Monday, February 26, 2007

Travelers’ Tale


We always question life. But can life question us?


--- Francis (hal. 118)

Travelers’ Tale
Belok Kanan: Barcelona!

Aditya Mulya, Alaya Setya, Iman Hidajat & Ninit Yunita
Gagas Media, Cet. 1, 2007
230 Hal.

Apa jadinya ya, kalo empat penulis berkolaborasi nulis cerita tentang traveling. Pastinya udah pada makan asam garam di dunia per-traveling-an. Paling nggak, gak asal nulis dan ngarang deh soal tempat-tempat yang ada di buku. Salah satu yang bikin gue tertarik beli buku ini, ya, karena ditulis sama empat orang, plus, cerita tentang tempat-tempat asyik di penjuru dunia.

Inti sebenernya, apa lagi kalo bukan cerita cinta, cerita persahabatan. Retno, Farah, Jusuf dan Francis sudah bersahabat sejak jaman mereka SD. Awalnya gak ada tuh, rasa yang aneh-aneh… murni persahabatan. Tapi, tindakan yang simple, tiba-tiba bikin mereka sadar kalo ada sesuatu yang lebih dari sekedar persahabatan.

Di sini ‘ruwet’nya. Pertama, Francis suka sama Retno, tapi dua kali ‘nembak’, dua kali pula Retno menolaknya. Tapi, diam-diam, gara-gara peristiwa bakpao, Farah ternyata suka sama Francis… dan ternyata, gara-gara ada acara bedah kodok di pelajaran biologi, Jusuf yang garink pun jatuh hati sama Farah.

Gak ada gayung bersambut… semua malah bertepuk sebelah tangan. Semua menyimpan rahasia di hati masing-masing. Persahabatan tetap berjalan seperti biasa.

Selesai sma, mereka berpisah. Bekerja di negara yang berbeda, tapi tetap berhubungan via email. Dan… datanglah email yang mengejutkan… email undangan pernikahan dari Francis. Dalam emailnya tertulis kalau Francis akan menikah dengan gadis Katalunya di Barcelona. Dan Francis sangat mengharapkan ketiga sahabatnya itu bisa hadir.

Perjalanan melintas negara di mulai. Dengan perhitungan budget yang ketat, mereka berangkat ke Barcelona, dengan misi masing-masing. Mencoba mencari jawaban atas masa lalu yang bikin penasaran demi masa depan.

Farah terbang dari Hon An di Vietnam – Amman – Budapest…
Jusuf terbang dari Cape Town – Abidjan… (plus di tengah peperangan…)
Retno terbang dari Kopenhagen...
Francis terbang dari Kansas City...

Ke satu tujuan… Barcelona…

Asyik banget baca buku ini… (Ups, nyontek comment-nya Wimar Witoelar di Kata Pengantar). Banyak tempat-tempat yang bikin gue mikir, “Wah.. kapan gue kesana ya?” Poin plus untuk buku ini, ada beberapa tips-tips untuk melakukan traveling.. tips yang diselipin dengan kata-kata kocak… tapi, berguna lho…

Sesekali ada foto hitam-putih yang sayangnya suka gak jelas itu gambar apa. Foto yang berwarna hanya ada di setiap awal bab. Iya, sih.. kalo semuanya berwarna… harga bukunya pasti jadi lebih mahal, tohhh… Di setiap awal bab, diselipkan quotation yang bikin kita semakin pengen traveling around the world…

Gue pun menebak-nebak: siapa nulis tentang siapa? Hmmm… let me guess: Farah is Alaya; Retno is Ninit; Jusuf is Aditya (gelo soalnya) and Francis is Iman.

The Golden Compass (Kompas Emas)

The Golden Compass (Kompas Emas)
Phillip Pullman
B. Sendra Tanuwidjaja (Terj.)
GPU, November 2006
488 Hal.

Lyra Belacqua tinggal di Akademi Jordan. Dia tidak tahu siapa keluarganya. Yang dia tahu, Lyra diasuh di Akademi Jordan, tempat para Cendikiawan. Lyra hanya tahu bahwa dia memiliki seorang paman, yaitu Lord Asriel. Lyra mempunyai dæmon bernama Pantalaimon. Dæmon bisa dibilang seperti binatang peliharaan… atau lebih dari itu… pelayan? Soulmate?. Setiap orang mempunyai dæmon. Ketika seseorang masih kecil, dæmon mereka belum mempunyai bentuk tetap, bisa berubah-ubah, kadang bisa jadi tikus, bisa jadi macan tutul atau cerpelai. Ketika dewasa, dæmon memiliki bentuk tetap, yang menunjukkan sifat pemiliknya. Dæmon dan pemiliknya tidak bisa dipisahkan dalam jarak yang jauh. Mereka harus selalu berdekatan. Jika mereka berpisah dengan dæmon, maka mereka akan merasakan kerinduan dan kesedihan yang sangat mendalam pada dæmon mereka. Seseorang yang tidak memiliki dæmon, akan jadi sangat mengerikan, seperti mayat hidup, seperti ‘terpenggal’. Jika mereka meninggal, maka mereka akan dikubur bersama dæmon mereka.

Lyra gemar bertualang. Ia dan temannya, Roger, menjelajah seluruh isi Akademi Oxford. Bahkan ia sering bermain dan bertengkar dengan orang-orang Gipsi. Suatu ketika, banyak anak-anak kecil menghilang. Gosip beredar, mereka diambil para Pelahap. Kehilangan mereka berhubungan dengan isu Debu.

Dan ketika Roger ikut menghilang, Lyra tidak tinggal diam. Ia bertekat mencari di mana Roger berada. Tapi, belum sempat Lyra mengadakan penyelidikan, datanglah seorang Cendikiawan wanita bernama Mrs. Coulter dengan dæmon-nya monyet emas. Lyra begitu mengagumi Mrs. Coulter, meskipun Pantalaimon curiga dengan monyet emas itu. Ketika Mrs. Coulter mengajak Lyra tinggal bersamanya, Lyra senang sekali. Sebelum pergi ke rumah Mrs. Coulter, Lyra dibekali sebuah alethiometer oleh Master Akademi. Alethiometer adalah sebuah alat yang bisa memberi petunjuk sebuah kebenaran.

Lyra pun tinggal di rumah Mrs. Coulter, di mana tempatnya begitu mewah dan berkelas. Lyra bagai dimanja oleh Mrs. Coulter. Tapi, itu sebelum Lyra mengetahui sebuah kebenaran tentang Mrs. Coulter.

Lyra kabur dari rumah Mrs. Coulter ketika sedang berlangsung pesta di rumah itu. Tapi, Lyra yang sempat tidak tahu tujuan, diselamatkan oleh keluarga Gipsi. Lyra menjadi salah satu anak yang paling diburu oleh para polisi.

Ketika Lyra tahu ada anak-anak Gipsi yang juga menghilang, Lyra mengajak orang-orang Gipsi untuk mau membantunya menyelamatkan anak-anak yang diambil para Pelahap, sekaligus menyelamatkan Lord Asriel yang ditawan dan dijaga oleh beruang berbaju besi.

Lyra menjadi satu-satunya perempuan yang ikut ekspedisi ke Utara. Dalam ekspedisi ini, Lyra ikut bersama pemimpin orang-orang Gipsi, yaitu Lord Faa dan Farder Coram. Mereka juga dibantu oleh beruang besi yang terbuang dari kaumnya, Iorek Byrnison. Tapi, dalam sebuah pertempuran, Lyra tertangkap. Bukan hanya sekali… tapi dua kali… dan ketika ia berhasil bebas dan bertemu Lord Asriel, Lyra harus menerima sebuah kenyataan yang menyakitkan…

Awalnya cerita ini sempat membosankan. Persis seperti gambaran Lyra tentang kehidupan di Akademi Jordan yang banyak aturannya. Tapi, begitu memasuki bagian ketika orang-orang Gipsi mempersiapkan ekspedisi ke Utara, mulai terasa ketegangannya, dan semakin menarik untuk diikuti.

The Golden Compass adalah bagian pertama dari Trilogi His Dark Materials. Dunia dalam kisah ini terbagi tiga, pada bagian pertama adalah sebuah dunia yang mirip dengan dunia kita, tapi berbeda dalam berbagai hal. Sehingga kalau kita baca buku bagian pertama ini, kita akan merasa dunia mereka sama dengan dunia kita. Sedangkan di buku kedua, yaitu The Subtle Knife (Pisau Gaib), cerita terbagi dalam tiga dunia, yaitu dunia yang ada di The Golden Compass, lalu dunia yang kita kenal dan dunia ketiga yang berbeda dari dunia kita dalam banyak hal. Lalu di bagian terakhir dari trilogy ini, The Amber Spyglass, cerita akan berpindah-pindah di antara beberapa dunia.

The Golden Compass sudah dibuat filmnya dan dibintangi oleh Nicole Kidman (sebagai Mrs. Coulter), Daniel Craig (Lord Asriel) dan Dakota Blue Richards (Lyra).

Summer in Seoul

Summer in Seoul
Ilana Tan
GPU, Oktober 2006
280 Hal.

Setelah 'berkunjung' ke Belgia, hari sabtu ini gue 'main-main' ke negeri Ginseng alias Korea... menikmati cerita cinta yang menurut gue kocak juga a la Han Soon-Hee and Jung Tae-Woo. Tiga perempat novel ini gue baca selama menemani suami gue belanja komputer di Mangga Dua. Untung gue bawa buku, kalo gak gue bisa bt nungguin dia belanja sementara gue gak dapet apa-apa di sana.


Entah apa yang ada di benak Sandy alias Han Soon-Hee, gadis blasteran Indonesia-Korea, ketika ia menerima permintaan untuk berpose sebagai kekasih penyanyi muda terkenal di Korea, Jung Tae-Woo. Bukan karena alasan uang, bukan karena alasan Soon-Hee adalah penggemar berat Jung Tae-Woo. Malah ketika pertama kali bertemu Jung Tae-Woo, sikap Soon-Hee amat sangat biasa-biasa saja.

Semua ini diawali ketika secara tidak sengaja, handphone Han Soon-Hee tertukar dengan milik Jung Tae-Woo. Han Soon-Hee terpaksa mengembalikan handphone itu ke rumah Jung Tae-Woo. Padahal ini semua bukan kesalahan Han Soon-Hee, asisten manajer Jung Tae-Woo yang tidak sengaja mengambil handphone Soon-Hee di sebuah toko makanan karena ternyata model dan deringnya sama. Dan di rumah Tae-Woo-lah, pertama kali Han Soon-Hee bertemu dengan penyanyi yang diidolakan perempuan se-Korea.

Dari pertemuan itu, terbersit ide untuk menjadikan Han Soon-Hee sebagai kekasih rahasia Jung Tae-Woo. Semua ini dilakukan hanya untuk menepis gosip yang menyatakan bahwa Jung Tae-Woo adalah seorang gay. Gosip ini dianggap kurang menguntungkan bagi kemunculan perdana Tae-Woo setelah empat tahun.

Ternyata semua ini tidak hanya berakhir dengan foto pertama yang segera tersebar luas di tabloid-tabloid gosip. Wartawan semakin penasaran dengan sosok misterius perempuan yang bersama Tae-Woo karena tidak pernah tampak dengan jelas wajahnya di foto. Soon-Hee juga harus merahasiakan semu ini dari orang-orang terdekatnya.

Di balik semua kepura-puraan ini, diam-diam, mereka mulai saling tertarik. Mulai merasakan cemburu dan bertanya-tanya jika tidak ada kabar.

Tapi yang paling membuat mereka resah adalah kisah empat tahun lalu, sebuah kejadian ketika Jung Tae-Woo sedang mengadakan acara jumpa penggemar, kejadia yang membuat Jung Tae-Woo vakum selama empat tahun. Ada kenyataan tak terduga yang mungkin membuat mereka tidak bisa bersatu.

Wednesday, February 21, 2007

Four Seasons in Belgium

Hidup adalah pilihan. Kita yang harus memilih jalan
hidup kita. Pilih senang atau susah? Menang atau kalah? Kaya atau miskin?

--- Lala, hal. 175

Four Seasons in Belgium
Fanny Hartanti
Gramedia, Juli 2006
232 Hal.

Di tengah-tengah baca The Historian yang tuebeeelll itu, gue ngerasa perlu sedikit refreshing… untuk meredakan ketegangan. Akhirnya gue memutuskan untuk baca novel metropop. Udah lama sih, gue gak baca novel metropop. Gue pun ‘melirik’ dua novel dengan judul yang 'manis' “Summer in Seoul” and “Four Seasons in Belgium”.

Yang pertama gue baca ada Four Seasons in Belgium. Cerita tentang Dewi Andini atau Andin yang dikirim oleh perusahaan consumer goods di Jakarta untuk bekerja selama dua tahun di Belgia. Tugas ini disambut Andin dengan suka cita, karena ternyata, selain untuk karirnya, Andin punya misi khusus, yaitu, bertemu lagi dengan kekasihnya, Dave.

Andin adalah tipe gadis yang mandiri, cuek dan bergaya. Berada jauh dari keluarga dan tanah air tidak serta merta membuatnya homesick berlebihan. Dengan cepat, Andin beradaptasi dengan lingkungan di Belgia. Andin cepat bergaul dengan teman-teman bulenya, ikutan gaul ke pub, jalan-jalan ke negara-negara di Eropa, yang pastinya, semakin menyenangkan dengan adanya Dave, kekasihnya yang tampan itu.

Urusan pekerjaan tidak ada masalah, tapi urusan percintaan yang malah membuat emosi Andin naik turun. Semandiri apa pun seorang perempuan, setegar apa pun dia, ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya hamil, tetap saja bagai petir di siang bolong. Ditambah lagi, sambutan Dave yang ternyata di luar dugaannya. Dave ternyata lebih memilih pekerjaan dari pada Andin dan calon bayi mereka. Andin pun harus memilih, apakah mempertahankan kandungannya atau pergi ke Belanda untuk melakukan aborsi. Pilihan yang berat bagi Andin. Ketika karirnya sedang cemerlang, kehamilan yang datang bisa menjadi salah satu hambatan.

Selama ini, Andin selalu rajin baca majalah Cosmo, Elle, dll, yang jadi panduannya dalam mode dan kehidupan sehari-hari. Tapi, bisa gak Cosmo dan teman-temannya membantu Andin ketika dalam masa sulit seperti ini?

Beruntung Andin punya sahabat yang baik, Lala dan Nick. Lala, teman asal Indonesia, yang diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dalam kehidupannya, dan Nick, pemuda blasteran Indonesia, yang baik banget dan ternyata menyimpan rasa pada Andin.

Sekali lagi, Andin membuktikan kalau dia perempuan yang tough. Andin gak serta-merta jadi cengeng, menuntut pertanggungjawaban Dave dan meratap sepanjang hari. Andin tetap melanjutkan hari-harinya meskipun ia jadi harus super hemat… gak ada lagi shopping barang-barang ber-merk yang lagi sale, gak ada lagi clubbing and merokok…

Dan, gimana ketika Dave memutuskan untuk kembali sama Andin, akankah Andin menerima Dave begitu saja… apa gak nanti Dave akan meninggalkannya lagi? Lalu, gimana ketika tiba-tiba Nick bilang cinta sama Andin? Nick yang super baik… akankah membuat keputusan Andin pulang ke Indonesia jadi batal?

Sekali lagi gue membaca, cerita tentang sebuah pilihan… sanggup gak membuat pilihan, gak hanya atas nama cinta, tapi juga yang rasional?

Monday, February 12, 2007

The Sisters Grimm: Petualangan Detektif Dongeng

Judul Asli: The Sisters Grimm, Book One: The Fairy Tale Detectives
Penulis: Michael Buckley
Penterjemah: Mutia Dharma
Qanita, Cetakan I Januari 2007
320 Hal.
Rp. 39,500

Siapa yang tidak kenal Grimm Bersaudara – Penulis karya-karya klasik tentang dongeng dan keajaiban, seperti: Cinderella, Snow White, Hansel & Gretel, dan masih banyak lagi.

Tapi, siapa yang tahu kalau keturunan Grimm Bersaudara masih ada sampai saat ini.

Sabrina dan Daphne Grimm adalah kakak-beradik. Mereka yatim piatu, orang tua mereka diculik dan tidak pernah ada kabar berita, apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal. Sabrina dan Daphne tinggal di panti asuhan . Sudah beberapa kali mereka berganti orang tua asuh, tapi, mereka selalu berhasil kabur dari rumah orang tua asuh mereka itu.

Sampai akhirnya, Sabrina dan Daphne dibawa ke sebuah kota bernama Ferryport Landing. Mereka dijemput oleh seorang perempuan tua yang mengaku sebagai nenek mereka, bernama Relda Grimm. Padahal, ayah mereka pernah bercerita kalau nenek mereka sudah meninggal.

Mereka dibawa Nenek Relda ke rumahnya yang aneh. Rumah itu harus dibuka dengan ratusan kunci yang berderet. Ketika di dalam rumah, Nenek Relda akan berkata, “Kami pulang!” Rumah itu juga dipenuhi tumpukan buku-buku yang ada di lantai, meja, di bawah sofa dan kerpet. Judul bukunya juga tak kalah aneh: 365 Cara untuk Memasak Naga, Autobiografi Ratu Jahat, atau, Sepatu, Mainan dan Kue: Tradisi Kerajinan Tangan Khas Kaum Elf.

Makanan yang dibuat Nenek Relda lebih aneh lagi: spaghetti berwarna hitam yang dibuat dari tintai cumi-cumi, serta sausnya yang berwarna oranye terang yang rasanya sedikit berkari. Tidak ketinggalan bakso berwarna hijau jambrud.

Tidak seperti Daphne yang langsung menyukai Nenek Relda, Sabrina masih tetap menunjukkan sikap bermusuhan. Dia menganggap Nenek Relda adalah orang yang aneh, dan curiga bahwa Nenek Relda punya maksud buruk terhadap mereka berdua. Sabrina berencana kabur dari rumah Nenek Relda, seperti yang ia lakukan di rumah orang tua asuh sebelumnya.

Tapi, pelarian mereka tidak berhasil. Di halaman rumah Nenek Relda, mereka disengat makhluk seperti kunang-kunang yang ternyata adalah segerombolan pixie.

Ferryport Landing dulunya bernama Fairyport Landing. Di sini tinggal berbagai tokoh dongeng, yang disebut Everafter. Menurut Nenek Relda, buku Kumpulan Dongeng Grimm bersaudara bukanlah dongeng, tapi fakta sejarah. Jaman dahulu, manusia dan Everafter hidup berdampingan, hingga suatu saat terjadi ketegangan di antara mereka. Everafter diburu, sihir dilarang, naga ditangkap. Grimm Bersaudara menyadai masa dongeng akan berakhir, karena itu mereka mendokumentasikannya. Tapi, ketegangan tidak hanya berhenti sampai di situ.

Petualangan Sabrina dan Daphe dimulai ketika Nenek Relda diculik oleh raksasa. Ternyata, Nenek Relda adalah seorang detektif dongeng di Ferryport Landing. Ketika penculikan itu terjadi, Nenek Relda sedang mengajak Sabrina dan Daphne untuk menyelidiki rumah seorang petani yang diduga diinjak oleh raksasa. Banyak hambatan yang menghalangi kemajuan penyelidikan itu, salah satunya datang dari Walikota Charming yang berniat menggagalkan penyelidikan itu karena ada ‘kepentingan politik’.

Sabrina dan Daphne harus menggantikan peran nenek mereka sebagain detektif dongeng. Ternyata Nenek Relda sudah meninggalkan petunjuk apabila terjadi sesuatu dengan dirinya. Agar bisa menyelamatkan Nenek Relda, Sabrina dan Daphne harus meminta bantuan Cermin Ajaib yang akan memberikan petunjuk yang mereka butuhkan.

Di buku ini banyak tokoh-tokoh dongeng yang ternyata menjalani babak kehidupan yang berbeda dari dongeng-dongeng yang selama ini kita kenal. Misalnya, Putri Salju yang menjadi seorang guru dan gagal menikah dengan Prince Charming. Sementara itu Prince Charming sendiri menjadi walikota Ferryport Landing dan sudah menikah enam kali, di antaranya dengan Rapunzel, Cinderella dan Putri Tidur. Lalu, Jack si Penakluk Raksasa yang malah dipenjara dan punya ambisi untuk jadi pahlawan dengan cara yang licik.

Ternyata kisah dalam dongeng tidaklah selalu berakhir dengan “… happily ever after…”

(thank's to Kobo, buat cover-nya)

Tuesday, February 06, 2007

Size 14 is not Fat Either

Size 14 is not Fat Either: A Heather Wells Mystery
Meg Cabot
Pan Books, 2007
345 Hal.

Fischer Hall kembali menjadi Death Dorm dengan ditemukannya kepala seorang pemandu sorak, Lindsay, di dalam sebuah pot di kantin Fischer Hall. Heather Wells, sebagai asisten direktur yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di Fischer Hall, kembali ‘beraksi’. Meskipun sudah diwanti-wanti agar menjauh dan jangan ikut campur dalam masalah ini, seperti kasus terdahulu di Size 12 is not Fat, Heather tetap saja membandel. Rasa penasaran dan rasa tanggung jawabnya membuat ia kembali ‘tercebur’ dalam kasus ini.

Heather menyelidiki orang-orang terdekat Lindsay. Heather mendapatkan petunjuk dari rekan-rekan Lindsay sesama pemandu sorak. Dari Kimberly, Heather menduga adanya hubungan khusus antara Lindsay dan Coach Andrew. Tapi, petunjuk lain mengarah pada anak pemilik perusahaan kontraktor yang paling berkuasa, Doug dan Steve Winner.

Belum lagi ‘sisa’ tubuh Lindsay ditemukan, salah seorang petugas kebersihan di Fischer Hall, Manuel, dianiaya sekelompok orang tak dikenal. Dalam keadaan lemah, Manuel memberikan petunjuk baru bagi Heather. Ternyata kematian Lindsay berkaitan dengan sindikat pengedaran obat terlarang di antara para siswa. Hal ini juga melibatkan sebuah persekutuan di kalangan siswa, Tau Phi. Sebuah persekutuan turun-temurun yang usianya sudah sangat tua.

Tapi, penyelidikan Heather ini membuat dirinya kembali terjebak dalam bahaya dan hampir membuat dirinya ikut jadi korban. Bahkan salah satu siswanya, Gavin, harus ikut mengalami penyiksaan agar Heather mau menyerah. Tapi, Heather adalah perempuan yang berani. Dia gak nyerah begitu saja, malah ia menantang Winner bersaudara yang sangat berpengaruh itu.

Masalah Heather bukan hanya kasus kematian Lindsay, tapi juga masalah pribadinya. Mulai dari kedatangan ayahnya yang baru keluar dari penjara, lalu, mantan tunangannya, Jordan Cartwright, yang memaksanya untuk datang ke pernikahanya yang katanya akan jadi Celebrity Wedding of the Year, dan juga perasaan terpendamnya pada Cooper Cartwright.

Buku ini gak lebih menarik dari yang pertama. Malah biasa-biasa aja. Pengulangan kalimat, “… dorm, I mean, Residence Hall…” berkali-kali malah jadi bikin bosan dan jadi gak penting. Size 12 yang berubah jadi Size 14 menunjukkan kalo Heather agak sedikit lebih gemuk.. tapi, toh, kata Heather, Size 14 masih ukuran rata-rata perempuan Amerika..

Friday, February 02, 2007

Free Booklet & Map

Waktu abis baca Everyboy's Got One - Meg Cabot, gue iseng-iseng browsing, pengen tau yang namanya Le Marche itu seperti apa. Le Marche adalah tempat Holly, tokoh utamanya, jalan-jalan, adalah tempat di Italia yang jadi lokasi untuk Holly dan teman-temannya menginap.

Nah, gue pengen tau, kaya' apa sih puri-puri di Le Marche. Lalu gue cari-cari di google, ketemulah website: http://www.le-marche.com/Marche/, di sana ada tulisan 'Free Offer: free booklets & map'. Gue klik bagian itu, dan gue kirim email yang isinya alamat pengiriman. Gak berharap banyak juga sih, bakal dikirimin.

Eh.. ternyata, setelah kira-kira dua minggu, datang sebuah amplop besar ke kantor gue, dengan tulisan yang gue tau kiriman dari luar negeri. Ternyata isinya, gue dapet booklet gratis, isinya ada map Le Marche, brosur-brosur tentang tempat wisata di Le Marche dan juga directory kalo kita mau jalan-jalan ke Le Marche (Hahaha.. I wish...)

Dasar gue hobi ngumpulin brosur & peta tempat wisata (luar negeri terutama), gue seneng banget dapet kiriman gratis ini. Nice service...
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang