Tuesday, October 30, 2007

Twilight

Twilight
Stephenie Meyer
Little Brown, September 2006
498 Hal.

Isabella Swan harus pindah dari Phoniex ke kota kecil bernama Forks untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie Swan, karena ibunya Renee memutuskan untuk mengikuti Phil kekasih barunya dalam meniti karir di dunia persepakbolaan. Bella harus kembali ke kota tempat ibunya dulu meninggalkan ayahnya.

Di kota kecil ini, semua seolah sudah saling mengenal. Anak-anak saling berteman, orang tua saling berteman, bahkan mungkin kakek-nenek-buyut mereka juga saling mengenal. Bella sempat merasa kesepian.

Di sekolah yang baru segera saja Bella jadi pusat perhatian. Karena, jarang ada ada baru di tempat mereka, dan begitu anak baru datang, segera jadi bahan pembicaraan. Pribadi Bella kaya’nya cenderung tertutup. Meskipun ia gak menolak diajak berteman dan mudah bergaul tapi tetap saja ada bagian-bagian dari diri Bella yang menjaga jarak. Sampai akhirnya, ketika Mike, salah seorang temannya mengajak ke acara pesta dansa, Bella menolak dengan alasan ada acara lain yang mengharuskannya pergi keluar kota.

Di Forks High School, ada sekelompok remaja yang berpenampilan aneh dan selalu menyendiri bersama kelompok mereka, yaitu anak-anak keluarga Cullen – Emmet, Rosalie, Edward, Alice dan Jasper. Mereka sangat aneh, wajah mereka selalu tampak dingin, meskipun mereka termasuk berwajah tampan dan cantik. Di kantin, meskipun makanan terhidang di depan mereka, tapi, tampaknya mereka tidak pernah menyentuh makanan itu. Mobil yang mereka pakai ke sekolah juga mobil yang tergolong mewah, berbeda dengan anak-anak Forks lainnya. Menurut cerita yang didengar Bella dari teman-temannya, mereka semua adalah anak-anak angkat Dr. Carlisle dan Esme Cullen.

Di dalam pelajaran biologi, kebetulan Bella duduk bersebelahan dengan Edward Cullen. Perkenalan pertama tidak meninggalkan kesan yang baik di mata Bella. Malah Bella mengira ada sesuatu yang salah dengan bau badannya sampai-sampai Edward duduk sejauh mungkin dari Bella.

Tapi, suatu hari, Edward menyelamatkan Bella dari sebuah kecelakaan. Bella sempat bertanya-tanya pada dirinya sendiri, karena ada sesuatu yang janggal ketika kecelakaan itu terjadi. Mulailah Bella mencari tahu tentang diri Edward Cullen. Dan, Bella mendengar sebuah legenda dari Jacob, anak Billy teman ayah Bella. Katanya, keluarga Cullen berbeda dari manusia biasa. Mereka adalah pemburu dengan kata lain adalah sekelompok vampire. Beruntung mereka tidak memburu manusia, tapi mencari darah segar hewan.

Buntutnya, Edward dan Bella semakin dekat, bahkan sampai akhirnya membuat Bella berada dalam bahaya. Karena, keberadaan Bella di sekitar keluarga Cullen tercium oleh kelompok vampire lain yang lebih berbahaya daripada keluarga Cullen.

Sampai kapan Edward bakal bertahan untuk menjaga Bella dari vampire lain, maupun dari dirinya sendiri? Bisa dibaca dibuku-buku selanjutnya, yaitu New Moon dan Eclipse.

Sebenernya, mungkin ini adalah cerita romance biasa, tapi yang bikin gue tertarik, adalah tokohnya yang manusia biasa plus para vampire. Yang bikin seru ada di bagian-bagian akhir, yaitu bagian ‘perburuan’ James, si vampire jahat yang mengincar Bella.

Tapi yang kadang-kadang ‘membosankan’ adalah bagian ‘telenovela’-nya Bella dan Edward, yang selalu bilang, “I won’t leave you.” Tapi, tiba-tiba berbalik, “You have to leave me.” Ihhh… cape deh… Tapi, tetap… buku ini membuat gue penasaran sampai akhir…

Buku ini bakal dibuat film-nya. Yang jadi Edward… hmmm… cukup cocok…

Wednesday, October 17, 2007

The Bookaholic Club

The Bookaholic Club
Poppy D. Chusfani
GPU, Oktober 2007
192 Hal.

Empat orang remaja tidak sengaja berkenalan dan jadi sahabat karena kesukaan mereka terhadap buku. Remaja berusia 16 tahun ini, sama-sama tinggal di sebuah kompleks elit, sama-sama bersekolah di sekolah yang elit, sama-sama ‘dikucilkan’ dari pergaulan karena dianggap aneh, kecuali Erin, si murid baru yang cantik, yang segera ‘digaet’ Luana, cewek cantik yang merasa paling top dan ok sesekolah.

Tapi, ternyata, Erin gak merasa nyaman berada di kelompok popular di sekolahnya, ia merasa gak menjadi dirinya sendiri, dan merasa harus berpura-pura jadi berdandan dan bersikap ala Barbie demi menyenangkan orang tuanya.

Satu-satunya yang membuatnya tertarik dengan sekolah barunya, adalah perpustakaan yang besar dan lengkap banget. Itu juga yang membuatnya tertarik untuk pergi ke pesta yang diadakan di rumah Des. Konon kabarnya, di rumah Des ada perpustakaannya. Dengan beribu cara, Erin berusaha melarikan diri dari Luana dan teman-temannya.

Des, anak tuan rumah yang harusnya juga beredar di pesta itu, ternyata malah ngumpet di perpustakaannya. Toh, menurutnya, ini pesta orang tuanya, bukan pestanya meskipun banyak teman-teman satu sekolahnya yang datang. Tadinya, Erin yang tiba-tiba saja muncul di perpustakaan pribadinya dianggap sebagai mata-mata gank Luana, agar mereka punya bahan ejekan lain untuk dirinya. Tapi, dengan kemampuannya membaca pikiran orang, Des pun yakin, Erin tidak bermaksud jahat. Yup… Selain punya kemampuan membaca pikiran orang, Des adalah seorang penyihir… Menurut garis keturunannya, Des punya nenek moyan penyihir, dan hanya perempuan lah yang bisa jadi penyihir. Sebuah rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh Des dan keluarganya kalau gak mau semakin dijauhi dari pergaulan

Tapi, ternyata, tidak hanya Des dan Erin yang bosan dengan yang pamer kemewahan itu. Muncul Tori yang gagap, si penyuka buku-buku arkeologi dan Chiara, yang bisa melihat hantu dan melihat aura seseorang. Kejadian ini membuat mereka mulai dekat dan mencairkan sikap kaku mereka.

Suatu hari mereka berempat berkunjung ke sebuah toko buku langka di kawasan Pecinan milik Kakek Lim. Misteri dimulai ketika Kakek Lim memberikan sebuah buku bersampul hitam kepada Des. Kata Kakek Lim, buku itu peninggalan nenek moyang Des, seorang penyihir bernama Katrina, yang berbuat kesalahan dengan menyerahkan jiwanya kepada setan demi mendapatkan kekuatan yang lebih besar. Katrina sudah membuka jalan bagi setan. Sudah terlambat bagi Katrina untuk mengembalikan Bayangan gelap itu ke dunianya, sehingga akhirnya Katrina meninggal. Setiap seratus tahun sekali sebuah portal akan terbuka, dan Bayangan akan meminta darah keturunan Katrina.

Tugas Des-lah, untuk mengembalikan Bayangan ke dunia gelap tempatnya berasal. Des seolah dituntut untuk menjadi superhero. Dibutuhkan darah tiga orang lainnya untuk menghancurkan kekuatan Bayangan itu.

Menarik juga tema teenlit yang satu ini. Beda banget dari yang lain-lainnya. Kecintaan pada buku, dikombinasikan dengan sebuah cerita fantasi. Cerita fantasi ternyata gak harus bertokoh atau berpenampilan kuno. Tebak-menebak siapa yang jadi media si Bayangan Gelap asyik juga. Gue pikir si tokoh pasti deh, orang yang cukup akrab di antara anak-anak tersebut.

Akhir cerita yang menampilkan Spunk, kucing milik Des, seolah-olah membuat cerita ini bakal ada lanjutannya. Betulkah?

Enchanted, Inc.

Enchanted, Inc.
Shanna Swendson
Pepi Smith (Terj.)
GPU, September 2007
408 Hal.

Meskipun sudah setahun tinggal di New York, Katie Chandler yang berasal dari Texas, selalu merasa bahwa New York selalu penuh dengan keajaiban. Ada cewek yang berkeliaran dengan memakai sayap, gargoyle yang kadang ada, kadang tidak, tapi, toh, itu semua rasanya wajar untuk kota seperti New York.

Tapi, Katie tidak pernah menyangka bahwa semua itu bukanlah hal yang biasa, tapi memang ada keajaiban di New York, bahwa memang ada sesuatu yang magis itu.

Bekerja sebagai asisten dari seorang bos yang terkadang semena-mena, membuat Katie terkadang merasa tidak berkembang, bukan sekali Katie tergoda untuk membalas email-email lowongan kerja, kalau saja Katie tidak takut ketahuan si bos bernama Mimi yang aneh itu.

Suatu hari, Katie mendapat email tawaran pekerjaan yang ia anggap sebagai junk-mail. Katie langsung menghapus email itu, tanpa membacanya sedikit pun. Tapi, email itu datang setiap hari dan langsung ditujukan kepadanya. Katie pun tergelitik untuk membalas email itu.

Email itu berasal dari sebuah perusahaan dengan inisial MSI, Inc., singkatan dari Magic, Spells, and Illusions, Inc. Ternyata, menurut observasi yang dilakukan team MSI, Katie mempunyai kekebalan terhadap sihir. Maka itu, ketika Katie melihat ada gadis bersayap tapi, orang-orang tidak merasa aneh, itu memang karena Katie bisa melihat sihir sementara orang lain menganggap semuanya biasa saja.

Katie pun bersemangat menerima pekerjaan barunya. Katie ditempatkan di bagian verifikasi, di mana tugasnya adalah melihat apabila ada sesuatu yang janggal misalnya dalam sebuah surat perjanjian.

Katie tidak pernah menyangka bahwa boss besarnya adalah seorang penyihir legendaris, the one and only, Merlin (hehehehe… nenek moyangnya Nerlin Flood, kah?). DI perusahaan ini, karir Katie berkembang pesat, Katie diajak untuk membuat sebuah strategi pemasaran ketika seorang mantan karyawan MSI berusaha memasarkan mantra-mantra yang berbahaya.

Emang sih, masih disinggung-singgung soal masalah percintaan Katie yang sering banget diajak kencan buta sama teman-teman satu apartemennya, tapi, jadi menarik dengan latar masalah sihir-sihiran itu, lagi-lagi membuat gue jadi merasa ‘senang’ karena menemukan chicklit yang beda, lucu dan unik, karena setelah baca, gue gak mikir, “Ah, basi nih, ceritanya.” Apalagi, dengan tokoh Owen yang menggemaskan itu, yang setiap ngomong mukanya merah melulu… ihhh.. jadi pengen nyubit pipinya…,hehehe… Dan… di buku ini… bersih dari adegan 17 tahun ke atas! Yang paling kocak, adalah bagian cium-mencium kodok…hahaha….

168 Jam dalam Sandera

168 Jam dalam Sandera: Memoar Jurnalis Indonesia yang Disandera di Irak
Meutya Hafid
Penerbit Hikmah - Cet. 1, September 2007
280 Hal.

Ketika berita tentang penyanderaan dua jurnalis Metro TV di Irak oleh tentara Mujahidin, rasanya, gue ikutan ngerasa deg-degan… mmm… terlalu sering nonton film dan baca berita di Koran, membuat gue ikut ketakutan, akan apa yang bakal terjadi sama Meutya Hafid, reporter, dan Budiyanto, juru kamera yang bertugas di Irak itu. Dan ikut bersyukur ternyata keduanya bisa selamat, tanpa kekurangan satu apapun.

Waktu ada rekonstruksi kejadian di Metro TV pun, gue juga merinding membayangkan keadaan yang sebenarnya (hmmm… agak-agak hiperbola gak sih?)

Dan sekarang, Meutya Hafid menulis pengalamannya selama berada dalam penyanderaan. Di buku ini, Meutya menggambarkan detik-detik awal terjadinya penculikan mereka di sebuah POM bensin. Meskipun sudah dijelaskan bahwa mereka adalah jurnalis yang tidak mempunyai kepentingan politik, tetap saja para penculik itu tidak peduli.

Mereka bertiga, Meutya, Budiyanto, dan Ibrahim, supir yang membawa mereka selama berada di Irak, dibawa ke sebuah gua di gurun pasir, yang untuk melarikan diri pun rasamnua suatu hal yang akan berakhir pada kematian yang sia-sia.

Selama berada dalam penyanderaan, para penyandera bersikap cukup baik pada mereka. Mereka dilayani layaknya tamu yang sedang berkunjung. Disediakan makanan yang enak, yang pastinya bakal menggugah selera seandainya berada dalam keadaan dan tempat yang lebih baik.

Berhari-hari tanpa kepastian, akhirnya setelah gambar bahwa mereka benar-benar disandera, dan presiden SBY juga langsung membuat siaran untuk meminta mereka dibebaskan, akhirnya, kabar bahwa mereka akan dibebaskan pun tiba. Tapi, ternyata, gak semudah itu, kesabaran dan kepasrahan mereka lagi-lagi diuji, karena ternyata, prosesnya gak semudah itu. Di pintu perbatasan pun, ketika mereka tinggal sedikit lagi melintas dan bebas, kendala masih ada dan membuat stress dan putus asa.

Mmmm… di saat-saat seperti itu, kaya’nya keimanan seseorang bener-bener diuji. Pasrah dan sabar, juga berkepala dingin dan gak emosi, itu yang paling penting. Beruntung banget, mereka gak diperlakukan kasar dan semena-mena, malah ketika menjelang pembebasan, justru Meutya merasa kehilangan dua orang teman (yang menyandera mereka), karena sikap mereka yang semakin hari semakin hangat dan bersahabat, meskipun ada batas-batas tertentu yang tetap harus mereka tahan.

Gue jarang suka sama yang namanya buku non-fiksi, tapi, buku ini, hampir aja membuat gue terjaga semalaman, karena pengen buru-buru nyelesainnya. Gue ikutan gemes, tegang dan terharu… rasanya ikutan ngerasain gimana gak sabar dan gregetannya ketika kebebasan itu udah di depan mata, tapi, koq susah banget dicapainya…

Thursday, October 04, 2007

Usagi Yojimbo # 1: Shades of Deaths (Bayang-Bayang Kematian)

Usagi Yojimbo # 1: Shades of Deaths (Bayang-Bayang Kematian)
Stan Sakai
Rosi L. Simamora (Terj.)
GPU – September 2007
197 Hal.

Jepang abad ke-16, jaman para samurai, jaman perang saudara, jamannya tuan tanah yang suka semena-mena. Dan, tersebutlah satu samurai, ronin yang pemberani bernama Miyamoto Usagi. Dari namanya aja, udah ketauan, kalo cerita ini terinspirasi dari cerita Miyamoto Musashi yang terkenal itu. Seperti layaknya Samurai sejati, Usagi selalu berusaha membantu yang lemah dan menegakkan keadilan. Dengan sabetan pedangnya, Usagi menjadi sosok yang disegani. Tapi, Usagi tidak akan menggunakan pedangnya itu hanya untuk membunuh orang dengan semena-mena. Ia hanya menggunakannya untuk para penjahat.

Buku ini terbagi atas beberapa cerita, ada yang serius ada yang sekedar selingan yang rada lucu.

Cerita pertama yang serius berjudul ‘Bayang-Bayang Hijau’, Usagi dan temannya, Genji, membantu sebuah desa yang menggagalkan penculikan oleh sekelompok ninja dari Marga Neko yang sedang berperang dengan Marga Komori. Mereka menculik Kakera, seorang sensei tua, karena Kakera dianggap punya keahlian dalam sihir menyihir untuk membantu mereka melawan Marga Komori.

Di dalam Marga Neko sendiri terjadi perebutan kursi kepemimpinan. Sebenarnya, setelah Shingfe, kakak Chizu, meninggal, Chizu-lah yang berhak menggantikannya sebagai Jonin atau ketua marga, tapi, Gunji tidak terima karena Chizu adalah wanita.

Yang paling konyol dari ceritanya ini adalah munculnya kura-kura ninja (yup… those teenage mutant ninja turtles) yang berasal dari 4 ekor kura-kura kecil yang disihir oleh Kakera. Karena emang, tokoh Usagi ini juga pernah muncul di serial tersebut, makanya, ada bagian di mana kita akan tahu Usagi dan Leonardo udah saling kenal.

Cerita lainnya, berjudul ‘Shi’, yang artinya ‘kematian’. Usagi berada di sebuah desa yang dikuasai oleh tuan tanah yang serakah. Desa itu merupakan tambang emas, tapi sayangya, para penduduk tidak mengerti akan barang berharga itu. Tapi, tuan tanah yang pura-pura bijak dan baik itu, mengupah orang untuk menakuti-nakuti penduduk desa agar mereka mau meninggalkan desa itu, dan tuan tanah bisa menguasai emas itu sendiri.

Tapi, lagi-lagi, tuan tanah punya adik yang serakah. Yaa… kakak-beradik itu sama-sama serakah. Mereka sama-sama tidak mau membagi emas itu di antara mereka berdua, sampai akhirnya mereka malah saling bunuh.

Tidak ada yang percaya ketika Usagi berusaha membantu para penduduk desa, malah ia dianggap sebagai bagian dari tuan tanah itu.

Di cerita terakhir, berkisah tentang awal mula Usagi mendapat pendidikan sebagai samurai. Bagaimana akhirnya Usagi memutuskan untuk menjadi samurai.

Sebenarnya, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari buku ini, tentang kebijakasanaan, kerendahan hati, keberanian. Memang, novel grafis ini diperuntukkan untuk semua umur, tapi, hati-hati tuh, ada beberapa yang kaya’nya cukup dewasa untuk ditampilkan bagi anak-anak. Misalnya, adegan ciuman antara Usagi dan Chizu, dan juga kata ‘pelacur’ yang sempat muncul di halaman 104.

Gambar-gambar dalam buku ini cukup teratur, jadi gak akan bikin bingung pembacanya. Tokoh-tokohnya bukanlah manusia, tapi berwujud binatang. Miyamoto Usagi sendiri berwujud seekor kelinci lengkap dengan kimono. Sementara tokoh jahat, kebanyakan berwujud serigala.

Monday, October 01, 2007

The Bartimaeus Trilogy # 3: Ptolemy’s Gate (Gerbang Ptolemy)

The Bartimaeus Trilogy # 3: Ptolemy’s Gate (Gerbang Ptolemy)
Jonathan Stroud
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, September 2007
576 Hal.

Dalam ‘mewujudkan’ dirinya, Bartimaeus sering mengambil sosok seorang anak laki-laki Mesir, lengkap dengan rok pendeknya. Ternyata, sosok itu adalah anak laki-laki bernama Ptolemy, yang pernah menjadi master Bartimaeus yang dipanggil Rekhyt ketika itu. Hubungan mereka berdua tidak hanya sekedar master dan jin-nya, tapi lebih dari itu. Bartimaeus sangat menghormati Ptolemy, karena berbeda dengan master-masternya yang lain, Ptolemy tidak pernah menuntut. Bartimaeus pernah menyelamatkan nyawa Ptolemy dari usaha pembunuhan yang diperintahkan oleh saudara sepupunya.

Itu dulu… beberapa ribu tahun yang lalu, ketika energi Bartimaeus masih kuat. Sekarang, di bawah perintah Nathaniel yang tak ada habisnya, energi Bartimaeus terkuras habis. Bartimaeus sering jadi bulan-bulanan jin-jin lainnya. Jika dipaksakan maka Bartimaeus akan mati.

Sementara Nathaniel sudah menjadi Menteri Penerangan. Ia sibuk membuat poster propaganda mendukung perang dengan Amerika. Sudah punya rumah mewah dan asisten pribadi. Nathaniel menjadi salah satu dari tujuh orang yang menduduki jabatan penting di pemerintahan.

Kitty yang dianggap sudah mati oleh Nathaniel ketika menyelamatkannya dari Golem, ternyata masih hidup. Ia mengganti penampilannya, mengganti namanya dan bekerja sebagai asisten seorang penyihir, Mr. Button. Di rumah Mr. Button, Kitty yang dikenal sebagai Clara, belajar buku-buku yang biasa dibaca penyihir, bahkan Kitty belajar untuk melakukan pemanggilan jin. Selain bekerja dengan Mr. Button, Kitty juga menjadi pelayan di sebuah café commoner, The Fogg Inn. Di sini, nama Kitty bukan lagi Clara, tapi Lizzie. Di café ini, para commoner membahas berbagai hal untuk melawan penyihir.

Suatu hari, Quentin Makepeace, yang selama ini dikenal sebagai sutradara, melakukan sebuah pemanggilan yang aneh di mata Nathaniel. Selama ini Makepeace bukanlah orang yang dikenal cakap dalam keahlian sihir. Tapi, apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang tidak wajar. ‘Korban’ percobaan itu adalah Nicholas Drew, teman Kitty di kelompok Resistance yang melarikan diri ketika mereka mencoba mencuri Makam Gladstone. Dari sinilah Nathaniel tahu kalau Kitty masih hidup.

Nathaniel pun mencari keberadaan Kitty. Dan ketika bertemu, mereka masih bersikap seperti musuh, dan ketika itu, Nathaniel terpaksa mengajak Kitty ke pertunjukkan theater yang diadakan Makepeace. Di sini, terjadi lagi keanehan. Ternyata, Makepeace merencanakan sebuah ‘kudeta’ menggulingkan pemerintahan yang ada. Para jin merasuki tubuh-tubuh para penyihir pengikut Makepeace. Keadaan kota London kacau-balau. Bartimaeus saat itu sedang ‘diistirahatkan’ Nathaniel.

Kitty dan Nathaniel yang tertangkap oleh Makepeace, bahu-membahu mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri dan juga kota London. Sementara Nathaniel mencari Tongkat Gladstone, Kitty melakukan hal seperti yang dilakukan Ptolemy, yaitu pergi ke Dunia Lain untuk ‘menjemput’ Bartimaeus.

Ending cerita trilogy ini ternyata ‘menguras’ emosi gue. Hiks..hiks.. akhir cerita yang keren banget. Kaya’nya semua emosi Bartimaeus, Nathaniel bahkan Kitty tumpah di sini. Merubah pandangan gue tentang Bartimaeus yang cuek, Nathaniel yang sombong dan Kitty yang keras hatinya. Hubungan antara jin dan penyihir yang ada antara Bartimaeus dan Nathaniel ternyata punya arti yang beda dibanding dengan yang lain. Dan gue jadi berpikir, jangan-jangan Nathaniel jatuh cinta lagi sama Kitty…

Tapi, sumpah… gue jadi sedih ‘berpisah’ sama Bartimaeus dan Nathaniel… mmmm… agak hiperbola sih, tapi, waktu baca Harry Potter terakhir, koq gue gak terlalu merasa kehilangan. Apa karena, gue udah bisa mengira-ngira ending-nya bakal seperti apa, ya? Karena toh, hanya ada dua pilihan, Harry Potter atau Voldemort yang mati. Sementara ini, bener-bener, tidak terbayangkan…
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang