Monday, April 23, 2007

Penulis Hantu

Judul asli: The Ghost Writer
Penulis: John Harwood
Penterjemah: Fahmi Yamani
Editor: Siska Yuanita
GPU, Maret 2007
416 Hal.

Gerard Freeman, tinggal di Mawson. Sejak kecil, ibunya selalu menceritakan keindahan kampung halamannya di Staplefield. Tapi, cerita itu berhenti ketika suatu hari, Gerard menemukan sebuah cerita hantu di laci kamar ibunya. Sejak itu ibunya selalu tutup mulut dan tidak pernah lagi bercerita tentang Staplefield dan masa remajanya.

Ibu Gerard, Phyllis Hatherley memang bersikap sangat protektif terhadap Gerard. Sedikit saja Gerad pulang terlambat dari sekolah, maka ketika pulang, ia akan menemukan ibunya sedang mondar-mandir di dekat telepon.

Suatu hari, Gerard mendapat sebuah surat dari sebuah lembaga korespondensi intertasional (AFS jaman dulu itu kali ya…). Dikatakan di surat itu, ada seorang gadis bernama Alice Jessel yang ingin menjadi teman Gerard. Meski takut ibunya tidak setuju, diam-diam Gerard membalas surat itu dan mengiyakan ajakan berteman itu.

Seperti yang sudah diperkirakan, Phillys tidak menyetujui hal itu. Tapi, Gerard berani menentang ibunya, dengan alasan ibunya tidak mau berbagi cerita lagi dengannya.

Alice adalah seorang gadis seumuran dengan Gerard. Menurut cerita Alice, ia adalah gadis berkursi roda dan ada kemungkinan cacat seumur hidup. Alice mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan yang dialaminya bersama orang tuanya. Orang tua Alice sendiri meninggal dalam kecelakaan tersebut.

Sikap Alice begitu misterius. Meski Gerard sudah mengirim foto dirinya, Alice membiarkan Gerard untuk membayangkan sosok dirinya. Lama-lama, pertemanan di antara mereka menjurus ke arah yang lebih jauh. Mereka mulai saling menyatakan cinta. Tentu saja, Gerard yang agresif. Hubungan Alice dan Gerard berlanjut sampai mereka dewasa. Cara mereka berkomunikasi tidak lagi dengan tulisan tangan, tapi sudah lewat email. Alice terus menjanjikan bahwa tidak lama lagi mereka akan bertemu karena sekarang ia sedang menjalani sebuah pengobatan yang memungkinkan ia berjalan kembali.

Sampai dewasa, Gerard tidak pernah tahu rahasia yang disembunyikan ibunya. Gerard masih penasaran dengan cerita hantu yang ditulis oleh neneknya, Viola. Gerard pun mencari berbagai referensi di perpustakaan, dan menemukan beberapa cerita lagi yang ditulis Viola.

Ibu Gerard bersikap penuh rahasia. Ia selalu tampak ketakutan. Dan ketika Gerard pernah bertanya tentang cerita hantu itu, ibunya berkata, “Dan salah satunya menjadi nyata.”

Setelah Phyllis meninggal, Gerard bertekad untuk menyelidiki masa lalu keluarganya. Berangkatlah ia ke London. Ia memasang iklan untuk mencari tahu tentang keluarganya. Dan, tanpa disangka-sangka, iklan itu dijawab oleh Mrs. Hammish yang mengaku sebagai sahabat Anne Hatherley, kakak Phyllis.

Gerard pun mendapat kunci rumah masa kecil ibunya. Di sana menemukan buku harian Anne Hatherley yang setelah diresapi ternyata mirip dengan salah satu cerita yang ditulis Viola, yaitu ‘Sang Hantu’.

Semakin lama, semakin terungkap rahasia masa lalu ibu Gerard, dan memang benar, salah satunya ada yang menjadi nyata.

Terpengaruh oleh cover, anggapan cerita horror sudah ada sejak awal. Tapi, lama-lama, sedikit membosankan. Tentang Alice, sedikit banyak sudah bisa diperkirakan sejak awal. Sosok misteriusnya, pasti berhubungan dengan ‘dekat’ dengan Gerard. Lalu, tingkat ketegangan juga naik-turun, seperti nonton film hantu dengan sosok melayang-layang dengan gaun yang indah.

Dari Arsip Campur Aduk Mrs. Basil E. Frankweller

Judul asli: From the Mixed-Up Files of Mrs. Basil E. Frankweller
Penulis: E. L. Konigsburg
Penterjemah: Cuning K. Goenadi
Editor: Poppy Damayanti
GPU, April 2007
200 Hal.

Karena merasa gak diperhatikan dan tidak istimewa, Claudia memutuskan untuk kabur dari rumah. Sebagai anak sulung, Claudia bertanggung jawab atas beberapa pekerjaan di rumah, seperti membuang sampah dan menjaga salah satu adiknya, Kevin. Claudia punya tiga orang adik, James, Steve dan Kevin. Karena ia merasa mendapat perlakuan yang tidak adil, Claudia memutuskan untuk ‘memberi sedikit pelajaran’ pada orang tuanya.

Claudia merencanakan aksi melarikan diri itu dengan matang. Tapi, berhubung ia hanya punya sedikit uang saku (lagi-lagi ia merasa ada yang tidak adil), ia mengajak salah satu adiknya, James. Kenapa Claudia ngajak James? Karena James punya banyak uang. Adiknya satu ini memang tergolong teliti dalam menyimpan uang sakutnya.

James tadinya sama sekali tidak tertarik dengan apapun rencana kakaknya. Tapi, petualangan yang dijanjikan Claudia membuatnya memutuskan untuk ikut dalam pelarian kakaknya. James diberitahu semua detail rencana dan diharuskan menjaga rahasia.

Tibalah mereka di hari yang telah ditetapkan untuk melarikan diri. James ditunjuk untuk jadi bendahara. Tentu saja, karena sebagian besar uang kan adalah milik James. Dan James memang benar-benar pelit, irit dan penuh perhitungan dalam menggunakan uangnya. James tidak mengijinkan kakaknya untuk naik bis, apa lagi naik taksi. Semua harus dilakukan dengan jalan kaki!

Entah apa yang membuat Claudia memilih Museum Seni Metropolitan di New York sebagai tempat persembunyian mereka. Bagi Claudia, New York adalah kota sebenarnya. Di sana begitu sibuk dan tampak begitu ‘penting’, dibanding tempat tinggalnya selama ini di Greenwich.

Agar petugas museum tidak curiga, karena hari itu adalah hari sekolah, mereka berdua berlagak seperti anak-anak yang sedang mengadakan kunjungan ke museum. Claudia dan James menyusup ke dalam rombongan anak sekolah.

Di malam hari, mereka berdua menunggu di dalam toilet sampai petugas selesai memeriksa museum setelah tutup. Kemudian mereka mencari tempat untuk tidur. Claudia pun menemukan tempat tidur antik untuk mereka berdua.

Masalah lain adalah masalah makan. Pengeluaran harus diperhitungkan secermat mungkin, mereka harus berhemat agar bisa bertahan. Sampai suatu malam mereka menemukan sebuah tempat yang memberi ‘pemasukan’ untuk mereka, dan Jamie pun agak sedikit royal.

Di siang hari, mereka berkeliling museum, mengikuti rombongan anak sekolah dan mempelajari isi museum. Di hari pertama, mereka memutuskan untuk belajar seni Renaissance Italia. Saat itulah, Claudia terpukau pada sebuah patung malaikat yang jadi tontonan banyak orang.

Mereka berdua memutuskan membongka misteri di balik patung itu yang disebut-sebut sebagai karya Michaelangelo, yang dibeli museum itu dengan harga yang sangat murah untuk ukuran benda seni dari seorang perempuan tua kolektor barang antik bernama Mrs. Basil E. Frankweller.

Dan cerita di dalam buku ini, adalah surat yang dikirim oleh Mrs. Basil kepada Mr. Soxenberg. Tapi, siapa Mrs. Basil dan Mr. Soxenburg ini ya?

Buku ‘Dari Arsip Campur Aduk Mrs. Basil E. Frankweller’ ini dicetak kembali dalam rangka memperingati 40 tahun buku ini ditulis. Jadi tahun 1967, buku ini ditulis oleh E. J. Konigsburg dan pada tahun 1968 mendapatkan penghargaan Newbery Award.

Sunday, April 15, 2007

Buku-Buku BJ Habibie


Inilah hasil dari acara Book Signing 'Detik-Detik yang Menentukan' di Kinokuniya - Plaza Senayan hari Sabtu tanggal 14 April 2007.

Saturday, April 14, 2007

When a Man Lost a Woman

When a Man Lost a Woman
Ita Sembiring
Gagas Media, Cet. 1 – 2007
202 Hal.

Kaya’nya nih, cerita tentang perempuan patah hati udah banyak banget, yang ditulis dengan gaya yang meratap, mendayu-dayu, atau ada juga yang ditulis dengan semangat alias lebih optimis ‘menatap masa depan’. Tapi, gimana kalau sekarang para pria yang patah hati, apakah akan menangis meraung-raung, apa akan mengunci diri dalam kamar, gak makan, gak minum, gak tidur? Atau dengan mudah mencari pengganti perempuan lain?

Ita Sembiring – yang sebelumnya pernah menulis novel ‘Jerit: Suatu Ketika Di Lho’seumawe’ dan ‘Negeri Bayangan (Terrorist Free)’ – mencoba ‘menggali’ perasaan para pria yang ditinggalkan atau kehilangan perempuan yang mereka cintai. Seorang penulis perempuan tapi menulis tentang rasa sakit hati cowok-cowok. Gimana jadinya ya? Berhubung Ita Sembiring bermukim di Belanda, maka setting cerita dalam novel ini banyak mengambil tempat di negara Kincir Angin itu.

Terdiri dari beberapa cerita pendek dengan tokoh-tokoh yang kalau diulik-ulik saling berhubungan. Kalau pernah nonton film ‘Crash’ pasti ngerti, deh.

Diawali dengan Perus yang berusaha menjalin hubungan lagi setelah bercerai dengan istrinta, karena istrinya selingkuh. Tapi, Perus malah akhirnya terjebak cinta yang mungkin tidak akan bisa berlanjut dengan sepupunya sendiri, Erdas.

Sementara Erdas, yang ternyata juga mencintai Perus, punya teman namanya Purjil. Purjil adalah perempuan Indonesia yang menikah dengan Boris agar bisa mendapatkan kewarganegaraan Belanda.

Lalu, Boris berteman dengan Jan Peter, yang beristri orang Indonesia, Rasti, tapi Rasti ini juga mengkhianatinya.

Jan Peter yang kemudian sempat menjalin hubungan dengan Aguisa – yang sempat membuat liburan Perus di Spanyol lebih berwarna.

Tapi, apa jadinya kalau Perus, Jan Peter dan Boris bertemu? 3 orang patah hati, 3 orang pria yang pernah disakiti perempuan? Hehehe.. mereka akan bilang, “Aku mau berlibur ke satu tempat yang tidak ada perempuannya.” (Hal. 177)

Kalau melihat tokoh-tokoh pria dalam novel ini, memang terkesan bahwa mereka sudah menyerahkan seluruh cinta mereka untuk seorang perempuan tapi, ternyata si perempuan malah meninggalkannya setelah mendapat keuntungan dari laki-laki itu. Contoh Rasti, ia dipercaya untuk mengelola hotel milik Jan Peter di Bali, tapi ternyata ia bukannya mengurus hotel itu, tapi malah membuat guest house lain demi keuntungannya sendiri. Perempuan di novel ini seolah digambarkan hanya terpikat pada pria karena nafsu dan harta. Hmmm…

Friday, April 13, 2007

Mogok Lagi... Mogok Lagi....

*bacalah judul di atas sambil bernyanyi sebuah lagu anak-anak* (garink mode: on)

Menindaklanjuti comment Kobo di posting sebelumnya tentang The Historian dan My Name is Red yang 'terhenti' di tengah jalan (baca: separo buku), gue mau menjawab pertanyaan apa yang terjadi dengan buku-buku yang 'diberhentikan dengan paksa' itu.

Penyebabnya tentu karena ada buku lain yang amat sangat lebih menarik, lebih menggoda hati dan iman. Dan, ada yang akhirnya gue baca lagi, ada yang dengan niat "Mau diterusin ah, abis baca buku lain", ada yang, "Well.... good bye, my friend.. 'till we meet again."

Daftar buku yang 'terlantar' lumayan banyak:
- Ada 'Orange Girl' (Jostein Gaarder): ini hadiah ultah dari suami gue dua tahun yang lalu (dulu belum jadi suami), baru dibaca separo... sekarang ada di samping tempat tidur gue, dengan niat yang kuat untuk dibaca lagi....
- Ada 'Jonathan Strange & Mr. Norell' (Susanna Clarke): gue hentikan baca buku ini, karena tebalnya yang luar biasa dan tulisannya yang kecilnya juga luar biasa. Belum ada niat untuk diterusin.
- Terus, The Bartimaeus Trilogy Book 1: The Amulet of Samarkand (Jonathan Stroud): dihentikan karena apa gue lupa... belum ada niat juga untuk diterusin.
- Klan Otori 2 : abis ngebosenin - gak seseru yang pertama
- Gadis Icarus: serem soalnya.. buku ini gue taro di lemari bagian belakang, biar gak keliatan lagi... sama nasibnya dengan Sihir Perempuan (Intan Paramaditha)

Masih ada beberapa lagi yang bahkan gue udah lupa judulnya apa aja. Biasanya nih, ketika gue lagi 'memandang' lemari buku gue, gue akan liat buku-buku yang gak selesai itu, dan, kalo ketemu buku yang kepingin gue baca lagi, buku itu akan gue keluarin dari lemari dan gue taro di sebelah tempat tidur... meskipun belum tentu juga akan langsung gue baca. Penyakit jelek gue nih, kalo gue udah beli buku, terus gak selesai bacanya, terus gue punya buku baru lagi, nah... buku lama itu semakin malas untuk gue baca. Alhasil, buku di samping tempat tidur gue semakin bertambah tinggi...

Jadi, mungkin jawaban gue atas pertanyaan kobo, mostly, adalah "yah sudahlah sampai disini dulu teman-teman, merdeka!"

Yang 'tersendat' lalu 'terhenti' di tengah Jalan

Karena sesuatu dan lain hal.. dua buku ini, gue hentikan dulu. Lemah, letih, lesu kalo baca kedua buku ini... (hmmm... alesan aja sih...). Alasan sebenernya, karena ada buku-buku lain yang lebih menggoda hati dan 'berpenampilan' lebih bersahabat alias lebih gampang dibawa-bawa dan ceritanya lebih menarik.

Jadi, sampai batas waktu yang tidak ditentukan... gue mengucapkan sampai jumpa lagi untuk The Historian dan My Name is Red...

Thursday, April 12, 2007

Molly Moon Stops the World

Tapi kita semua debu bintang

--- Molly Moon (Hal. 287)


Molly Moon Stops the World (Molly Moon Menghentikan Dunia)
Geogia Byng
Poppy Damayanti (Terj.)
GPU, April 2007
384 Hal.

Setelah melewati berbagai kejadian melalui kemampuan hipnotismenya, Molly Moon berjanji pada Rocky, sahabatnya, untuk tidak menghipnotis orang lagi. Padahal terkadang, Molly kepingin sekali melakukan hipnotis. Dan kesempatan itu datang ketika seorang teman lama, Lucy Logan, pustakawati yang menghipnotis Molly agar menemukan buku hipnotisme, mengirim surat dan mengundangnya datang ke rumahnya.

Di rumah Lucy, Molly diberi ‘tugas’ untuk menghentikan seseorang yang bernama Primo Cell, yang juga mempunya kemampuan hipnotisme yang lebih hebat dari Molly. Tugas Molly ini berkaitan dengan tujuan Primo Cell untuk menjadi Presiden Amerika Serikat. Selain itu, hilangnya Davina Nuttell, bintang cilik yang perannya di ‘Bintang-Bintang di Mars’ digantikan oleh Molly ketika ia berada di New York. Ternyata Primo Cell juga seing menghipnotis para bintang terkenal agar mereka mau menjadi model iklan produk yang dimiliki Primo Cell. Singkatnya, Primo Cell hampir menguasai seluruh public figure, mulai dari bintang film Hollywood sampai politisi.

Berangkatlah Molly, beserta sebagian penghuni Happiness House – termasuk Mrs. Trinklebury dan Mr. Nockman – ke Los Angeles, tempat markas Primo Cell berada. Ketika sampai di Los Angeles, kota itu sedang sibuk mempersiapkan ajang akbar malam anugerah Piala Oscar. Molly dan Rocky segera mencari cara agar mereka bisa masuk ke dalam tempat acara itu diadakan, karena mereka yakin bisa bertemu dengan bintang-bintang yang sudah dihipnotis Primo Cell.

Ternyata, tidak semudah itu membebaskan mereka dari pengaruh hipnotis Primo Cell. Otak dan benak mereka benar-benar terkunci dan hanya bisa dibuka dengan kata kunci tertentu. Secara kebetulan, mereka bertemu dengan Primo Cell. Dan ternyata, wajah Molly sudah tidak asing bagi pemirsa tv, pertama karena perannya di ‘Bintang-Bintang di Mars’ dan juga karena iklan layanan masyarakat yang dibuatnya bersama Rocky. Mereka berdua diundang untuk makan malam di rumah Primo Cell. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menyelidiki ruang-ruang di rumah Primo Cell.

Tugas Molly Moon kali ini lebih sulit daripada yang ia duga. Berbeda dengan Mr. Nockman yang penghipnotis amatir, Primo Cell lebih tangguh dan kejam. Bahaya menunggu Molly dan Rocky yang bahkan bisa berujung pada kematian.

Banyak kejutan yang diterima Molly kali ini. Di usianya yang baru 11 tahun, Molly menemukan bahwa dirinya punya kemampuan lain yang membuat dirinya sendiri terkejut.

Petualangan Molly semakin seru dan lucu. Molly juga semakin pintar, cerdas dan cerdik.

Wednesday, April 11, 2007

Can't Hardly Wait...

Buku Baru Tracy Chevalier

Hari ini buku pesanan gue dateng... Buku Tracy Chevalier yang baru, judulnya 'Burning Bright'. Dan di dalamnya ada tanda tangan Tracy Chevalier. Ini nih, sinopsis singkatnya:

No. 13 Hercules Buildings, Lambeth, 1792. Poet, artist, and printer William Blake - local eccentric and political radical - works anonymously amidst the raucous din of a teeming, jittery London. Across the Channel, revolution is imploding in France. Nearby, the renowned Astley's Circus is rehearsing its upcoming show, and next door the Kellaway family, recently arrived from the countryside, is moving in. Maggie Butterfield, the streetwise daughter of a local rogue, is looking for trouble - or at least a friend. When she and young Jem Kellaway are dawn into Blake's spell, the chance meeting of three unusual souls sets the stage for an impassioned journey. Jem and Maggie spark for an impassioned of the poet, influencing one of the greates and most mystical works in English literature, Songs of Innocence and of Experience.

Tracy Chevalier
Dutton, March 2007
311 Hal.
ISBN: 978-0-525-94978-7

Monday, April 09, 2007

Tiga Venus

Tiga Venus
Clara Ng
GPU, Maret 2007
296 Hal.

Pertama kali liat ‘promo’ buku ini, gue inget sama bukunya Andrei Aksana yang judulnya Pretty Prita, tentang seseorang yang make a wish untuk jadi orang lain, dan beneran kejadian.

Di buku ini, 3 perempuan memulai harinya dengan keruwetan masing-masing, hal-hal yang bikin stress yang bikin mereka mengucap keinginan, “Aku ini semua kegilaan ini segera berlalu.” Dan… ‘pop’… di pagi hari mereka terbangun dan mereka sudah jadi orang lain.

Pertama, Emily, seorang lajang, wanita karir dengan kedudukan yang ok, super sibuk, dan modis. Emily memulai paginya dengan telepon dari boss besar, lalu rapat di kantor seharian, bahkan ketika dalam perjalanan pulang, boss besar itu minta ia kembali ke kantor untuk berdiskusi lagi hingga larut malam. Belum lagi ditambah dengan telepon dari ibunya yang ribut tentang masalah jodoh.

Lalu, Juli, tetangga Emily. Juli adalah ibu rumah tangga model Lynette di Desperate Housewives. Punya 3 anak – sepasang kembar laki-laki dan perempuan bernama Maretta dan Marcel, lalu satu lagi anak laki-laki bernama Nico. Kesibukannya dimulai di pagi buta. Anak-anak yang sakit, anak-anak yang nakal, ditambah dengan kesibukan usaha catering dan yang gak kalah heboh, urusan ibu mertua yang seperti nenek sihir. Juli makin stress ketika suaminya kadang cuek-bebek, ditambah lagi, ternyata Juli baru tahu kalau ia sedang hamil lagi.

Tokoh ketiga adalah Lies, masih teman Juli juga. Lies adalah seorang guru sastra di sebuah SMU. Ia seorang janda yang bercerai karena mantan suaminya suka ‘main tangan’. Lies kerap jadi bahan omongan para abg di sekolahnya. Lies juga menghindari kedekatan dengan laki-laki karena trauma, termasuk ketika salah satu rekan guru, Moza, mendekatinya. Masalah terbesarnya adalah ketika salah satu murid favoritnya, Kim, hamil di luar nikah dan melakukan aborsi.

Di malam yang sama mereka mengucapkan permohonan yang sama, dan di pagi hari… sama-sama terkejut ketika mereka memandang cermin dan mendapati diri mereka ternyata ‘bukan’ diri mereka masing-masing.

Emily menjadi Juli – Juli menjadi Lies – Lies menjadi Emily

Untungnya mereka tinggal berdekatan, dan ketika saling melihat ke diri mereka yang baru, mereka saling membantu. Dan, segala kehebohan pun dimulai.

Emily yang serba praktis tiba-tiba harus menjadi ibu rumah tangga yang sedang hamil muda
Juli yang ibu rumah tangga harus jadi guru, dan menahan cemburu karena harus jauh dari suami dan anak-anaknya.
Dan Lies yang mungkin bisa dibilang rada konservatif harus mendadak jadi direktur dan mempimpin sejumlah rapat, dan berhasil balas dendam ke mantan suaminya.

Mereka bertiga bukan hanya mendapat pengalaman baru, tapi juga memperoleh sebuah persahabatan.
Be careful of what you wish…

Neverwhere (Kota Antah Berantah)

Neverwhere (Kota Antah Berantah)
Neil Gaiman
GPU – Maret 2007
440 Hal.

Richard Mayhew, laki-laki biasa yang punya kehidupan yang biasa-biasa saja. Pindah dari Skotlandia ke London untuk bekerja di tempat yang baru, lalu bertemu Jessica dan bertunangan dengannya. Meskipun Jessica adalah tipe perempuan yang ‘mendominasi’, tapi, Richard sangat mencintainya. Richard punya koleksi boneka Troll yang dipajang rapi di mejanya. Kadang Richard menganggap hidupnya membosankan, tapi merasa sangat beruntung memiliki Jessica.

Sampai di suatu hari, ketika hendak makan malam bersama Jessica, Richard melihat seorang perempuan tertelungkup dalam keadaan luka-luka. Richard bersikeras untuk menolong perempuan itu, tapi, Jessica marah dan memutuskan pertunangan mereka. Richard pun membawa perempuan itu yang bernama Door ke apartemennya. Dan keesokan harinya, Richard didatangi dua orang aneh bernama Mr. Croup dan Mr. Vandemar yang sadis dan menjijikan.

Setelah Door pergi, Richard kembali ke kehidupannya sehari-hari. Paling tidak itulah yang ia kira. Karena, ketika ia hendak berangkat ke kantor, terjadi berbagai keanehan – tidak ada taksi yang mau berhenti, tidak diakui lagi di kantornya, yang paling parah, Jessica tidak bisa mengingatnya.

Richard sampai ke sebuah tempat yang namanya London Bawah. Richard bertemu dengan orang-orang yang menurutnya ‘ketinggalan’ jaman. Richard kembali bertemu dengan Door, yang ternyata menyimpan misi tertentu.

Keluarga Door dibunuh dengan sadis. Door ‘beruntung’ masih hidup karena ketika kejadian itu ia tidak ada di rumah. Tapi, Door dikejar-kejar orang yang ingin membunuhnya. Karena Door dan keluarganya punya kemampuan luar biasa.

Bersama Door, Marquis de Carabas dan Hunter, Richard menelusuri lorong-lorong London Bawah –saluran-saluran air, stasiun kereta bawah tanah. Awalnya Richard selalu tidak percaya jika mereka bertiga menyebut tempat-tempat yang Richard tahu sudah lama ditutup dan dilupakan orang. Tapi, makin lama, Richard semakin percaya dengan keanehan yang ada, misalnya: pasar terapung yang diadakan di Harrod’s, mencari malaikat Islington, bertemu rat speaker, berteman dengan penipu, dan hampir saja mati karena ‘terhisap’ oleh wanita penghisap kehidupan bernama Lamia yang beramora lily white-honeysuckle.

Di London Bawah, Richard, Door, Marquis de Carabas dan Hunter berusaha lari dari kejaran orang-orang yang memburu mereka.

Novel ini bergenre fantasi, tapi bukan untuk anak-anak, melainkan untuk orang dewasa. Neil Gaiman membuat novel dengan latar dunia yang (seolah-olah) sudah kita kenal, tapi ternyata menyimpan rahasia lain di baliknya. Buat gue… mmm… novel ini terkesan… mmm… unik… seru aja ‘mengunjungi’ dunia bawah tanah yang gelap gulita, bau, tapi misterius…
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang