Thursday, September 20, 2007

Gadis Serigala (Wolf Girl)

Gadis Serigala (Wolf Girl)
Theresa Tomlinson
Ferry Halim (Terj.)
Penerbit Atria (Serambi), Juli 2007
486 Hal.

Wulfrun, Cwen – ibunya dan Gode, adiknya, tinggal di lingkungan Biara Whitby yang dikepalai oleh Suster Hild. Cwen menjadi seorang penenun di sana, sementara Wulfrun merawat angsa-angsa mereka. Mereka hidup sangat miskin. Sebelum tinggal di Biara Whitby, mereka tinggal di daerah Fisherhead. Bahkan, Cwen terpaksa menjual Sebbi, kakak laki-laki Wulfrun, sebagai budak. Dan menjual semua harta benda mereka, kecuali sebuah kotak pernikahan.

Di dalam kotak pernikahan itulah sebuah rahasia tersimpan. Wulfrun menemukan sebuah kalung yang sangat indah. Diam-diam, Wulfrun sering memakai kalung itu dan mengagumi dirinya sendiri. Karena kalung itulah, keluarga mereka dicap sebagai pencuri oleh para penghuni biara dan sekitarnya. Wulfrun tertangkap basah ketika sedang bermain dengan kalung itu. Cwen menyerahkan diri untuk ditangkap. Wulfrun yakin ibunya tidak bersalah dan bertekad menyelamatkan ibunya dari tiang gantungan.

Tapi, dari mana Wulfrun bisa mendapatkan bantuan, sementara orang-orang yang selama ini baik, memalingkan muka mereka. Menurut ramalan Fridgyth, ahli ramuan di biara itu, bantuan akan datang dari seseorang yang tak terduga. Dan… ramalan itu terbukti. Bantuan itu datang dari Elfled, seorang putri Raja Oswy dan Ratu Ianfleda yang diserahkan kepada biara. Padahal sehari sebelumnya terjadi pertengkaran antara Wulfrun dan Elfled yang manja itu.

Demi membalas budi Elfled, Wulfrun rela menjadi ‘budak’ Elfled. Wulfrun membantu Elfled dalam pelajaran menulis. Lama-lama mereka berdua menjadi sahabat, meskipun kadang Elfled masih menganggap dirinya lebih tinggi dari Wulfrun. Dengan alasan agar Elfled bisa lebih mengenal dunia luar, Adfrith, calon biarawan, meminta ijin pada Irminburgh, wanita yang diberi tugas mengawasi Elfled, untuk mengajak Elfled berjalan-jalan dengan menunggang kuda dan tentu saja, Wulfrun harus ikut.

Mereka bertiga berjalan ke tempat-tempat yang diduga bisa memberikan informasi yang berharga untuk menyelamatkan Cwen. Sampai akhirnya, mereka bertiga plus Cadmon si pengembala sapi, sampai ke Barmburgh, istana Raja Oswy dam Ratu Ianfleda, orang tua Elfled. Banyak hal yang terduga yang mereka temui dan dengar selama perjalanan panjang mereka itu. Selain menyelamatkan Cwen, ternyata mereka juga harus menyelamatkan kerajaan dari rencana ‘kudeta’ Irminburgh.

Cerita Gadis Serigala ini berlatar belakang sejarah era Anglo-Saxon. Beberapa nama dalam buku ini memang nyata, hanya ada beberapa nama yang dirubah sedikit biar lebih familiar. Nama Wulfrun, Cwen, atau Gode adalah karangan si penulis.

Cerita persahabatan yang sedikit banyak bikin terharu. Elfled yang manja, lama-lama bisa juga bersikap dewasa, yang secara gak langsung, karena pengaruh Wulfrun.

Friday, September 14, 2007

The Bartimaeus Trilogy # 2: The Golem’s Eye (Mata Golem)

The Bartimaeus Trilogy # 2: The Golem’s Eye (Mata Golem)
Jonathan Stroud
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, Juli 2007
624 Hal.

Dua tahun berselang sejak kasus pencurian Amulet Samarkand yang berujung pada kematian Simon Lovelace, Nathaniel yang lebih dikenal dengan nama John Mandrake, bukan lagi bocah laki-laki ingusan yang dianggap sok tahu. Karena jasanya menyelamatkan Perdana Menteri Deveraux, Nathaniel mendapatkan pekerjaan sebagai asisten di Departemen Urusan Dalam Negeri, membantu master barunya, Jessica Withwell.

Karir Nathaniel di pemerintahan dipertaruhkan, karena adanya persaingan di dalam kubu pemerintahan sendiri. Nathaniel menghadapi tekanan untuk mengungkapkan kasus pencurian benda-benda sihir oleh kelompok Resistance. Karena, dukungan dari Perdana Menteri sendiri membuat banyak pihak-pihak yang iri dan ingin menjatuhkan Nathaniel.

Sementara itu, gerakan kelompok Resistance, yang terdiri dari para commoner yang memiliki kelebihan bisa bertahan terhadap serangan sihir dan kemampuan lainnya, membuat rencana besar untuk mempermalukan dan menjatuhkan pemerintahan. Mereka ini adalah kelompok orang-orang yang membenci para penyihir yang sok berkuasa. Mereka melakukan aksi pencurian benda-benda sihir. Salah satu anggota Resistance, adalah Kitty, gadis yan g pernah mencuri cermin pengintai Nathaniel.

Namun, ketika kasus kelompok Resistance sedang marak, muncullah kasus pengrusakan hebat terhadap tempat-tempat bersejarah di London. Pihak pemerintahan menuduh kelompok Resistance berada di balik peristiwa ini. Tekanan terhadap Nathaniel semakin hebat. Foliot, imp dan makhluk-makhluk lain yang diminta untuk memata-matai kejadian itu tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Kemampuan Nathaniel diragukan.

Dengan terpaksa, Nathaniel kembali memanggil Bartimaeus. Nathaniel merasa hanya jin itulah yang mampu membantunya dalam kasus ini. Aksi saling benci tapi rindu itu menjadi bumbu yang asyik dalam buku ini.

Kesimpulan Bartimaeus mengatakan bahwa perbuatan itu bukanlah perbuatan kelompok Resistance, melainkan perbuatan sebuah Golem. Nathaniel mendapat tugas untuk menyelediki masalah Golem ini sampai ke Praha.

Namun, tetap saja, Nathaniel dianggap tidak becus dan malah dituduh sebagai pengkhianat. Ditambah lagi, kasus pengrusakan terakhir yang sangat menggemparkan. Dan, Nathaniel pun bertemu kembali dengan Kitty Jones.

Gue semakin suka dengan buku ini, karena gak lagi berkutat pada Nathaniel yang terkesan tertutup, tapi juga pergolakan emosi dalam diri seorang commoner yang menaruh dendam pada para penyihir. Belum lagi, Bartimaeus yang sombong, yang selalu menganggap dirinya lebih tapi sebenernya juga penakut. Tapi, Bartimaeus, meskipun ia merasa seharusnya ‘tampil’ sebagai jin jahat, toh, diam-diam dia peduli sama masternya, Nathaniel dan punya rasa kasihan juga sama Kitty.

Sosok-sosok jin, foliot, imp atau makhluk apa pun yang ada di buku ini, yang harusnya menyeramkan malah digambarkan selalu dalam sosok yang konyol. Dan, kalo baca percakapannya si Bartimaeus, entah sama Nathaniel atau sama makhluk sesama jin, selalu bikin pengen ketawa gara-gara sikap sok tahunya itu.

Kaya’nya nih, Kitty Jones masih bakal ketemu lagi sama Nathaniel di buku ketiga.

Monday, September 10, 2007

Keluarga Flood: Asal Usul Keluarga Flood

Keluarga Flood: Asal Usul Keluarga Flood
(The Floods: Home and Away)

Colin Thompson
Ferry Halim (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. 1, Agustus 2007
235 Hal.

Di dua buku sebelumnya, kita tahu bahwa Nerlin Flood masih keturunan penyihir terkenal, Merlin Flood, dan Mordonna adalah putri seorang raja. Tapi, kita gak tau, gimana caranya Keluarga Flood bisa ‘muncul’ di Amerika, tepatnya di jalan Acacia 11 dan 13. Di buku ketiga inilah, asal usul keluarga Flood diceritakan.

Jadi… Nerlin dan Mordonna berasal dari sebuah negara bernama Transylvania Waters. Mordonna adalah putri yang sangat cantik, anak Raja Quatorze yang mata duitan dan suka ngamuk, dan Ratu Scartchrot yang diam-diam suka sama penasihatnya, Vessel. Raja Quatorze mengurung Mordonna, karena ia tidak mau anaknya jatuh cinta dan menikah dengan sembarang orang. Sementara ini, Mordonna sudah dijodohkan dengan seorang pangeran dengan imbalan yang menggiurkan bagi Raja Quatorze. Tapi, Mordonna sendiri tidak menyukai keadaan ini. Sebenarnya, Mordonna punya saudara perempuan bernama Howler, yang penampilannya sangat bertolak belakang dengan Mordonna. Sampai-sampai katanya, setiap orang yang melihatnya akan terpana… atau lebih tepatnya terkejut!

Suatu hari, karena sedang kesal, Mordonna berjalan-jalan, dan tidak sengat terperosok ke dalam sebuah lubang tempat tinggal Manusia-Manusia Kotor. Ya, negeri Transylvania Waters, terdiri dari dunia atas tempat para penyihiri tinggal dan dunia bawah tempat para Manusia-Manusia Kotor yang menghuni saluran bawah tanah. Asal tahu aja, penyihir Merlin juga berasal dari Manusia-Manusia Kotor, tapi karena sebab yang tidak bisa diceritakan, nasibnya berubah.

Saat terperosok itu, Mordonna jatuh menimpa Nerlin yang sedang membersihkan saluran air yang menjijikan itu. Mereka pun langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Mordonna tidak mau kembali lagi ke istananya dan Nerlin langsung melamar Mordonna dengan memberikan sebuah cincin indah yang dijalin dari benang emas bertahtakan batu berlian. Hmmm… Raja Quatorze gak tau kalau di bawah tanah tersimpan harta yang tak ternilai.

Raja Quatorze kalang kabut karena putri kesayangannya menghilang dan semakin berang ketika tahu Mordonna memilih seorang Manusia Kotor sebagai suaminya. Ratu Scartchrot justru mendukung pilihan anaknya. Dan, diam-diam ia pun merancang usaha pelarian bersama Vessel.

Mereka berempat melarikan diri dari Transylvania Waters. Raja Quatorze juga tidak tinggal diam, ia mengirim mata-mata paling top (tapi bloon banget) di Transylvania Waters untuk membuntuti mereka. Tapi, Nerlin dan rombongan lebih pintar karena dibantu oleh Sheman, seorang penyihir perempuan yang sakti, meskipun mereka diliputi ketakutan karena adanya Pembisik Maut, utusan Raja Quatorze yang sangat berbahaya.

Dalam perjalanan, Mordonna ‘berkali-kali’ melahirkan anak. Karena ia penyihir, tentunya proses kehamilan dan kelahiran tidak seperti manusia biasa. ‘Hasilnya’ pun ajaib. Di sinilah, kita akan tahu kenapa Valla suka dengan darah, kenapa Satanella berwujud seperti anjing, kenapa Merlinmarry berbulu, lalu Winchflat yang jenius juga si kembar Morbid dan Silent.

Perjalanan mereka sangat panjang, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah tempat yang pas untuk menampung keluarga Flood yang diramalkan akan punya 7 anak itu, di Jalan Acacia 13.

Buku ketiga ini lebih kocak dan gak terlalu banyak yang berdarah-darah. Yang lucu adalah George si Keledai sama trio mata-mata yang bodoh itu. Cerita perjalanan panjang yang rasanya mustahil dibumbui detail-detail lucu. Lebih asyik dan seru. Dan lebih pas buat anak-anak karena gak terlalu sadis seperti buku-buku sebelumnya.

Thursday, September 06, 2007

Anansi Boys (Anak-Anak Anansi)

Anansi Boys (Anak-Anak Anansi)
Neil Gaiman
Femmy Syahrani Ardiyanto (Terj.)
GPU, Agustus 2007
432 Hal.

Charlie Nancy, lebih dikenal sebagai ‘Fat Charlie’ (well… thanks to his Dad, Mr. Nancy), bukanlah sosok pemuda yang istimewa, yang bakal jadi inceran para perempuan atau sosok pemuda yang sukses. Bekerja sebagai staf keuangan di perusahaan konsultan keuangan dengan boss yang licik bernama Graeham Coats, punya kehidupan yang biasa banget, satu-satunya yang ‘istimewa’ mungkin hanyalah ia (beruntung) memiliki kekasih bernama Rosie. Mereka berdua sedang merencanakan untuk menikah meskipun ibu Rosie tidak terlalu setuju dengan rencana itu. Charlie juga sedang berdebat dengan Rosie apakah akan mengundang ayahnya yang ia anggap memalukan itu.

Tapi, ternyata, Charlie tidak perlu khawatir soal itu. Ketika ia mencoba menghubungi ayahnya, justru ia mendapat kabar dari tetangganya, bahwa ayahnya sudah meninggal. Ia pun terbang dari London ke Florida untuk menghadiri pemakaman ayahnya. Memalukan sekali bagi Charlie, karena ayahnya meninggal di panggung ketika sedang menyanyi dan dalam posisi yang tidak pantas.

Kematian ayahnya belum cukup untuk membuat Charlie tenang, karena ada masalah baru lagi. Ada rahasia yang selama ini disimpan ayahnya. Empat orang nenek-nenek, tetangga mereka, bercerita bahwa Charlie sebenarnya punya saudara laki-laki, dan lebih aneh lagi, ia bisa memanggilnya lewat laba-laba.

Meski gak percaya, Charlie mencoba ‘memanggil’ saudaranya. Dan, muncullah seorang pemuda yang mirip dengannya di pintu apartemen Charlie. Semakin aneh lagi, si saudara ini, yang dipanggil Spider, bercerita bahwa ayah mereka adalah seorang Dewa Anansi, dewa jail. Sifat Spider bertolak belakang banget dengan Charlie. Lebih charming, lebih supel dan lebih ceria.

Yang lebih menyebalkan lagi, Spider mulai berbuat dalam kehidupan Charlie. Ia muncul di kantor Charlie dengan mengaku sebagai Charlie dan menakut-nakuti si boss dengan informasi keuangan, lalu, yang paling parah, merebut tunangan Charlie.

Charlie berniat mengusir Spider. Tapi, malah membuat dia terjerumus dalam masalah yang lebih besar lagi. Charlie tiba di sebuah dunia lain, yang isinya dipenuhi binatang aneh yang hampir semuanya membenci Anansi. Charlie membuat perjanjian dengan seorang (seekor) Wanita Burung. Selain masalah Spider, tiba-tiba saja, Charlie jadi incaran polisi.

Banyak tokoh di buku ini yang tadinya gak berhubungan sama sekali, di ending-nya semua bertemu di satu tempat. Seperti biasa, Neil Gaiman menceritakan sisi gelap manusia yang dilihat dari sudut yang ‘aneh’. Kalo membayangkan sosok Charlie, kadang kasihan, kadang ngeselin, soalnya koq jadi orang suka pasrahan aja. Hehehe.. emang lebih asyik si Spider, meskipun gayanya sok, tapi emang lebih cool.

Tapi, pada dasarnya, gue gak terlalu suka sama buku ini. Mungkin karena banyak binatang-binatang anehnya. Bacanya juga jadi tersendat-sendat. Gue lebih suka Neverwhere.

Tuesday, September 04, 2007

Indonesian Idle

Indonesian Idle
Okke ‘sepatumerah’
Gagas Media – 2007
242 Hal.

Diandra, mungkin sekilas, adalah tipe ‘pembosan’. Ia gak pernah bertahan di tempat bekerjanya lebih dari 6 bulan. Tipe-tipe ‘kutu loncat’, yang seneng cari yang baru. Alasannya: belum ketemu yang pas. Padahal sang ibu sudah berkali-kali mengingatkan untuk hati-hati, gak bagus di CV kalo keseringan pindah kerja. Tapi, itulah Diandra… mumpung masih muda, berbagai kesempatan disabetnya.

Sampai akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai staf artistik di sebuah majalah fashion, ‘Femme’. Genggsi Diandra dan ibunya langsung naik di mata saudara-saudaranya. Maklum, ibu Diandra adalah single parent. Ayah Diandra adalah seorang pilot yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Demi pekerjaan itu, Diandra harus rela meninggalkan Bandung dan hijrah ke Jakarta.

Lingkungan kerja di ‘Femme’ dipenuhi orang-orang trendy. Semua berbicara apa yang lagi in, must have item, item to die for… sampai gosip-gosip seputar artis yang dateng ke Femme. Tapi, semua terlihat gak bersahabat bagi Diandra. Ketika berkenalan pun, Diandra merasa gak dianggap bahkan oleh sebelah mata sekalipun. Untung ada salah satu rekannya sesama staf artistik yang baik, Theresia. Bahkan, ternyata, tempat tinggal Theresia berseberangan dengan kost Diandra.

Tapi ternyata, pekerjaannya di Femme hanya bertahan sebulan. Bukan karena Diandra tidak menyukainya, meskipun punya bos seperti monster, tapi karena ada ‘politik kantor’ yang menyebabkan Diandra jadi korban. Diandra pun dipecat sebelum masa percobaannya habis. Meskipun akhirnya Diandra diminta kembali lagi, tapi demi harga diri, Diandra menolak.

Diandra akhirnya tinggal di rumah Tere. Demi ‘menyambung hidup’ di kota besar, Diandra rela bekerja sebagai penjaga warnet, tapi gara-gara mengalami pelecehan seks, Diandra keluar. Diandra ogah balik ke Bandung, karena malu ketauan ibunya. Pertama kalinya Diandra merasakan gak enaknya gak punya kerja, dan susahnya nyari kerja baru.

Lama-lama, Diandra menemukan di mana tempat yang sesuai dengannya, meskipun sempat membuat persahabatannya dengan Tere terputus. Diandra sudah mengecewakan sahabat baiknya.

Novel ini asyik banget buat temen sore-sore, sambil tidur-tiduran. Endingnya gak mengecewakan... memuaskan pembacalah... Ringan… lancar… ada ‘something’nya tapi gak berat. Pelajarannya: jangan jadi kutu loncat… ini nih yang selalu diingetin sama dosen dan senior gue waktu kuliah… karena emang gak bagus buat di CV. Hehehe..

Monday, September 03, 2007

Merah Itu Cinta

Merah Itu Cinta
FX. Rudy Gunawan
Gagas Media – Juli 2007
114 Hal.

Beda sama novel ‘Selamanya’ yang ngomongin tentang warna putih, kalo di novel ini, udah ketauan dari judulnya, akan didominasi sama warna merah.

Perkenalan Raisa dan Rama diawali ketika Raisa marah-marah karena Rama yang fotografer itu seenaknya aja memotret rambut merah Raisa. Tapi justru warna merah itulah yang akhirnya menyatukan mereka.

Cerita di novel ini dimulai ketika Raisa sedang menantikan kedatangan Rama yang baru pulang dari liburan di Australia. Semua sudah dipersiapkan secara detail dan sempurna untuk menyambut Rama. Raisa sudah memasak, menata meja dan berdandan cantik dengan gaun merahnya. Tapi, Rama tak kunjung datang. Raisa kecewa berat. Ternyata, Rama mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

Raisa yang keliatan dari luar cewek yang tomboy dan mandiri, ternyata adalah seseorang yang rapuh. Kalau gak ada Fanny, temannya, mungkin Raisa sudah mati karena bunuh diri.

Suatu hari di rumah Rama, Raisa melihat sebuah foto Rama ketika berada di Australia. Ada satu yang janggal di foto itu menurut Raisa. Di foto itu, Rama terlihat begitu bahagia, bahkan Raisa tidak pernah melihat Rama sebahagia itu. Raisa curiga ada orang lain di hati Rama.

Hanya satu yang bisa menjawab pertanyaan Raisa, yaitu Aria, sahabat Rama. Sama dengan Raisa, Aria juga terpukul dengan kepergian Rama. Kehilangan orang yang sama-sama mereka sayangi ternyata malah mendekatkan mereka. Apalagi Aria dengan sabar menemani Raisa yang masuk rumah sakit karena mau bunuh diri.

Ada alasan sendiri kenapa Aria mendekati Raisa. Bukan karena ia menyukai Raisa, tapi karena ia ingin mencari ‘sisa-sisa’ Rama dalam diri Raisa. Ada rahasia di balik hubungan persahabatan Rama dan Aria.

Dari awal nih, dari sejak nama Aria muncul, udah gitu kedatangan Aria dengan segala rasa yang ia ungkapkan tentang Rama, ketebak banget ada apa di antara mereka. Jadinya baca novel ini udah gak seru lagi…

Akhir cerita dibiarkan menggantung, gak ada emosi yang bikin pembaca gemes karena nanggung, atau happy kah… atau sedih kah… Karena ya.. itu… ada sesuatu yang udah ketebak di tengah. Mungkin kalo nonton filmnya, bisa dapet penyelesaian yang cukup masuk akal.

Selamanya

Selamanya
Rio Rinaldo
Gagas Media – Juli 2007
172 Hal.

Weekend ini, gue membaca tiga buku tipis dan ringan dan sedikit ‘melow-melow’. Tadinya sih mau nyelesain si Anansi Boys, tapi bukunya ketinggalan di kantor. Jadi ya, sudahlah… buat rileks di akhir pekan, gpp deh… Jadi gue membaca dua novel adaptasi – Selamanya dan Merah itu Cinta, plus satu buku a la chicklit, Indonesian Idle.

Ini nih, yang pertama:

Diawali dengan pertemuan di kantor polisi, cinta lama pun bersemi kembali. Aristha, adalah seorang pemakai dan pengedar narkoba. Dalam salah satu transaksi di sebuah kafe, Aristha tertangkap… mmm… sebenernya sih, dia udah berhasil melarikan diri dan bersembunyi dalam gorong-gorong kotor plus bau… tapi gara-gara seekor tikus yang menjijikan, Aristha berteriak dan teriakannya kedengeran sama polisi yang mengejarnya. Akhirnya, Aristha pun pasrah untuk digiring ke kantor polisi.

Sementara itu, Bara baru saja melamar kekasihnya, Nina. Di tengah-tengah momen romantis itu, tau-tau telepon genggamnya berdering dan ternyata itu dari temannya yang minta dibebasin gara-gara kasus yang sama dengan Aristha.

Maka, bertemulah Bara dan Aristha di kantor polisi.

Ternyata, Bara dan Aristha adalah sepasang kekasih ketika SMU. Dulu, Bara-lah yang ‘memperkenalkan’ Aristha pada obat-obatan terlarang itu, sampai akhirnya, Aristha ketagihan dan masih terus jadi pemakai. Dulu, mereka berjanji untuk bersatu selamanya… tapi, tiba-tiba saja, 6 tahun yang lalu, Bara meninggalkan Aristha tanpa kabar berita. Aristha yang putus asa pun lari ke obat terlarang. Saat ini, Bara sudah bersih dan selain ia memang masih belum bisa melupakan Aristha, Bara merasa bertanggung jawab karena ia-lah, Aristha jadi seperti ini.

Aristha yang tadinya menolak kehadiran Bara, lama-lama luluh juga. Tapi, langsung hancur lagi begitu tahu Bara sudah bertunangan.

Sebenarnya sih, Bara gak benar mencintai Nina seperti yang ia rasakan ke Aristha. Baginya, Aristha-lah matahari hidupnya, sementara Nina adalah bulan yang merupakan ‘pantulan’ dari Aristha. Makanya, Bara seolah hendak menjadikan sosok Nina semirip mungkin dengan Aristha. Misalnya, dengan meminta Nina selalu memakai baju berwarna putih, warna kesukaan Aristha.

Membaca cerita seperti ini, dari awal juga udah keliatan, mau seperti apa endingnya. Fighting for true love deh… seperti Bara yang bertekad menyembuhkan Aristha meskipun ia harus tega melihat penderitaan Aristha ketika sedang sakaw.

Kalo biasanya baca buku atau nonton film Sekar Ayu Asmara, akan ditemui nuansa mistis yang kental plus masalah kejiwaan, di buku ini, kaya’nya lebih berat unsur dramanya, unsur romantisnya… meskipun… akhirnya, gak kalah tragis dari cerita-ceritanya yang lain.

Kaya’nya emang lebih enak baca novel adaptasi-nya dulu dibanding nonton filmnya, ‘pengkhayalan’ jadi lebih bebas... meskipun, seperti novel adaptasi lainnya... buku ini tipis banget, kita jadi gak bisa mengenal tokoh lebih dalam, masalah yang ditampilkan seolah hanya garis besarnya aja.

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang