temannya sejak mereka berdua masih ‘ngompol’.

Suatu hari, ketika mereka sedang membereskan gudang di rumah mereka (tentu saja atas perintah Lis), Karin menemukan sebuah cermin antik yang tersembunyi di sebuah sudut gudang dengan permukaan menghadap ke belakang. Cermin itu langsung menarik perhatian Karin yang memang kebetulan tidak punya cermin di kamarnya.

Keanehan pun mulai muncul. Di malam pertama cermin itu ada di kamar Karin, Karin seolah melihat ada pendar cahaya yang datang dari dalam cermin itu, tapi toh, tidak ia hiraukan. Karin pikir ia hanya mimpi. Tapi, di malam kedua, cermin itu berpendar lagi, dan Karin merasa ada sebuah suara yang memanggilnya yang datang dari arah cermin itu.

Itulah pertama kali Karin berkenalan dengan Nyi Rajadharma, Nyi Rajasturi dan Nyi Rajasita. Cermin itu dulunya adalah milik Nini (Nenek) Karin. Ketiga perempuan itu masih buyut-buyut Karin. Karin juga punya pelindung dua ekor macan ‘konyol’ bernama Cagra dan Wulung. Di antara ketiga perempuan itu, Nyi Rajadharma-lah yang paling ambisius.

Dengan adanya ‘teman-teman’ barunya, Karin jadi berbeda. Tanpa disadarinya, ia mulai terpengaruh dengan maksud-maksud tersembunyi dari perempuan-perempuan itu. Perlahan-lahan, Karin berubah. Bukan lagi Karin yang pemalu, penakut, tapi jadi Karin yang super pemalas bahkan ‘penggoda’. Dengan bantuan, Nyi Rajadharma, Karin berhasil melakukan aksi balas dendam terhadap Lisa, juga berhasil mengambil hati cowok impiannya selama ini. Karin juga bukan lagi manusia yang tak kasat mata, tapi jadi pusat perhatian.

Peringatan Cagra dan Wulung untuk tidak bergantung pada cermin tidak dihiraukannya. Malah ia mulai menganggap kalau orang-orang yang selama ini disayanginya tidak ada yang memperhatikannya, berbeda dengan teman-teman barunya yang benar-benar memperhatikan dan mau membantunya apa pun itu caranya.

Energi Karin mulai terserap, Karin mulai lemah. Cepat atau lambat, Karin akan mati dan membiarkan kekuatan jahat menguasainya. Harus ada yang menyelamatkannya kalau gak mau Karin terjebak di dunia lain.

Seru juga buku ini, meskipun sempat mengingatkan gue sama Coraline. Ya, gak aneh sih, karena mbak Poppy adalah penggemar buku-bukunya Neil Gaiman. Tapi, sekali lagi, baca teen-lit a la mbak Poppy memberi ‘penyegaran’ di antara teen-lit yang lain.

Maximum Ride#3: Saving the World and Other Extreme Sports

Maximum Ride#3: Saving the World and Other Extreme Sports (Menyelamatkan Dunia dan Olahraga Ekstrem Lainnya)
James Patterson @ 2007
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU – Desember 2008
504 Hal.

Melarikan diri lagi dari Sekolah. Di akhir buku kedua, Max, Fang, Nudge, Gasman, Iggy dan Angel, serta Total, sempat terperangkap di dalam Sekolah lagi. Tapi, berkat kerjasama dan saling mendukung yang kuat, mereka kembali berhasil meloloskan diri.

Pihak Sekolah tidak tinggal diam. Menurut mereka, sudah waktunya memusnahkan para makhluk gagal itu – setidaknya gagal menurut versi mereka. Semuanya, tidak terkecuali. Bahkan para Pemusnah pun akan turut dihancurkan.

Sementara itu, dalam pelariannya, para kawanan memutuskan bahwa mereka harus kembali menemukan tempat untuk menetap. Sebagai pemimpin, Max merasa wajib melindungi mereka. Akhirnya, Max dan Fang terbang berkeliling mencari tempat yang cocok untuk mereka.

Ketika Max dan Fang pergi, anggota kawanan yang lain diserang oleh Pemusnah jenis baru, yang dinamakan Flyboy. Ternyata, Flyboy bukanlah makhluk hidup, tapi lebih tepat disebut robot. Tubuh mereka terbuat dari besi dan mereka deprogram untuk menghancurkan para kawanan. Nudge dan kawanan yang lain tidak bisa menandingi Flyboy yang terlalu banyak jumlahnya. Mereka akhirnya tertangkap lagi dan menyadari ada pengkhianat di antara mereka.

Max dan Fang yang yang sedang berkeliling tidak menyadari apa yang terjadi dengan teman-teman mereka. Mereka malah sibuk bertengkar, sempat mampir ke rumah dr. Martinez yang kemudian berhasil mengeluarkan microchip dari lengan Max.

Ketika mereka menyadari bahwa teman-teman mereka tertangkap, Max dan Fang tahu harus menuju ke mana, ke tempat di mana mereka pun sudah ditunggu.

Akal dan siasat Max lagi-lagi berhasil meloloskan mereka dari Sekolah. Tapi, kawanan harus terpecah dua, karena Max dan Fang bersikeras pada pendirian mereka masing-masing. Sebuah kejutan membuat perpecahan itu terjadi.

Kawanan itu berpisah, melanjutkan misi menyelamatkan dunia dan menyebarkan kebusukan Itex dengan cara yang berbeda. Max memilih menyeberangi lautan menuju daratan Eropa, langsung ke titik sasaran yaitu markas besar Itex yang berada di Jerman. Sementara, Fang bersama Gasman dan Iggy, memilih berjuang lewat blog Fang yang semakin terkenal dan semakin banyak diakses oleh para pembacanya. Dukungan melalui blog pun mengalir deras, protes-protes dan demonstrasi berlangsung di berbagai cabang Itex.

Max yang berada di Jerman, harus menghadapi banyak kejutan yang mengaduk-aduk emosinya. Tapi, untung aja, Max pintar, jadi gak mudah terpengaruh dengan segala hal itu. Max juga harus menghadapi makhluk ciptaan Itex yang lebih ajaib lagi.

Banyak hal yang mengharukan muncul dalam buku ketiga ini. Siapa orang tua Max pun terungkap, tapi, tetap, perjuangan Max dan teman-temannya belum selesai. Di akhir cerita, mereka kembali terbang untuk menyelamatkan dunia.

Apakah ini akan jadi buku terakhir dari seri Maximum Ride? Tampaknya gak tuh… masih ada lanjutannya di ‘The Final Warning’… Uhhh.. tak sabar menanti. Apakah masih akan seseru seri-seri sebelumnya?

Thursday, January 15, 2009

The Wedding Officer (Pejabat Pernikahan)

The Wedding Officer (Pejabat Pernikahan)
Anthony Capella
Gita Yuliani K. (Terj.)
GP, Oktober 2008
568 Hal.

Desa Fiscino, sebuah desa di lereng Gunung Vesuvio, Italia, sedang dalam keadaan penuh kegembiraan. Ada Festival Buah Aprikot, pemilihan buah apricot terbaik. Gak hanya itu, para kembang desa, juga memperebutkan gelar gadis tercantik di desanya.

Mungkin hanya Livia Pertini yang tidak tertarik dengan gelar gadis tercantik itu. Baginya, sebagai anak pemilik osteria yang terkenal lezat itu, yang penting adalah menyajikan masakan yang lezat. Konsentrasi penuh agar bisa menghasilkan masakan yang membuat orang berdecak dan kekenyangan.

Di hari itu juga, Livia jatuh cinta pada seorang perwira muda bernama Enzo. Usaha Enzo mendekati Livia yang galak tidak sia-sia, mereka pun menikah. Karena, di jaman itu, jangan coba-coba mendekati seorang gadis kalau si pemuda tidak berniat menikahinya.

Tapi, Perang Dunia memporak-porandakan kehidupan yang tenang dan bahagia. Italia pun hancur lebur, luluh lantak gara-gara perang. Datangnya tentara sekutu juga tidak banyak membantu. Malah timbul peraturan-peraturan aneh – tidak boleh menimbun bahan makanan, yang artinya banyak osteria gulung tikar atau sepi.

Para laki-laki dikirim ke medan perang – yang tinggal hanya anak-anak dan manula. Para perempuan memilih jadi pelacur, dengan harapan akan jadi pengantin perang tentang Inggris.

Gara-gara alasan itu pula, ada sebuah jabatan yang mengatur agar perempuan-perempuan Italia itu tidak bisa dengan sembarangan menikah dengan tentara-tentara sekutu. Adalah James Gould, perwira asal Inggris yang bertugas untuk memastikan hal itu .

Ditempatkan di Neapolitan, tanpa orang yang dia kenal, disajikan masakan dari ransum yang makin hari makin kacau, James mulai ‘pasrah’. Sampai Livia pun datang ke kediaman James.

Pertemuan pertama mereka lumayan kocak. Dan gara-gara perbuatan Livia yang dianggap melanggar segala aturan, Livia pun harus ikut ke Neapolitan, meninggalkan ayah dan adiknya. Tadinya, Livia terkatung-katung di awal kedatangannya di Neapolitan. Livia tidak mau ikut-ikutan jadi pelacur, sementara lowongan pekerjaan dipenuhi orang-orang lain. Akhirnya, Livia tiba di sebuah bar yang ditutup oleh James. Konspirasi antara pemilik bar dan orang-orang lain yang tidak puas dengan James, ‘menyelundupkan’ Livia untuk jadi juru masak di kediaman James.

Tentu saja, Livia pun memukau James dan yang lainnya dengan masakannya yang lezat itu. Livia bertemu lagi dengan James. Sempat terjadi kesalahpahaman sebelum akhirnya… ya.. tentu saja mereka jatuh cinta.

Tapi, gak mudah untuk mereka bersatu – karena perang membuat mereka harus berpisah sementara.

Dibanding ‘The Food of Love’, meskipun tentu saja masih soal cinta, buku ini ‘rada berat’, lebih tebal dan serius. Masakan lezat masih bertaburan. Tapi, banyak banget bagian yang menurut gue terlalu berpanjang-panjang dan sempat bikin cerita jadi gak asyik… yaitu, bagian perang di tengah-tengah cerita. Terus, gak asik waktu Livia jadi ‘serius’ pas dia gabung sama kelompok pemberontak.

Bagian yang gue suka adalah di awal cerita, gimana menyenangkannya Festival Buah Aprikot, kaya’nya hari itu indah banget. Ada bagian-bagian lucu juga, waktu pertama James ketemu Livia, plus, waktu Livia mikir James itu cowok yang ‘beda’.

Wednesday, January 07, 2009

To Tokyo to Love

To Tokyo to Love
Mariskova
GPU, Desember 2008
296 Hal.

Cita-cita Nina sebenarnya simple aja, hanya pengen jadi istri yang baik dan punya anak. Jadi ibu rumah tangga aja. Pekerjaan… biarlah urusan suami. Nina pun sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Ian. Yang ada di gambaran Nina, adalah sebuah kehidupan pernikahan, sebuah keluarga yang sempurna. Ian, adalah senior Nina di kampus. ‘Cowok idola’ yang mulanya hanya bisa dipandang Nina dari jauh. Nina yang penyendiri dan tomboy sering mendengar gosip para cewek-cewek membicarakan Ian. Suatu kejadian, malah mendekatkan diri Ian dan Nina. Gak ada yang menyangka kalau Ian bisa jatuh cinta pada cewek berpenampilan biasa-biasa aja seperti Nina.

Nina yang tomboy, pelan-pelan berubah jadi feminin, atas ‘permintaan’ Ian. Nina yang cuek, jadi ‘kebanjiran’ hadiah-hadiah dan kejutan romantis. Berbeda dengan Nina yang dulu.

Tapi, ternyata, cita-cita Nina gak semudah itu untuk terwujud. Pernikahan yang tinggal beberapa bulan lagi batal. Ian berselingkuh dengan Karina, mantan pacarnya, dan harus bertanggung jawab karena Karina hamil.

Nina down, nyaris patah semangat. Untung di kantor Nina, seorang boss dari Jepang, Mr. Fujita, menawarkan beasiswa ke Jepang. Kesempatan itu mendapat dukungan penuh dari keluarga Nina yang ingin menjauhkan Nina dari Ian. Ian, yang meskipun sudah menikah dengan Karina, tetap ingin mendekati Nina lagi.

Jepang yang kaku, yang teratur, membuat Nina kembali tenggelam dalam dunianya sendiri. Perjalanan ke kampus dengan kereta, memberi warna tersendiri bagi Nina. Di dalam kereta, Nina kerap memperhatikan seorang pria dengan pakaian hitam-hitamnya. Bagi Nina, si man-in-black itu seperti menyimpan sesuatu dalam benaknya, begitu rapuh, membuat Nina ingin mendekatinya. Nina pun diam-diam jatuh cinta pada pria berstelan hitam itu.

One day, Nina yang jarang bergaul itu mendapat email dari seorang pria bernama Takung. Kegiatan chatting, yang berlanjut ke acara telepon-teleponan, menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap malamnya oleh Nina. Takung menjadi tempat Nina untuk bercerita tentang man-in-black pujaannya, dan Nina juga menjadi tempat curhat Takung tentang gadis penyendiri di kampusnya. Dan, sempat membuat Nina sedikit cemburu. (Hmmm… agak mirip ‘You’ve Got Mail’).

Tapi, kehidupan Nina yang tenang kembali terganggu oleh datangnya Ian ke Jepang. Ian yang anak orang kaya, tentu saja tidak punya kesulitan untuk pergi ke mana pun yang ia mau. Dan Ian, nyaris membuat Nina bimbang, antara mema’afkannya atau melupakannya. Karena ternyata, bukan hanya Ian yang mengejar Nina, tapi juga Karina. Karina jadi rada ‘psikopat’, karena dia pikir, Nina bakalan mau balik lagi sama Ian. Nina nyaris celaka, kalo aja si man-in-black gak datang menolongnya.

Jadi siapa sih si man-in-black itu? Ketemu gak si Nina sama Takung? Ketebaklah kalo baca ceritanya. Dan, hehehe.. rada kecewa dengan gambaran si man-in-black. Kebayangnya sih, cowok dengan rambut melambai tertiup angin, kaya’ Takuya Kimura gitu deh… tapi, di sini, rada terlalu macho (menurut gue lhooooo….)

Yang rada kocak dan bikin gemes adalah waktu Takung cerita tentang cewek misterius idamannya itu dan membuat Nina keliling taman di kampus biar dia bisa liat seperti apa idola Takung.

O ya, yang satu lagi rada ‘berlebihan’, adalah waktu Ian lagi pdkt sama Nina… Booooo…. Mobil jeep Nina and abangnya, bertaburan bunga mawar dan ada poster bertuliskan ‘I Love You’, dan itu terjadi di kampus mereka. Entah emang berlebihan, atau, pas lagi baca, gue yang gak in the mood of romantic??

Gambaran kota Jepang yang kaku jadi ‘lumer’ gara-gara cantiknya bunga sakura yang lagi berguguran… Cerita ringan di awal tahun 2009…

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang